Home / Rumah Tangga / Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer / Bab 2. Dijual untuk Membayar Hutang

Share

Bab 2. Dijual untuk Membayar Hutang

Author: Muda Anna
last update Huling Na-update: 2023-10-29 21:13:40

Ayah Wisnu sangat tahu jika Raline memiliki ilmu bela diri yang mumpuni. Dengan membawa lima bodyguard jelas Raline kalah telak karena disamping kalah jumlah juga kalah ilmu bela diri.

"Ayo, ikut kami, Nona!" Dua Bodyguard langsung mencengkeram tangan Raline kanan dan kiri.

"Apa-apaan ini? Lepaskan tangan Ra!" teriak Raline sambil meronta.

"Percuma Anda melawan, Nona. Sebaiknya simpan tenaga Anda untuk nanti malam!" Salah satu Bodyguard berbicara sambil tergelak.

"Apa salah Ra, Ayah?" tanya Raline sambil terus meronta dan berusaha terlepas dari cengkeraman dua bodyguard.

Ayah Wisnu tergelak sambil membuka kertas yang baru saja ditandatangani oleh Raline, "Ra lihat dan baca ini!"

Mata Raline terbelalak dengan sempurna saat membaca surat perjanjian yang disodorkan ayah Wisnu. Tertulis di kertas itu terlihat jelas bahwa Raline bersedia menikah dengan seorang laki-laki bernama Eddriz Bushiry untuk melunasi hutang. Tanda tangan yang awalnya dikira penyerahan uang asuransi sekarang berubah menjadi surat perjanjian hutang.

"Ayah menjual Ra?" tanya Raline dengan suara keras dan emosi.

"Iya, itu akibat Ra selalu menolak Ayah."

"Brengsek, dasar Ayah durjana. Lepaskan Ra!" teriak Raline terus meronta bahkan kaki diangkat ingin menendang Ayah Wisnu.

"Itu akibat Ra tidak mau menuruti keinginan Ayah, rasakan sendiri akibatnya!" teriak Ayah Wisnu dengan emosi.

"Ayah bejat dan tidak berperikemanusiaan, semoga suatu saat nanti membusuk sendirian!"

Ayah Wisnu tertawa terbahak-bahak karena merasa menang. Baru kali ini melihat putri tiri tidak berdaya di tangan bodyguard yang berpenampilan garang dan berbadan kekar. Biasanya Ayah Wisnu selalu kalah karena pertahanan sang putri yang sangat kuat, tetapi sekarang ini Raline yang tidak berdaya.

"Mulai sekarang kita tidak ada hubungan lagi, Ra. Selamat menikmati harimu yang baru!"

Dengan penuh amarah dan emosi Raline bersumpah serapah. Disertai nama binatang didaftar satu per satu. Mengungkapkan kemarahan hati yang memuncak karena tega menjual anak sendiri.

"Ra berjanji suatu saat nanti Ayah akan Ra kejar sampai liang lahat pun tidak perduli!"

"Silakan saja kalau Ra bisa lepas dari orang yang membeli Ra saat ini!"

"Brengsek!"

"Ayah yakin Ra yang akan membusuk terlebih dahulu pada bos killer itu!"

Raline terdiam dan tidak memberontak lagi mendengar Ayah Wisnu yang berbicara dengan penuh keyakinan. Tidak mengenal nama yang tertera di surat perjanjian. Hanya mendengar sebutan saja rasanya mulai merinding.

Dua bodyguard yang mengawal langsung memasukkan Raline dalam mobil mewah yang terparkir di ujung parkiran. Meronta pun tetap Raline tidak berdaya. Disamping karena masih memakai baju kebaya dan toga, kekuatan yang dimiliki tidak sebanding dengan bodyguard yang berbadan kekar dan tinggi besar.

Ayah Wisnu bertolak pinggang melihat mobil mewah yang mulai bergerak mundur. Wajah jahatnya sangat terlihat saat senyuman devil itu tersungging di bibirnya. Terus memandangi Raline yang terdiam tidak berdaya.

