Share

Bab 07

Mommy!" pekik Raygan ketika melihat sang mommy berdiri di depan gerbang sekolah untuk menunggu kepulangannya.

Senyuman di wajah polos bocah itu terlihat dengan jelas. Sudah lama dia memimpikan hal ini, hal yangsangat sederhana, akan tetapi sangat bermakna di hati kecilnya.

"Jagoan mommy sudah pulang. Bagaimana sekolahnya? Apa menyenangkan?'' Tanya Naura sambil mengusap lembut puncak kepala Raygan.

"Hari ini Raygansangat senang. Karena akhirnya Raygan bisa mengatakan kepada teman-teman Raygan jika Raygan juga punya mommy," ucap Raygan tersenyum penuh percaya diri.

"Ray! apakah dia mommymu?" tanya Bimo, teman sekelas Raygan.

"Ia! dia adalah mommyku. Aku uga punya mommy sama sepertimu," ucap Rayga mengenggam tangan Naura.

"Tapi saya perhatikan kalian tidak mirip sama sekali. Apalagi melihat mommymu itu yang masih sangat muda. Saya rasa dia tidak mungkin mommy kandungmu, atau jangan-jangan," ucap Tania, mama Bimo tersenyum sinis.

"Stop! jaga mulut Anda jika berbicara di depan putra saya," ucap Naura penuh keberanian. Dia menatap ibu dan anak itu dengan tatapan penuh kebencian.

"Kenapa kau marah? Saya hanya mengatakan apa yang ada di pikiran saya," ucap Tania memayunkan bibirnya sinis.

"Sayang! Ayo kita pulang," Naura memilih untuk tidak mengubris ucapan Tania. Dia menarik tangan Raygan menjauh dari Tania dan putranya.

"Aku hanya menyarankan, lebih baik Anda mengatakan yang sebenarnya. Karena kebohongan pasti akan terbongkar. Aku hanya merasa kasihan kepada bocah ini,"

"Aku justru lebih kasihan melihat putra Anda," ucap Naura tersenyum sinis. "Kenapa dia dilahirkan dari seorang wanita yang tidak memiliki attitude dalam berbicara. Dilihat dari penampilan Anda, sepertinya Anda adalah orang berpendidikan." Naura menatap penampilan Tania yan begitu elegan dengan barang-barang mahal yang menempel di tubuhnya.

"Tapi sayang! Pendidikan tidak akan bisa merubah etika seseorang,'' ucap Naura tersenyum sinis lalu kembali melangkahkan kakinya.

Mendengar ucapan Naura yang begitu menohok, Tania hanya mampu mengepalkan tangannya geram. "Siapa wanita itu? Dia sangat berani, lihat saja, aku akan membungkam mulut sampahmu itu," batin Tania menatap kepergian Naura.

*******

Arga melirik Leon dari kaca spion depan. Terlihat pria yang telah berumur matang itu duduk diam sambil menatap ke kaca jendela mobil. Walaupun sudah lama saling mengenal, akan tetapi Arga tidak pernah bisa menebak isi pikiran pria itu. Leon memang sangat tertutup, jadi wajar saja jika tidak ada seorang pun yang bisa mengenal dirinya dengan baik.

"Apa Tuan sedang memikirkan sesuatu?" tanya Arga memecahkan rasa penasarannya.

"Tidak! Apa Nuara sudah menjemput Raygan?" Tanya Leon malah balik bertanya.

"Sudah, Tuan! Tapi supir nyonya mengatakan jika saat menjemput Tuan Muda, Nyonya sempat berdebat dengan salah satu orang tua murid di sana," ucap Arga menjelaskan.

"Berdebat?" tanya Leon mengerutkan keningnya bingung.

"Ia, Tuan!"

"Biarkan saja! Dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri," Ucap Leon dengan santai. Mendengar ucapan Bosnya itu, Arga langsung mengerutkan keningnya binggung. Kenapa ada suami secuek itu kepada istrinya sendiri? Memang suami tidak ada gunanya. Begitulah isi pikiran Arga saat ini.

"Jangan membicarakanku di belakang. Apa kau ingin di pecat?" Leon menatap tajam asistennya itu, sepertinya dia tau apa yang sedang di pikirkan sang asisten.

"Ti ... Tidak, Tuan! Maafkan saya," ucap arga gugup tidak berani berkutik.

"Apa Tuan Besar bisa membaca pikiran orang lain? Kenapa aku baru tau?" batin Arga mengusap lehernya.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Fokuslah menyetir," ucap Leon dingin. Dia mencoba menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata untuk menghilangkan rasa penatnya. Hari ini memang sangat melelahkan, jadi dia ingin mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

Sesampainya di rumah utama, Arga menepikan mobil. Dia bergegas turun dan membukakan pintu untuk Leon. Tanpa banyak bicara Leon turun dari mobil itu, dia menatap satu persatu pelayan yang berjejer untuk menyambut kedatangannya.

"Daddy!" Raygan tiba-tiba berlari kearahnya, diikuti oleh Naura yang mengejarnya dari belakang.

"Ma ... Maaf, Tuan!" ucap Naura menunduk ketakutan ketika melihat tatapan elang Leon yang tertuju kearahnya.

Melihat putranya menangis, hati Leon langsung begitu hancur. Walaupun dia sudah tau apa penyebabnya, akan tetapi dia langsung menatap Naura dengan tatapan penuh intimidasi. Sehinga membuat wanita itu langsung ketakutan setengah mati.

"A ... Apa Daddy dan Mommy membohogi Raygan? Apa Mommy bukan Mommy kandungku?" Tanya Raygan dengan air mata yang berlinang membasahi wajahnya.

"Siapa yang mengatakan itu?"

"Aku! Aku adalah Ibu kandungnya. Bukan dia," ucap seorang wanita dengan tegas sambil berjalan mendekati mereka.

"Kau! Kenapa kau ada di sini?" Tanya Leon mengeraskan rahangnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status