Home / Romansa / Dihamili Suami Saudara Kembarku / Bab 6. Ternyata Dia Suami Kembaranku

Share

Bab 6. Ternyata Dia Suami Kembaranku

Author: Nona Kim
last update Last Updated: 2025-09-22 12:42:23

Bab 6. Ternyata Dia Suami Kembaranku

“Sayang, kamu kenapa?” Emilia khawatir.

Alea terduduk di lantai kamar mandi. “Masuk angin biasa.”

Emilia menghela napas pelan. “Kamu yakin?”

Alea mengangguk. “Iya, Ma. Gak usah khawatir.” Ia berdiri di bantu Emilia. “Kenapa Mama ke kamar aku?” tanyanya kemudian.

Emilia memukul jidatnya. “Di bawah ada Reivan.  Dia menunggu kamu.”

“Re-Reivan,” lirih Alea.

“Reivan,” kata Alea. Ia menghampiri Reivan di teras. Lelaki itu memilih duduk di sana.

Reivan tersenyum. Di tangannya ada buket bunga Tulip putih.

“Hai.” Reivan menyapa dan menyerahkan buket itu. “Maaf aku datang tanpa ngabari kamu lebih dulu. Aku yakin kamu gak akan terima teleponku.”

Alea bergeming. Menatap bunga itu. Seketika hatinya remuk.

Setulus ini Reivan padanya!

“Aku kangen, Alea. Aku masih belum paham, salahku di mana, sampai kau menghindariku terus menerus.” Reivan meraih tangan Alea. “Apa karena aku mengajakmu ke bar?”

Alea menggelengkan kepalanya. “Bukan. Aku hanya—”

“Kau ada masalah?” potong Reivan cepat.

Alea gugup seketika.

“Kau menyembunyikan sesuatu padaku? Katakan, Alea. Aku sangat penasaran akan sikapmu belakangan ini.” Reivan berjongkok di depan Alea yang duduk.

Hati Alea sakit melihat Reivan seperti itu.

“Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?” Reivan hampir menangis.

Alea menggelengkan kepalanya. “Bukan seperti itu. Ak-aku mencintaimu.”

“Lalu? Jujur padaku.” Reivan mencium tangan Alea bergantian.

“Kau tau seberapa besar cintaku ke kamu, kan? Aku bahkan sudah membicarakan masa depan kita ke orang tuaku.”

Alea terenyuh mendengarnya. Ia memaksa Reivan berdiri. Memeluk lelaki itu.

Tangisnya pecah.

“Maafkan aku.” Alea berbisik.

Reivan menatap wajah Alea. Dengan cepat ia mencium bibir itu. Hanya sebentar tanpa menuntun lebih.

“Aku mencintaimu.” Reivan berkata tulus.

Alea tidak menjawab.

Dia kembali memeluk Reivan. Jujur, ia juga mencintai lelaki itu, tapi lidahnya kelu.

Tiba-tiba saja perutnya kembali mual. Ia menutup mulutnya.

“Kamu kenapa? Ha?” Reivan panik. “Kamu sakit? Kita ke dokter?”

Alea tidak menjawab. Ia berlari ke dalam bersamaan dengan Emilia yang menuju teras. Mata Emilia mengikuti terus arah pergi putrinya itu.

“Tante, Alea kenapa? Dia sakit?” Reivan kebingungan.

Emilia diam. Memperhatikan wajah Reivan.

“Aku khawatir, Tante.” Reivan mengusap wajahnya kasar.

“Efek mabuk. Mungkin.” Emilia menyahut ragu.

*

 Dua hari berlalu, dua hari juga Alea masih mual hingga dia kesal sendiri.

Ini hari pernikahan Aleza.

Terhitung dari tadi pagi, Alea sudah 4x keluar-masuk kamar mandi. Badannya lemas dan wajahnya pucat pasi setelah muntah.

Seketika pikiran positifnya buyar.