"Selamat menikmati neraka, Ra!" teriak Ayah Wisnu sambil melambaikan tangan dan tergelak.

Raline hanya terdiam dan menatap wajah Ayah Wisnu dengan penuh kebencian. Dendam hati kini semakin membara pada ayah tiri durjana. Raline hanya memakai tas kecil berisi dopet dan identitas. Hanya ada uang lima lembar warna merah. Ponsel yang baterainya hampir habis dan tidak membawa charger.

Dalam perjalanan, Raline termenung meratapi nasibnya kini. Tidak mengetahui dijual pada orang seperti apa dan akan dijadikan apa nantinya juga tidak tahu. Hampir dua jam perjalanan tanpa berhenti menuju luar kota Jakarta. Raline memperhatikan setiap jalan yang dilewati. Berniat mengingat semua untuk berjaga-jaga dengan hal yang paling buruk sekali pun.

Setelah tiga jam berlalu, mobil berhenti di sebuah villa yang ada di puncak. Villa yang berdiri megah dan sangat terlihat mewah. Hanya sayangnya villa itu terlihat sepi hanya ada beberapa pegawai dan security yang berjaga.

"Silakan turun, Nona!"

"Tidak perlu di pegang, Ra bisa turun sendiri!" teriak Raline sambil menghempaskan tangan salah satu bodyguard yang akan menarik tangannya.

"Silakan saja, yang penting jangan coba-coba kabur dari sini!"

Raline berjalan hanya dikawal dua bodyguard kanan dan kiri masuk villa. Pintu terbuka dari dalam oleh dua wanita paruh baya yang menyambut sambil menunduk hormat, "Silakan masuk, Nona. Mari ikuti Bibi!"

Raline hanya diam saja dan memandang dua bibi yang memakai seragam. Mereka bergantian mengawal setelah dua bodyguard berhenti di depan pintu.

"Antar ke kamar Tuan Ed sekarang, Bibi!" perintah salah satu Bodyguard.

"Siap, Pak."

Raline mengerutkan keningnya mendengar salah satu bodyguard menyebut nama Tuan Ed. Nama itu tidak asing di telinga karena Ayah Wisnu sering menyebut nama itu saat sedang melakukan panggilan lewat ponsel. Mulai menyadari orang yang dimaksud adalah bos tempat Ayah Wisnu bekerja.

Pernah mendengar cerita dari Ibu Rayya jika bos perusahaan dari ayah tiri adalah laki-laki seumuran ayah kandung. Orangnya tegas, tidak perduli kawan atau lawan jika menentang pasti akan didepak dari perusahaan. Wajahnya garang dan berwibawa, jarang tersenyum dan memiliki istri tetapi belum memiliki keturunan.

Satu tahun terakhir ini mengetahui bos dari Ayah Wisnu telah bercerai karena istrinya berselingkuh dengan disainer terkenal. Istri dari Tuan Eddriz Bushiry juga seorang disainer kondang yang ada di Jakarta. Karena keduanya bekerja sama sehingga dari rekan kerja menjadi teman kencan walau keduanya sudah memiliki pasangan masing-masing.

"Silakan duduk, Nona!" perintah Bibi Asih.

Raline duduk dan memandangi kamar yang terlihat besar dan mewah. Ukurannya sepuluh kali lipat kamar miliknya. Semua peralatan dan perlengkapan sangat mewah dan berkelas.

Raline masih diam dan waspada saja tanpa bertanya ataupun menjawab bibi yang mencoba sok akrab. Dua bibi yang mengatakan untuk menunggu sampai ada perias datang. Mengatakan silakan meminta apapun termasuk makanan atau minuman yang diinginkan.

Satu jam, dua jam sampai mununggu lebih dari empat jam Raline masih terdiam dan membisu. Disuguhi minum atau pun kue, sama sekali tidak Raline sentuh. Ditawari menu makan hanya menggelengkan kepala saja.

Pukul tiga sore, kepala pelayan masuk kamar dengan membawa dua koper besar dan kecil. Yang besar di letakkan di dekat lemari pakaian. Koper yang kecil diletakkan di meja dekat sofa yang Raline duduki.

