Share

gembok sumur

Karena ibu tidak kunjung membuka gembok sumur maka, mau tak mau aku dan suami terpaksa memesan setandon air yang akan kami gunakan untuk mandi dan cuci. Ketika mobil tandon datang, aku dan suamiku sibuk menadah air dan mengisi ember ember kami.

"Woah, pesan tandon rupanya," ujar ibu mertua yang tidak pernah absen mengurusi hidup kami. Karena merasa tidak penting menanggapinya, aku hanya diam dan sibuk mewadahkan air. Rima putriku sedang asyik bermain sendiri dengan ornamen balita yang kami gantung tepat di atas kepalanya.

"Berapa satu tandon?" tanya mertua pada tukang air.

"Lima puluh ribu, Bu."

"Hmm, gaya sekali beli beli air, kayak gak punya sumur," ujarnya dengan sewot, sepertinya ia ingin cari muka pada tetangga yang memperhatikan dan pada tukang air itu.

"Saya gak akan beli kalau sumurnya tidak digembok dan airnya dibatasi," jawabku tidak kalah ketusnya. Tukang tandon terperanjat, tetangga juga sama, sedang ibu langsung mendelik dan pergi dari depan rumahku.

Skak mat!

"Dik, kaka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status