Share

Bab 76

Penulis: Juwita Liling
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-30 15:07:02

Dengan cepat, Cindy membereskan pekerjaannya. Berkali-kali sekretaris Eric itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia merasa waktu berjalan begitu lambat. Cindy terlihat sangat gelisah, tak seperti biasanya. Dan kegelisahannya itu lebih menyerupai seseorang yang sedang menahan sesuatu seperti dikejar waktu.

Tepat pukul 11.30 siang, ketika hendak melangkah keluar dari ruangannya, tanpa sengaja Cindy melihat Bima melintas di depan pintu sambil membawa map cokelat. Langkahnya terhenti. Sejenak ia termenung, seakan menimbang sesuatu. Entah mengapa, Cindy merasa curiga terhadap map yang dibawa oleh asisten Eric itu.

"Mengapa aku merasa curiga pada map yang dibawa oleh Pak Bima?" tanya Cindy dalam hatinya.

Perlahan, ia melangkah menuju pintu ruangan CEO. Sejenak matanya menatap pintu itu lekat-lekat. Rasa penasaran yang begitu besar membuat Cindy ingin mengetahui apa yang dibawa oleh Bima. Ia membuka sedikit pintu itu dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Cindy
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 78

    Suasana ruangan makan di pagi hari tampak ramai seperti biasanya oleh celotehan riang Nayla. Putri kecil Eric dan Kasih itu sedang bercerita dengan penuh semangat tentang rencana perayaan ulang tahunnya yang akan digelar dua hari lagi di sebuah ballroom hotel. Dengan mata berbinar, ia menjelaskan detail dekorasi ruangan yang akan dibuat seperti istana ala putri kerajaan dari dunia dongeng, kepada Revan dan Omanya.Sementara itu, Kasih dan Eric hanya duduk memperhatikannya, senyum hangat terpahat di wajah mereka. Kondisi Kasih pagi ini tampak lebih baik, tidak lagi terlalu mencemaskan Eric berkat obat mual yang dikonsumsinya. Rasa mual dan muntah yang biasanya cukup parah kini mereda, membuat Kasih tak lagi terlalu lemas dan masih berselera menyantap sarapan yang diinginkannya.“Sudah waktunya pergi ke sekolah,” ucap Kasih lembut.Sejenak, Nayla menatap wajah sang mama, lalu melirik ke arah jam dinding. “Mama benar!” serunya sambil buru-buru bangkit dari kursinya.Dengan wajah ceria, N

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 77

    Cindy berdiri di depan pintu apartemen mewah. Tanpa menekan bel, ia langsung memasukkan beberapa kode pada lock box yang tertempel di dinding. Begitu terdengar bunyi klik, pintu pun terbuka, dan dengan langkah ringan ia masuk ke dalam apartemen itu.Di ruangan tamu, langkahnya terhenti. Matanya menatap tajam ke arah pria dan wanita yang tengah asyik bergumul di sofa panjang, tanpa sehelai pakaian pun melekat di tubuh mereka.Ck! Cindy berdecak pelan melihat pemandangan panas di hadapannya. Ia hanya berdiri diam, menatap mereka tanpa sedikit pun merasa terganggu.Desahan dan rintihan kenikmatan dari sepasang insan yang tengah bercinta itu justru membuat ingatan Cindy melayang, kembali pada khayalan liarnya saat di kantor tadi.Ilusi tentang Eric yang menyentuhnya membuat hasrat Cindy kembali menggelora. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan segala gejolak hormon wanitanya yang mulai meronta.Cindy menggeleng, berusaha menepis bayangan itu. “Sial! Melihat mereka, aku malah tidak tahan la

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 76

    Dengan cepat, Cindy membereskan pekerjaannya. Berkali-kali sekretaris Eric itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ia merasa waktu berjalan begitu lambat. Cindy terlihat sangat gelisah, tak seperti biasanya. Dan kegelisahannya itu lebih menyerupai seseorang yang sedang menahan sesuatu seperti dikejar waktu.Tepat pukul 11.30 siang, ketika hendak melangkah keluar dari ruangannya, tanpa sengaja Cindy melihat Bima melintas di depan pintu sambil membawa map cokelat. Langkahnya terhenti. Sejenak ia termenung, seakan menimbang sesuatu. Entah mengapa, Cindy merasa curiga terhadap map yang dibawa oleh asisten Eric itu."Mengapa aku merasa curiga pada map yang dibawa oleh Pak Bima?" tanya Cindy dalam hatinya.Perlahan, ia melangkah menuju pintu ruangan CEO. Sejenak matanya menatap pintu itu lekat-lekat. Rasa penasaran yang begitu besar membuat Cindy ingin mengetahui apa yang dibawa oleh Bima. Ia membuka sedikit pintu itu dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Cindy