"Nona, perkenalkan nama saya Pak Basri. Ini koper milik perias pengantin yang sebentar lagi orangnya akan masuk ke sini. Silakan Anda mandi dulu!"

Raline menggelengkan kepala dan enggan bangun dari tempat duduk. Hanya melirik jam yang ada di atas pintu kamar. Biasanya jika di rumah akan mandi sore sekitar pukul lima sore.

"Cepat bangun dan silakan mandi, Nona. Perias akan segera datang. Akad nikah akan dilaksanakan satu jam lagi!"

"Siapa yang akan menikah?" tanya Raline kaget.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 118. Kebahagiaan

    Bang Jack dan Asisten Wibi hanya bisa mendengarkan percakapan penghuni rumah dari depan pintu saja. Pasalnya, dilarang masuk oleh pembeli bertato dengan alasan di dalam rumah sedang ada meeting dadakan. Dua orang kepercayaan Eddriz itu memasang telinga lebar-lebar untuk mengenali satu per satu orang yang sedang berbincang di dalam rumah.Asisten Wibi pernah beberapa kali bertemu dengan Ayah Wisnu. Suara bas khas ayah tiri Raline itu sangat mudah dikenali jika sedang berteriak atau sedang marah. Namun, jika berbincang dengan lirih atau jarak yang lumayan jauh sedikit sulit dikenali."Apakah itu suara target, Bang?" tanya Asisten Wibi sambil berbisik."Susah dikenali, aku tidak yakin." Bang Jack menjawab dengan berbisik juga."Direkam saja, Bang. Nanti kita selidiki bersama IT.""Ide bagus."Bukan hanya Bang Jack yang merekam percakapan orang yang ada di dalam rumah. Asisten Wibi juga merekam menggunakan ponsel dengan pura-pura membaca pelanggan yang memesan nasi goreng. Tidak ada seora

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 117. Berhasil

    Keadaan kantor Bushiry Grop yang ada di pusat rata dengan tanah kurang dari tiga puluh menit. Namun, Eddriz tetap meluncur ke puncak daerah Bogor. Putra semata wayang adalah satu-satunya harta yang paling berharga di dunia ini.Bukan hanya pihak yang berwajib yang menangani kasus perusahaan Bushiry Grop. Interpol, CIA pihak berwajib Asia yang terlibat langsung tentang pembajakan kontainer juga ikut terlibat. Ternyata, Bang Syam merupakan satu orang yang paling dicari khususnya di Asia Tenggara saat ini.Suasana sekitar villa milik Arum seketika mencekam setelah pihak yang berwenang bergerak cepat. Evakuasi penghuni villa yang ada di sekitar hanya berlangsung lima belas menit. Semua dilakukan secara diam-diam tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun.Satu per satu anak buah Bang Syam dilumpuhkan dengan cepat tanpa suara. Kecepatan dan ketepatan mereka bak angin yang berhembus tanpa terasa, tetapi tepat sasaran. Eddriz dan rombongan belum sampai setengah jalan, musuh sudah bisa dilumpuh

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 116. Penculikan

    Satu hari setelah Harmini dilepaskan dengan syarat tidak bercerita kepada siapa pun termasuk pelanggan laundry. Wanita beranak dua itu beraktivitas seperti biasa yaitu bekerja sebagai buruh cuci gosok. Terus diawasi oleh anak buah Bang Jack dari kejahuan.Bang Jack juga mengirim anak buah seorang wanita yang pura-pura melamar pekerjaan di loundry itu. Sengaja mengajak berbincang Harmini dan karyawan yang lain sekitaran pekerjaan. Selain untuk mengulur waktu sekalian untuk mengawasi dan menunggu pelanggan yang dicurigai sebagai asisten pribadi Arum. Tanpa diduga, pemilik laundry sedang pergi belanja bahan untuk laundry. Anggota yang sedang melamar dengan leluasa berbincang dengan alasan menunggu sang pemilik usaha. Istilah sambil menyelam minum air yaitu sambil menyelidiki dan sekaligus berharap orang dicurigai itu datang hari ini.Sebelum istirahat tiba, Asisten Wibi dan Bang Jack melaporkan penyelidikaan yang dilakukan anak buah wanita kepada Eddriz. Sekitar pukul sebelas pagi, ada

