Yasmin berbicara dengan nada yang sangat lembut dan menunjukkan seolah-olah dia sedang melakukannya untuk kebaikan Zayden. Namun, Zayden hanya mengerutkan keningnya. Dia tentu saja mengetahui apa maksud Yasmin. Dia memang terlihat baik hati, tetapi kata-katanya dimaksudkan untuk mencemarkan nama baik Audrey.“Oh? Wanita sepertinya? Memangnya dia itu wanita seperti apa?” tanya Zayden.Setelah melihat Zayden sepertinya memercayai kata-katanya, Yasmin merasa senang dan menjawab, “Umm ... sebagai adiknya, aku nggak boleh mencemarkan nama baik kakakku ....”Maria pada dasarnya sudah sangat tidak sabar. Berhubung Yasmin tidak ingin mengatakannya, dia langsung menyela dengan buru-buru, “Yasmin, kalau kamu malu mengatakannya, aku saja yang bilang. Tuan, Audrey nggak sepolos penampilannya. Dari SMA, dia sudah pacaran dan sering bergaul dengan pria-pria nggak benar. Nilainya juga sangat hancur. Dengar-dengar, dia pernah ikut pesta seks. Nggak lama setelahnya, dia juga pernah menggugurkan kandun
Meskipun keluarga ini dibangun di atas kontrak palsu, Audrey tetap bisa merasakan kehangatan yang sudah lama tidak dirasakannya.Zayden memapah Audrey keluar dari ruang bawah tanah. Begitu keluar, dia baru melihat luka mengerikan yang terdapat di dahi wanita dalam pelukannya. Meskipun lukanya sudah tidak berdarah, bercak darah yang tertinggal sangat menusuk mata. Zayden pun memicingkan matanya. Tatapannya terlihat sangat dingin dan menakutkan.Tepat pada saat ini, Michael dan Maggie yang sudah mendengar pergerakan dari luar juga buru-buru datang.Melihat semua orang sudah berkumpul, Zayden bertanya dengan nada dingin, “Siapa yang menimbulkan luka ini?”Semua orang saling memandang dan tidak berani berbicara.Zayden menatap Maria, lalu bertanya, “Dari ucapanmu barusan, sepertinya kamu sangat tidak menyukai Audrey. Jadi, apa kamu pelakunya?”Saat melihat tatapan membunuh Zayden, Maria langsung ketakutan. Kedua kakinya juga gemetar dan dia hampir langsung berlutut di lantai.“Bukan aku! I
Awalnya, Audrey mengira Zayden hanya menggertak anggota Keluarga Conner. Tak disangka, Zayden benar-benar langsung mencambuk Michael. Namun, terlepas dari keterkejutannya, Audrey juga merasa cukup gembira.Selama bertahun-tahun setelah ibunya jatuh sakit, Audrey sudah banyak menerima perlakuan buruk dari Michael. Saat ini, Michael dicambuk murni karena kesalahannya sendiri. Dia memang pantas menerima hukuman ini.“Ini hanyalah hukuman yang kecil. Kalau lain kali hal yang sama terulang lagi ....” Zayden tidak menyelesaikan kalimatnya. Dia hanya melirik anggota Keluarga Conner dengan dingin, lalu membawa Audrey pergi.Saat ini, Audrey merasa tubuhnya sudah jauh lebih hangat dan kakinya juga sudah lebih bertenaga. Dia pun mengulurkan tangan dan mendorong dada Zayden untuk mengisyaratkan bahwa Zayden sudah bisa melepaskannya dan membiarkannya jalan sendiri.Namun, Zayden bukan hanya tidak melepaskan Audrey, tetapi malah mengeratkan genggamannya. Melihat Zayden yang begitu bersikeras memapa
Saat teringat tentang anggota Keluarga Conner yang menyebalkan, tatapan Zayden menjadi semakin dingin. Dia pun berkata, “Kelak kalau ada yang berani memukulmu lagi, kamu harus balas memukulnya lebih kuat. Mengerti?” Setelah mendengar ucapan ini, Audrey menatap Zayden dengan heran. Apa Zayden bermaksud untuk mendukungnya? Meskipun ucapan Zayden ini tidak begitu lembut, Audrey merasa cukup terharu. Dia hanya mengiakan dengan suara pelan karena takut gejolak di dalam hatinya terungkap.Tidak lama kemudian, luka Audrey sudah selesai ditangani.Zayden menunduk untuk mengamati luka yang sudah diperban itu sejenak. Setelah itu, dia segera mengatur sebuah pemeriksaan yang menyeluruh untuk Audrey.Awalnya, Audrey tidak ingin begitu repot. Namun, berhubung Zayden bersikeras, dia hanya bisa menurutinya. Setelah Audrey dibawa ke ruang pemeriksaan, Zayden duduk menunggu di luar. Zayden menatap punggung Audrey yang ramping, lalu teringat kembali tentang Audrey yang rela dipukul demi menyimpan raha
