Share

Bab 43

Author: Juwita Liling
last update Last Updated: 2025-07-07 11:10:33

Eric memandangi Nayla yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Sudah tiga hari putrinya dirawat, dan kondisinya masih sangat memprihatinkan. Tubuh kecil itu terlihat begitu pucat dan kurus, seolah kehilangan kekuatannya.

Selama berhari-hari disekap tanpa makanan dan minuman, Nayla mengalami dehidrasi parah dan kadar asam lambungnya meningkat drastis. Hatinya semakin remuk saat melihat kondisi Kasih. Wajah istrinya itu dipenuhi lebam, tubuhnya penuh luka. Eric benar-benar terpukul.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana keduanya bertahan dalam siksaan yang dilakukan Cintya. Tangan dan kaki terikat, tanpa makanan dan minuman.

Eric menghembuskan napas beratnya, mencoba mengusir semua beban yang menyesakkan dadanya. Pandangannya lalu beralih pada Kasih yang duduk di tepi ranjang Nayla.

Kasih tampak lemah. Wajahnya masih pucat, tubuhnya pun belum pulih sepenuhnya, namun ia menolak untuk beranjak. Ia tidak ingin menjauh dari Nayla. Meski dokter sudah memintanya untuk beristirahat di tempa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 94

    Di ruangan kerja Eric, Kasih duduk di kursi. Ia memandang sekeliling ruangan dengan sorot mata sendu. Ingatannya melayang pada saat suaminya masih berada di ruangan ini. Eric Begitu serius memeriksa semua berkas-berkas perusahaan, sesekali menatap layar laptop, lalu kembali menunduk meneliti dokumen di meja.Kasih menghela napas panjang. Hatinya benar-benar terluka. Jika boleh jujur, saat ini ia tak tahu harus berbuat apa. Namun, ia tak bisa tinggal diam. Pelaku yang membuat suaminya dan Bram terbaring lemah di rumah sakit harus ia temukan.Ia kembali menghembuskan napas berat. Ingatannya melayang pada saat sebelum kecelakaan itu terjadi. Keningnya berkerut ketika mengingat percakapan Eric dengan Bram melalui sambungan ponsel.“Aku yakin ada petunjuk di ponsel suamiku,” gumamnya dengan lirih.Kasih bersandar di kursi. Matanya tertuju pada pintu ruangan CEO ketika terdengar ketukan dari luar.“Masuk!” seru Kasih.Pintu pun terbuka. Masuklah Budiman, direktur perusahaan milik Eric. Pria

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 93

    Degh! Jantung Kasih berdegup tak beraturan mendengar ucapan yang terlontar dari bibir Indira. Ingatannya pun melayang jauh, kembali pada sore hari sebelum kecelakaan Eric. Saat itu, dering telepon dari Bima masih begitu jelas terngiang di telinganya. Begitu panggilan itu berakhir, Eric pun pergi tergesa, seakan ada sesuatu yang begitu penting menantinya.Kasih masih mengingat jelas bagaimana ia sempat menahan langkah suaminya.“Ada apa, Pa?” tanyanya kala itu dengan raut wajah yang dipenuhi dengan kecemasan.Eric hanya menghela napas panjang saat itu, lalu menatapnya sekilas. “Ada urusan penting yang harus Papa selesaikan, dan sekarang Papa harus kembali ke perusahaan,” ucapnya dengan nada tegas.Namun Kasih dapat merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sorot mata suaminya seakan menyimpan kecemasan yang tak terucapkan. Telinganya yang peka bahkan sempat menangkap percakapan singkat antara Eric dan asistennya, percakapan yang terdengar samar namun cukup untuk menimbulkan rasa curiga di h