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 115. Perawat Gadungan

    Eddriz terpaksa melihat introgasi perawat gadungan dengan online karena permintaan Raline. Istri kecil Eddriz itu bersikukuh ingin melihat wajah perawat yang menyusup ke rumah sakit. Suami Raline itu selalu mengabulkan semua permintaan istri tercinta apa pun keinginannya. Bang Jack dan kepala security yang saat ini sedang mencecar pertanyaan pada perawat gadungan. Asisten Wibi duduk di sofa di sampinng Eddriz dan berkoordinasi dengan IT untuk menyelidiki latar belakang perawat gadungan. Sedangkan, Eddriz dan Raline mlihat layar televisi yang terhubung dengan CCTV yang ada di kantor security rumah sakit. "Siapa yang menyuruh kamu menjadi perawat?" tanya Bang Jack dengan suara tegas. "Saya sendiri, Pak," jawab Perawat gadungan itu sambil menunduk. Kepala security yang mulai tidak sabar dan emosi tiba-tiba menggebrak meja dengan kedua tangan. Bukan hanya perawat gadungan yang tersentak kaget karena mendengar suara gebrakkan meja. Namun, Bang Jack juga ikut kaget dan memundurkan ku

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 114. Tender

    Raline beristirahat paska operasi terlelap di atas tempat tidur. Eddriz masih emosi tingkat dewa, tetapi bukan karena istri trcinta. Namun, karena ayah tiri Raline yang mengajukan tender lebih tinggi dari tawaran perusahaan Bushiry Grop.Asisten Wibi memberikan keterangan kemungkinan ada orang dalam dari perusahaan Bushiry Grop yang yang membocorkan informasi. Saat ini suasana tender yang ada di Surabaya sedang tegang menunggu yang menang antara dua perusahaan."Kamu selidiki orang dalam yang membocorkan sekarang juga!" perintah Eddriz dengan suara meninggi karena marah."Tim kita sedang menyelidiki, Tuan.""Bagus tendang dia dari Bushiry Grop, dan jangan lupa blacklist ke seluruh perusahhan di seluruh Indonesia.""Siap, Tuan.""Siapa yang memimpin tende itu, kirim nama sekarang aku hubungi dia?""Baik, saya kirim lewat pesan WA sekarang, Tuan."Kekausaan seorang Eddriz Bushiry tanpa batas. Hanya dengan sekali gertak orang yang dihubungi bukan hanya menggigil ketakutan. Lutut seketika

  • Dijual Ayah Tiri pada CEO Duda Killer   Bab 113. Baby Edward

    Mendadak tim dokter yang dipimpin oleh Dokter Daniel dan Dokter Atika melakukan operasi caesar pada Raline. Jika sang suami sudah bertitah, Raline harus mengikuti yang diperintahkan. Rasa sakit sebenarnya masih bisa ditahan, tetapi karena Eddriz yang tidak tega melihat istri kecilnya kesakitan, terpaksa harus melakukan operasi saat itu juga.Yang lebih parah lagi Eddriz ikut masuk di ruang opesasi caesar selalu gelisah dan sedikit mengganggu proses operasi. Raline yang memakai setengah anastesi membuat Eddriz semakin bingung. Dari dada ke bawah tidak merasakan apapun, sedangkan mulai dari dada, pundak, tangan ke atas tetap normal dan bisa digerakkan.Laki-laki tua itu terus membuat drama gegara melihat proses operasi yang baru pertama kali. Melihat dokter mulai membuka jalan bayi yang ada di bawah pusar, Eddriz tegang. Takut sang istri meringis kesakitan seperti awal akan melahirkan tadi."Bang, ada apa?""Itu mulai di buka, apakah Ra tidak merasakan sakit?""Tidak.""Benarkah?""Aban

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status