Zayden melipat kedua tangannya di depan dada sambil mendengar penjelasan dari Audrey. Namun, senyuman menyindir di bibirnya tidak memudar sedikit pun. Ketika dilihat dari tampangnya, Audrey mengerti bahwa apa pun yang dia katakan saat ini tidak akan berguna.Audrey pun menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan pikirannya yang sedang kacau. Kemudian, dia lanjut berkata, "Maaf, aku tahu kalau mau membuat Tuan Zayden percaya padaku lagi, itu adalah hal yang mustahil. Tapi, beri aku sedikit waktu. Aku akan mengurus hal ini dengan baik dan memberikanmu jawaban yang memuaskan.""Menurutmu, apa aku masih akan membiarkan wanita licik sepertimu tinggal di Kediaman Moore?" tanya Zayden.Raut wajah Audrey menjadi kelam. Faktanya, Audrey bukan tidak ingin meninggalkan Kediaman Moore, tetapi dia butuh sedikit waktu untuk mengurus masalah ibunya. Setidaknya, dia masih belum bisa diusir saat ini. Jika tidak, dengan sifat Michael yang pendendam, Michael pasti akan memperhitungkan masalah hari ini k
"Dokter, tapi aku benar-benar nggak bisa mempertahankan anak ini. Aku harus melakukan aborsi," kata Audrey sambil memohon kepada dokter seusai menenangkan dirinya.Melihat ekspresi memohon yang tulus di mata Audrey, dokter tersebut pun merasa iba. Wanita ini sepertinya juga seseorang yang malang. Akhirnya, dia memilih berkompromi dan berkata, "Kalau kamu bersikeras melakukan operasi, minimal kamu harus merawat tubuhmu dengan baik. Kira-kira butuh setengah bulan."Setengah bulan? Begitu mendengar waktu yang diberikan, keputusasaan dalam hati Audrey menjadi semakin berat. Zayden hanya memberikannya tiga hari dan itu adalah waktu yang diperjuangkan Audrey dengan susah payah. Audrey sama sekali tidak berani membayangkan apa yang akan pria itu lakukan padanya jika dia belum menggugurkan anak ini tiga hari kemudian.Audrey pun hanya bisa memohon kepada dokter untuk segera mengatur operasi, tetapi sikap dokter itu sangat tegas. Apa pun yang terjadi, dia tidak bersedia mempertaruhkan keselama
Setelah duduk di taman untuk waktu yang lama, Audrey pun bangkit. Matanya dipenuhi oleh keteguhan untuk mempertahankan anaknya. Audrey tidak ingin mempertaruhkan nyawa demi keberhasilan operasi, juga tidak ingin kehilangan hak untuk menjadi seorang ibu. Seusai mengambil keputusan, Audrey pun kembali ke Kediaman Moore.Begitu sampai di kamar, Audrey melihat Zayden sedang duduk di sofa sambil menatapnya dengan tatapan yang dingin. Tatapan mereka saling bertemu sejenak, lalu Audrey yang merasa panik segera mengalihkan pandangannya.Tatapan Zayden terlalu mengerikan, seolah-olah dia bisa melihat isi hati Audrey. Jika Zayden tahu hal sesungguhnya yang dipikirkan oleh Audrey, dia pasti akan murka. Audrey yang merasa sedikit gelisah bergegas melangkah pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dan menenangkan diri."Berhenti," ucap Zayden dengan suara yang berat.Audrey menghentikan langkah kakinya, lalu keringat dingin seketika mengalir di punggungnya."Sudah beres?" tanya Zayden sambil me
Saat mendengar Audrey meminta uang sebesar empat miliar, Michael merasa luar biasa emosi.Dasar anak tidak tahu diri ini! Apa dia pikir uang bisa didapatkan dengan mudah?Melihat Michael merasa ragu, Audrey mendengus dingin dan lanjut berkata, "Lagi pula, kamu yang putuskan mau beri atau nggak. Kalau nggak mau, aku akan memberi tahu itu kepada Zayden. Menurutmu, apa yang akan terjadi?"Begitu mendengar ancaman itu, Michael seketika merasa lemas. Dengan sifat Zayden, Zayden telah berbelas kasihan kepadanya dengan hanya memukulinya hingga mengalami cedera serius saat berada di Kediaman Conner kemarin. Jika Zayden sampai turun tangan pada kerja sama Keluarga Moore dan Keluarga Conner ….Saat memikirkan konsekuensi ini, Michael juga tidak berani bersikap angkuh. Meskipun dia tidak terima, dia tetap menyetujui permintaan Audrey dengan enggan.Setelah itu, Audrey segera mengirimkan nomor rekening kepadanya. Tak lama kemudian, Audrey menerima sebuah pesan dari bank yang memberi tahu bahwa dia