Jikalau efek masuk angin, mustahil sampai dua hari

Ia mengusap wajahnya kasar. “Apa aku hamil?” Ia menatap perutnya yang masih rata. Mengusap perlahan. “Apa ada janin di sini?”

Ia menggelengkan kepalanya. “Aku harus ke apotek sekarang.” Beranjak keluar kamar.

“Sayang, mau ke mana?” Emilia yang sudah rapi dengan gaun mewahnya bertanya.

“Ke depan, Ma. A-aku mau beli obat.” Alea berbohong ke Emilia.

“Kenapa gak panggil dokter aja?” Emilia menyarankan. “Mama telepon, ya?”

Alea menggelengkan kepalanya. “Obat masuk angin aja, Ma. Gak perlu menelepon dokter.”

“Yakin?” Emilia menelisik.

Alea mengangguk.

“Jangan lama. Ini hari pernikahan Aleza.”

Alea mengangguk. “Sebentar saja, Ma. Gak lama kok.”

Alea bergegas pergi ke apotek dekat rumah. Membeli test pack lalu kembali ke rumah. Berganti pakaian dan segera ke hotel di mana pernikahan Aleza dan calon suaminya diadakan.

Setiba di sana, ballroom hotel telah ramai. Acara akad masih belum di gelar.

“Sayang,” kata Emilia.

Alea menoleh. “Ma.” Kepalanya mendadak pusing dan rasa mual kembali muncul. “Aku ke toilet dulu.”

Emilia mengangguk. Walau ia curiga akan kondisi yang dialami oleh putrinya itu, tapi ia bungkam.

Saat di kamar mandi, Alea menarik napas panjang dan mengembuskannya kasar.

Selama dua minggu ini, perutnya terus-terusan terasa mual.

“Alea, kamu baik-baik saja?” tanya Emilia, sembari mengetuk pintu kamar mandi. Emilia mengikutinya.

“Aku cuma capek, Ma, Mama gak perlu khawatir.” Alea menyahut. Ia mengelap keringat yang sudah mengucur sejak tadi.

“Cepat keluar. Akad nikahnya sudah mau mulai.” Emilia kembali berkata.

“Iya, Ma. Sebentar lagi.” Alea kembali menarik napas. Lalu membuka tas kecilnya dan mengeluarkan benda warna putih yang merupakan test pack. Ia membaca petunjuk sejenak lalu mencelupkan ke air urine yang sudah ia siapkan.

“Alea, cepat!” Emilia kembali berkata. Ternyata mamanya masih di depan pintu toilet.

Alea mengambil test pack yang ia celupkan di urine itu dan memasukkan ke dalam tas tanpa melihat lagi. Ia segera keluar dari toilet dan tersenyum ke mamanya. Keduanya segera ke ballroom hotel di mana akad sedang dilaksanakan.

Tidak lama, suara penghulu terdengar.

“Sah?”

“Sah!”

Semua bersorak gembira, tapi tidak dengan Alea. Entah kenapa ia terus khawatir tentang test pack tadi. Alhasil, ia mencoba mengintip di balik tas kecilnya. Kakinya lemas seketika dan kepalanya terasa dihantam beban berat.

Garis dua!

Dia harus bagaimana?

Javier harus tau!

Namun, Alea arus menelan pil pahit saat tahu siapa yang bersanding dengan saudara kembarnya, Aleza. Hatinya penuh, sesak, dan tidak tahu harus bagaimana. Selama ini, lelaki yang diceritakan Aleza padanya adalah Javier.

Javier yang menghamilinya, ternyata suami sah saudara kembarnya sendiri, Aleza!

