Share

144.

Puas menangis sampai rasanya kering air mata, Indah terhuyung mencoba bangkit. Kehidupannya boleh jadi hancur, tapi dunia masih terus berputar. Selagi nyawa masih dikandung badan, ada hak raga yang tak bisa dilalaikan.

Indah kembali merapikan lembaran foto yang tak ubahnya anak panah beracun tiap kali ia melihatnya. Indah simpan kotak itu di tempat terbaik, sama seperti seseorang yang sudah memberikan 'kado' istimewa itu, Indah pun mulai menyiapkan hadiah sebagai ucapan 'terima kasihnya'.

"Lagi apa? Kangen," bisik Bara sambil memeluk istrinya dari belakang.

Indah sedang mencuci sayuran di dapur ketika suaminya datang. Indah tak mendengar deru mesin mobil pria itu karena terlalu sibuk dengan pikirannya. Dia harus memastikan satu hal sebelum membulatkan tekad pada keputusan awalnya.

"Kamu habis nangis?" Bara memutar bahu Indah sehingga mereka saling berhadapan. "Kamu sakit?" Menempelkan tangan di kening, Bara terlihat sangat mencemaskan istrinya.

"Aku nggak apa-apa."

Kenyataannya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
berharap indah hanya salah paham, semoga bara tidak melakukan hal menyakiti indah lagi.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status