Home / Romansa / Dihamili Suami Saudara Kembarku / Bab 8. Aib yang Tersembunyi

Share

Bab 8. Aib yang Tersembunyi

Author: Nona Kim
last update Huling Na-update: 2025-09-26 00:24:49

Alea bergeming.

“Jujur sama aku. Kau sakit? Atau—”

“Aku benar-benar baik-baik saja.” Sebisa mungkin Alea memamerkan senyumnya. Untuk jawaban jujur, dia belum sanggup.

“Kau selalu berkata begitu. Tapi ekspresimu berkata sebaliknya.” Reivan mengecup punggung tangan Alea. “Kita ke rumah sakit?”

Alea gugup. Menarik tangannya begitu saja. Ia mau menjawab, tapi suara mamanya terdengar.

“Nak Reivan sudah datang?” Emilia menghampiri keduanya.

Alea bersyukur. Mamanya datang tepat waktu. Dia tidak perlu mencari alasan lain untuk berbohong.

“Sudah, Tante. Maaf sedikit terlambat. Urusan pekerjaan.” Reivan menjawab.

Emilia tersenyum. Mengelus kepala Alea lembut lalu duduk. Tatapannya dalam ke Alea.

“Sayang, kamu pucat.” Emilia khawatir. Ia menyentuh kening, mengecek suhu tubuh Alea.

“Aku baik-baik saja. Hanya lelah.” Alea menjawab. Ia mencoba untuk tersenyum ke mamanya.

“Alea selalu menjawab seperti itu, Tante. Selalu baik-baik saja, padahal ....” Reivan menghela napas kasar. “Dia terlihat s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 18

    Dentuman musik mengguncang ruangan. Lampu warna-warni berputar cepat, membuat suasana bar semakin panas. Bau alkohol menusuk hidung, bercampur dengan asap rokok yang menggantung rendah di udara. Ketukan heels Aleza terdengar samar ketika ia melangkah masuk, gaun hitam ketat membalut tubuhnya. Tatapannya menyapu ruangan penuh pengunjung, hingga berhenti pada satu sosok yang duduk santai di sudut. “Bram.” Suaranya meninggi. Lelaki itu bangkit, senyum lebar tersungging, lalu mengecup bibir Aleza sekilas. “Hai, Sayang. Ku kira kau tak akan datang.” Aleza mendengkus. “Aku pasti datang. Kau saja yang tidak sabar, menghubungiku berulang kali.” “Aku merindukanmu.” Bram meraih tangannya, menatap penuh nafsu. “Rasanya aku ingin menyeretmu ke ranjangku sekarang.” “Kau gila!” Aleza mendengkus, lalu mengeluarkan amplop cokelat dari tasnya. Ia mendorongnya ke tangan Bram. Bram membuka cepat, matanya berbinar. “Waw!” serunya keras. “Berapa ini?” “Seratus juta. Kurang?” Aleza menatapnya data

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 17

    Emilia menarik napas kasar. “Kenapa kamu lakukan itu, Alea?” Alea menggelengkan kepalanya. “Ma,” lirihnya. Ia sangat sakit melihat mamanya menangis karenanya. “Hamil diluar nikah. Lelaki itu,” Emilia menahan isak tangisnya, “suami dari Aleza. Kakak kamu, kembaran kamu.” “Mama, maafkan aku ….” Air mata Alea mengucur deras. “Kamu membuang kotoran ke wajah Mama,” tangis Emilia pecah. “Selama ini Mama mati-matian membela kamu di depan Papa. Tapi kamu malah membuat aib.” “Mama, aku—” “Dasar murahan!” maki Aleza bersamaan dengan tamparan yang mendarat di pipi Alea lagi. Emilia sempat kaget karena itu, tapi ia menahan diri. Baginya, kali ini Alea sudah keterlaluan. Tidak bisa ia bela dan maafkan begitu saja. Alea menoleh ke arah Javier di ujung tangga—lelaki itu berdiri santai, mengisap rokok, tatapannya penuh ejekan. “Aku gak bermaksud merusak pernikahanmu, Aleza. Malam itu, dia yang menjebakku. Percaya padaku,” lirih Alea. Air matanya tidak bisa dibendung. Ruangan langsung memb