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 6. Ternyata Dia Suami Kembaranku

    Bab 6. Ternyata Dia Suami Kembaranku“Sayang, kamu kenapa?” Emilia khawatir. Alea terduduk di lantai kamar mandi. “Masuk angin biasa.”Emilia menghela napas pelan. “Kamu yakin?”Alea mengangguk. “Iya, Ma. Gak usah khawatir.” Ia berdiri di bantu Emilia. “Kenapa Mama ke kamar aku?” tanyanya kemudian. Emilia memukul jidatnya. “Di bawah ada Reivan. Dia menunggu kamu.”“Re-Reivan,” lirih Alea. “Reivan,” kata Alea. Ia menghampiri Reivan di teras. Lelaki itu memilih duduk di sana. Reivan tersenyum. Di tangannya ada buket bunga Tulip putih. “Hai.” Reivan menyapa dan menyerahkan buket itu. “Maaf aku datang tanpa ngabari kamu lebih dulu. Aku yakin kamu gak akan terima teleponku.”Alea bergeming. Menatap bunga itu. Seketika hatinya remuk.Setulus ini Reivan padanya!“Aku kangen, Alea. Aku masih belum paham, salahku di mana, sampai kau menghindariku terus menerus.” Reivan meraih tangan Alea. “Apa karena aku mengajakmu ke bar?”Alea menggelengkan kepalanya. “Bukan. Aku hanya—”“Kau ada masal

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 5. Lamaran

    Bab 5. LamaranAlea menghela napas panjang sambil merentangkan tangan. Pekerjaannya akhirnya selesai setelah berjam-jam duduk tanpa banyak bergerak. Di meja, tiga gelas kosong berjejer—teh, kopi, dan minuman ringan—bersama sisa permen serta camilan kecil.“Makan siang.” Fania, teman kerjanya, mendekat sambil tersenyum.“Boleh. Tapi aku gak bawa bekal,” Alea meringis.“Aku traktir. Hari ini aku ulang tahun. Kita makan di kafe dekat sini.” Fania menarik tangannya.“Dengan senang hati.” Alea mengambil tasnya dan berjalan bersama Fania.Hanya butuh tujuh menit berjalan kaki. Begitu sampai, mereka memilih tempat di sudut kafe.“Pesan apa saja, bebas. Aku gak ada acara spesial di ulang tahun ini.” Fania menyerahkan menu.“Terima kasih,” jawab Alea. Untuk sesaat, kekalutan di kepalanya mereda. Bersama Fania, ia bisa berpura-pura baik-baik saja.“Alaaah, kayak sama orang asing aja.” Fania terkekeh.“Aku ke toilet dulu,” ujar Alea, bangkit dari kursi.Namun langkahnya terhenti. Dari pintu toil

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 4. Rahasia Alea

    Bab 4. Rahasia Alea“Sayang, Mama minta maaf.” Emilia merasa bersalah. Alea membaringkan tubuhnya. “Tolong keluar, Ma. Aku mau sendiri.”Emilia beranjak. Ia berhenti di depan pintu, menatap kembali ke putrinya itu. “Mama selalu ada untuk kamu.”Alea menarik selimut. Memilih tidak menjawab ucapan mamanya. Dia kemudian tidur karena besok harus menjalani aktivitas rutin lagi.Hari-hari dihabiskan Alea dengan kesedihan meski tidak ada Zardan di rumah.Sudah sepuluh hari sejak Reivan yang dibentak kemarin, sepuluh hari ini juga Zardan tidak ada di rumah karena mengurus perusahaan di luar negeri.Aleza yang waktu itu sedang bahagia karena kekasihnya ingin mereka makan malam privat, menghampiri Alea di sofa ruang tamu. “Untuk kembaranku yang cantik.” Aleza meletakkan piring berisi sepotong kue ke depan Alea, lengkap dengan segelas jus jeruk.Alea menoleh, tersenyum tipis. “Makasih.”“Dicoba, ini enak banget,” kata Aleza sambil menunggu.Namun, Alea hanya diam. Aleza mendesah kesal, lalu me

