Share

38. Perawan Tua Buntung

"Kamu ini, jadi ponakan gak ada yang bisa dibanggakan sama sekali," ujar Bu Reni yang datang menjenguk Kafizah bersama dengan suaminya dan dua anaknya yang tampak mencebik kesal ke arah sepupunya.

"Bu! Kalau ngomong itu disaring dulu, dicerna dulu pake hati, layak atau tidak kata-kata itu keluar dari mulut kita? Orang sakit hati tidak kalau kita lempar ucapan seperti itu?," tegur Pak Rahim membuat Bu Reni memutar bola mata.

"Ren! Kalau kamu datang ke sini hanya untuk memaki dan menghina putriku, sebaiknya tidak usah datang sekalian," protes Bu Marni menatap adik iparnya dengan tajam.

"Memang aku tidak mau dan tidak sudi datang kemari! Tapi bapaknya Azura yang memaksa," balas wanita setengah baya itu dengan sengit sambil mengibaskan tangannya yang penuh dengan gelang imitasi. Leher dan jemarinya juga tidak mau absen memakai perhiasan.

Bu Reni sudah seperti toko emas berjalan, sayangnya ... semua itu hanya emas palsu, bukan asli.

"Iya, Tan! Mending juga Azura di rumah sambil menikmati r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status