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 92

    Waktu terasa begitu lambat bagi Kasih. Sudah satu minggu Eric tidak membuka matanya. Ia tampak tenggelam dalam buaian mimpi panjang dan enggan kembali ke dunia nyata. Tubuhnya kini terbaring lemah di kamar pasien, diselimuti suara mesin medis yang berdetak monoton.Kasih setia mendampingi suaminya, duduk diam di kursi samping ranjang. Matanya sayu, tampak letih dan kehilangan tidur. Perlahan ia menggenggam tangan Eric yang terasa dingin, suaranya lembut penuh harap ketika berbicara,"Pa, bangunlah. Jangan terus terlelap."Suara Kasih parau, getir terselip di setiap kata saat ia menahan tangis yang ingin tumpah. Dadanya terasa sesak, terhimpit oleh kecemasan dan ketakutan, sementara kesedihan melingkupi setiap sudut hatinya. Wajahnya pucat, matanya redup seolah kehilangan cahaya, dan seluruh dirinya tenggelam dalam duka yang tak bertepi.Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka kasih pun menoleh, di ambang tampak Indira masuk bersama seorang pria yang tidak asing bagi Kasih, Pak Budiman

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 91

    Kasih duduk lemah di kursi dingin ruangan ICU, kedua matanya terpaku pada sosok Eric yang terbaring dengan berbagai selang dan alat medis melekat di tubuhnya. Wajah pria itu pucat, napasnya tersengal diiringi bunyi monoton mesin pemantau yang seakan menjadi pengingat betapa rapuh hidupnya saat ini.Air mata Kasih tak terbendung, jatuh membasahi pipinya yang pucat. Tangannya bergetar ketika menyentuh telapak tangan Eric yang terasa dingin, seolah waktu berusaha merenggut hangatnya dengan perlahan.“Pa, dengarlah suara hatiku. Bukalah matamu, aku, Nayla, Ibu, Revan dan anak kita yang berada di rahimku ini menunggumu pa,” bisiknya lirih di antara tangisnya yang tertahan.Di ruangan yang sunyi itu hanya suara mesin yang setia berdenting, menjadi saksi bisu doa seorang istri yang tengah mengandung, berperang antara harapan dan ketakutan.Kasih menundukkan wajahnya di atas tangan Eric, merelakan air matanya jatuh, seakan ingin menyatu dengan darah dan kehidupan yang masih bertahan pada pria

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 90

    Bima menekan pedal gas lebih dalam, mobil melaju kencang di jalanan yang mulai sepi. Mobil asing berwarna gelap itu terus mengikuti di belakang, jaraknya tak kunjung menjauh. Suasana dalam mobil menjadi tegang, napas masing-masing tercekat oleh kekhawatiran.Eric menoleh ke belakang, matanya menatap lurus ke kendaraan yang menguntit mereka.“Sepertinya mobil itu memang sengaja ingin menabrak kita,” ucap Eric, suaranya terdengar datar dan tegang. Tangannya gemetar saat merogoh saku celana untuk mengambil ponsel.Tiba-tiba, dari arah depan, sebuah mobil melesat dengan kecepatan tinggi.“Brak!”Tubuh Bima tersentak, mobilnya terseret liar dan berputar di jalanan. Trotoar mendekat dengan mengerikan. “Brak!” Mobil menghantam sebuah pohon besar. Ban meletup, kaca retak, dan aroma karet terbakar mengepul di udara. Kepala Bima membentur setir, darah terasa panas di dahinya. Eric terhuyung ke dashboard, napasnya tersengal, ponsel terjatuh.Di rumahnya, Kasih yang sedang bersantai tanpa sengaj

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 89

    Eric bergegas keluar dari mobilnya, lalu melangkah masuk ke dalam perusahaannya. Setelah menerima telepon dari Bima tadi, pria itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun langsung meluncur ke kantornya. Kepada Kasih, ia hanya sempat mengatakan bahwa ada urusan mendadak di perusahaan.Di depan pintu perusahaan, Bima sudah menunggunya dengan wajah tegang."Mengapa hal ini bisa terjadi?" tanya Eric dengan suara dingin, tatapannya tajam menusuk Bima. Langkah kakinya cepat, terus melangkah menuju lift tanpa menoleh.Bima menelan ludah. "Menurut mandor proyek, penyuplai bahan bangunan itu memberikan kualitas yang sangat jelek, sehingga bangunan tidak kokoh," jawabnya hati-hati.Eric berhenti tepat di depan lift. Rahangnya mengeras, tangannya mengepal kuat hingga urat di pergelangan tangannya menonjol. "Seharusnya kamu tahu sejak awal kualitas barang yang masuk ke proyekku. Aku membayarmu untuk mengawasi semuanya, bukan hanya berdiri dan melaporkan setelah masalah besar terjadi!"Bima menundukkan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status