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 3. Lelaki Berengsek

    Bab 3. Lelaki BerengsekAlea menggigit bibir. “Aku—”“Tidak apa,” potong Emilia lembut. “Kamu sudah dewasa. Mama yakin kamu bisa jaga diri.”Kalimat itu menohok Alea. Bisa menjaga diri? Nyatanya, ia gagal. Dirinya sudah hancur semalam.“Mama selalu percaya sama kamu. Mama bangga sama kamu, Sayang.” Emilia kembali merengkuh putrinya.Alea membalas pelukan itu, mencoba menelan kepahitan dengan kehangatan Mama. Untuk sesaat, ia ingin percaya bahwa semuanya baik-baik saja.“Sudah, sekarang makan dulu. Jangan dipikirkan kemarahan Papa. Nanti Mama yang bicara sama dia.” Emilia menepuk pipi Alea lembut. “Mau Mama suap?”Alea menggeleng cepat. “Aku bisa sendiri, Ma.”“Baiklah. Makan yang banyak, ya.” Emilia berdiri dan keluar kamar, menutup pintu perlahan.Begitu keheningan kembali menyelimuti, Alea menghela napas berat. Bayangan semalam bersama Javier menyeruak lagi, menghantam pikirannya tanpa ampun. Ia menutup wajah dengan kedua tangan, dadanya sesak.Air matanya pecah lagi. Ia memukul dad

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 2. Perjodohan Setara

    Bab 2. Perjodohan Setara“Kenapa diam saja? Jawab pertanyaan Papa!”Suara Zardan memecah udara, tajam, menusuk kepala Alea. “Kamu ini tuli atau apa?”Alea tidak segera menyahut. Langkahnya kaku menuju sofa, tangannya gemetar menunjuk ke arah Javier. “Brengsek!”Javier hanya diam, tatapannya terkunci pada Alea yang mulai menangis.“Apa yang kau lakukan di rumahku?!” bentak Alea lagi. “Alea! Kau ini kenapa?!” bentak Zardan. “Sakit jiwa? Ha?!” “Pa, dia itu—”“Dia itu rekan bisnis Papa!” potong Zardan. Rekan bisnis? Alea menahan senyum getir. “Dia itu berengsek, Pa!” Satu tamparan keras mendarat di pipi Alea. “Kau keterlaluan!” Zardan menahan napas, lalu mengendus. “Dan kau mabuk!”Alea terisak. Papanya selalu begitu—kasar, tanpa peduli apa yang sebenarnya terjadi. Tidak pernah ada ruang untuk mendengar. Beda sekali jika itu Aleza.“Kau benar-benar memalukan. Keluar malam, mabuk, menginap entah di mana, lalu pulang seenaknya.” Tangan Zardan ter-acung menunjuk wajahnya. “Pekerjaanmu

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 1. Kesucian yang Direnggut

    Bab 1. Kesucian yang Direnggut“Panas …,” lirih Alea. Gadis itu naik ke pangkuan Reivan tanpa ragu. “To-tolong aku!” Tangannya meraih kerah kemeja Reivan, menariknya mendekat. Tatapannya sayu, bibirnya menggodanya dengan jarak yang begitu dekat.“Alea, stop! Kamu kenapa?” Reivan, pacar Alea, mendorong bahunya. Gadis itu tak peduli. Alea malah menempelkan bibir ke lehernya, menciumi kulitnya dengan paksa. “Aku tidak mau menodaimu, kita belum menikah.”Kejadian itu menjadi tontonan para pengunjung bar, tak terkecuali Javier, laki-laki berbadan tegap tinggi 180 centi, sudah menunggu momen ini terjadi.“Alea, sadar!” Reivan mencoba menahan, suaranya penuh frustasi, tapi Alea semakin berontak, tangannya mulai meraba, dan bibirnya berhasil meraih bibir Reivan dengan paksa.“Cukup!” Reivan kehilangan kesabaran. Ia mendorong Alea dengan lebih keras hingga gadis itu jatuh kembali ke sofa, terengah, wajahnya memerah karena panas yang bukan berasal dari alkohol semata.Dengan napas kasar, Alea b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status