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 16

    Aleza membasuh wajahnya. Sudah lima belas menit ia berdiri di depan wastafel. Sesekali melirik ke tempat tidur di mana Javier sibuk pada laptopnya.Ia mendengkus kasar, jemari menekan pinggir wastafel hingga memutih. Dia harus percaya pada Javier, apa pun kenyataannya. Dia sudah sejauh ini, mana mungkin menghancurkan dan menyia-nyiakan semuanya?Lagian, hancurnya Alea adalah kesempatan untuk dirinya. Ia lelah berpura-pura di depan Alea selama ini. Senyum tipis melengkung di wajah Aleza. Ia keluar dari kamar mandi, melangkah ringan, lalu duduk di pangkuan Javier meski lelaki itu masih sibuk.Alis Javier terangkat. “Ada apa?” tanyanya, sembari menyingkirkan laptop ke nakas.Tangan Aleza mulai membuka kancing kemeja hitam Javier. “Aku akan jujur ke Papa.”“Soal Alea?” Javier tampak kaget.Aleza mengangguk mantap. “Dia berani mengusik pernikahan kita. Aku nggak mau membiarkan itu.”Javier mengusap pipi Aleza. “Kau tahu, Sayang. Aku nggak pernah berniat mengkhianatimu. Dia merayuku saat a

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 15. Dia Ayah Janinku

    Aleza mengangguk, wajahnya tegang. “Ya. Sebelum aku berpikir kau tidur dengan sembarang lelaki.” Nada suaranya menekan, dingin, menusuk ke dada Alea. Alea terisak, bahunya bergetar. Ia memejamkan mata, seolah ingin lari dari kenyataan yang mengikat erat dirinya. “Aleza .…” Suaranya lirih, penuh ketakutan. “Aku—” “Katakan, Alea!” hardik Aleza tiba-tiba, membuat Alea tersentak. “Kau tahu? Mama sudah menemui Reivan! Mama membicarakan soal kehamilanmu dengannya!” Aleza mengusap wajahnya kasar, matanya berkaca-kaca tapi penuh amarah. “Kalau bukan Reivan, Mama akan dipermalukan. Aib keluarga kita akan tersebar ke luar, Alea!” Jantung Alea berdesir hebat. Ia merasa dadanya dicekik dari dalam. Ya Tuhan … Mama tahu. Mama akan bicara pada Reivan. Tubuhnya mendadak gemetar. Bayangan Reivan memandanginya dengan jijik melintas di kepalanya. “Tidak! Mama gak boleh bicara ini ke Reivan!” Alea berusaha bangkit dari ranjang. Tangannya mencabut selang infus hingga darah merembes keluar. “Bukan R

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 14. Pengakuan

    Javier menghela napas panjang, memasang mimik prihatin. “Aku hanya menyarankan, Sayang. Daripada Papa murka?”Aleza langsung memukul lengan Javier. “Meskipun Papa begitu kasar ke Alea, dia nggak boleh aborsi. Itu berbahaya.”Emilia yang duduk di kursi tunggu. Air matanya semakin deras menetes, suaranya pecah ketika akhirnya bersuara, “Mama akan bicara ke Reivan.”Aleza spontan menoleh. “Mama serius?”Javier ikut menatap mertua perempuannya, seolah menunggu penjelasan lebih lanjut.“Mama yakin Alea hamil karena Reivan.” Emilia mendengkus kasar. “Reivan harus bertanggung jawab. Dia harus menikahi Alea dalam waktu dekat.”Aleza mengangguk cepat. “Sebelum perutnya kelihatan. Dengan begitu, Papa gak akan pernah tahu.”Javier masih diam. Dari luar tampak tenang, tapi matanya sempat melirik pintu kamar yang tertutup rapat. Pikirannya sibuk menghitung risiko. Jika Alea benar-benar membuka mulut, semua bisa berantakan. Dia harus siap dengan alasan, bahkan dengan rencana cadangan. Pernikahannya

  • Dihamili Suami Saudara Kembarku   Bab 13. Selamat, Istri Anda Hamil

    “Kau mau apa, Javier? Keluar!” Alea tersudut di atas ranjang, napasnya memburu.Javier berdiri beberapa langkah darinya, tenang, bahkan terlalu tenang.“Aku teriak! Supaya semua orang tahu kelakuan busukmu!” ancam Alea, suaranya pecah.Tawa pendek keluar dari mulut Javier. “Jangan drama.” Ia melangkah maju, lalu meletakkan selembar kertas kecil di meja.Mata Alea menajam, menatap gerakannya.“Nomor dokter. Hubungi dia kalau kau butuh. Rahasiamu aman.” Javier mengetuk kertas itu dua kali.“Kau bajingan! Tidak punya hati!” Alea memekik.“Mau melahirkan? Atau aborsi? Hidupmu sudah porak-poranda. Bayangkan kalau Papa dan Mamamu tahu. Kau habis, Alea.” Nada suaranya dingin, penuh tekanan.Alea mengepalkan tangan, tubuhnya gemetar menahan amarah.“Sebelum aku benar-benar hancur, aku akan bongkar semua kebusukanmu.”Javier mendengus, lalu berbalik. “Silakan coba. Kau tak akan pernah bisa menumbangkanku lagi.”Pintu menutup. Alea melempar guling dengan sekuat tenaga ke arah sana.“Bajingan! A

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status