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 75

    Cindy duduk di kursi kerjanya. Tatapannya lurus ke depan, namun benaknya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Ia benar-benar kesal. Fakta bahwa Kasih sedang mengandung anak kedua dari Eric seperti menamparnya tanpa ampun. Bayangan wajah Eric yang tadi begitu bahagia, lengkap dengan pelukan hangatnya kepada Kasih, membuat dada Cindy terasa sesak. Kecemburuan itu terus menggerogoti hatinya, membuatnya ingin berteriak."Aku tidak peduli jika wanita itu adalah istri Eric. Ia tidak boleh hamil lagi," gumam Cindy dengan suara rendah yang sarat dengan amarah.Tangannya mengepal di atas meja. Ia merasa seakan tak berdaya, namun pikirannya mulai dipenuhi rencana-rencana kelam yang muncul dari rasa benci dan keinginan memiliki yang tak tersampaikan.Tiba-tiba, seulas senyum muncul di wajahnya. Sebuah senyum yang tak mengandung kebahagiaan, melainkan angan-angan gila yang mulai tumbuh subur di benaknya. Ia membayangkan dirinya sebagai Kasih. Bayangkan jika ia yang sedang mengandung anak dari Eric.

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 74

    Di ambang pintu, Kasih memandangi Eric yang sedang serius menekuni berkas-berkas pekerjaannya. Begitu fokusnya, hingga pria itu tidak menyadari pintu telah terbuka dan istrinya kini berdiri memandang ke arahnya.Seulas senyum muncul di wajah Kasih. Melihat berbagai ekspresi itu, ia teringat saat masih menjadi sekretaris Eric. Raut wajah pria itu saat bekerja masih sama seperti dulu, tenang dan penuh konsentrasi.Perlahan Kasih melangkah masuk, dengan langkah yang sengaja diperlambat agar tidak menimbulkan suara.Ia berdehem pelan ketika tiba di depan meja kerja Eric.Mendengar suara yang sangat dikenalnya, Eric tersenyum dan mengangkat wajah. Ia menatap Kasih dengan pandangan lembut, penuh kehangatan."Serius sekali, sampai tidak sadar kalau Mama masuk," ucap Kasih sambil tersenyum.Eric bangkit dari kursinya dan segera melangkah menghampiri Kasih. Tanpa berkata apa pun, ia merengkuh tubuh istrinya ke dalam pelukan hangat, seolah ingin memastikan bahwa wanita yang paling dicintainya i

  • Dijebak Menjadi Istri Kedua CEO   Bab 73

    Cindy mengulas senyum tipis saat mendengar kalimat ancaman yang terlontar dari bibir istri atasannya itu. Ia menegakkan dagunya, seolah tidak ada sedikit pun rasa takut. Dalam benaknya, berbagai macam praduga berkecamuk. Saat ini, Cindy memang merasa takut pada ancaman Kasih.Bagaimanapun juga, ia tahu betul sifat Eric. Namun, ia segera menguasai rasa takut itu, mengingat apa yang telah dilakukan Eric padanya kemarin. Tanpa berpikir panjang lebar tentang konsekuensi yang akan dihadapinya, Cindy justru semakin berani."Silakan saja Anda melaporkan saya kepada Pak Eric. Saya yakin beliau akan lebih menghargai kinerja dan kesetiaan saya, daripada sekadar amarah sesaat dari seorang istri yang hanya datang sewaktu-waktu, tanpa mengetahui betapa lelah dan beratnya pekerjaan beliau," ucapnya.Nada suaranya terdengar dingin dan penuh keberanian. Tatapannya tak lepas dari mata Kasih, seolah menantang wanita yang kini berdiri di hadapannya.Mendengar ucapan Cindy, Kasih menggeleng. Ia benar-ben

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status