Share

149.

Seperti baru saja tersadar, Bara tiba-tiba saja memeluk Indah. Lelaki itu menghujani kening istrinya dengan kecupan dan ucapan terima kasih berulang kali.

Sembari menitikkan air mata haru, kata maaf terselip di sela tangisan Bara. Ia eratkan pelukannya. Berjanji tak akan pernah melepas wanita itu dan memperbaiki hubungan mereka. Bara tak mau rumah tangganya dengan Indah berakhir dengan kata perceraian. Cukuplah hanya maut yang bisa memisahkan mereka.

"Hamil? Masa iya aku hamil?" Suara Indah amat lirih tapi masih bisa didengar oleh Wati.

"Lho, kamu kan punya suami, apalagi kalau tiap hari bebikinan bayi, ya wajar kalau hamil. Kok malah kaget begitu, Nduk. Ada-ada saja kamu ini."

"Indah cuma masih belum yakin, Bulik. Kan belum diperiksa juga."

"Bisa kalau mau tes mandiri. Beli alatnya ada di apotek, nanti kalau hasilnya positif bisa langsung periksa ke dokter kandungan biar makin jelas sama dikasih vitamin." Wati masih mengoceh.

Wanita itu memang tak ditakdirkan untuk mengandung ole
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
kadung kecewa, gak up2..hapus aja deh. lupakan novel ini
goodnovel comment avatar
Tari Emawan
thor km kemana aja siy? kok lama ga up2..?!
goodnovel comment avatar
Nina Nadya
kenapa jadi nggak up tiap hari
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status