Share

Bab 07

Author: Elprida Wati
last update Last Updated: 2024-03-25 19:07:00

''Mommy!" pekik Raygan ketika melihat sang mommy berdiri di depan gerbang sekolah untuk menunggu kepulangannya.

Senyuman di wajah polos bocah itu terlihat dengan jelas. Sudah lama dia memimpikan hal ini, hal yang sangat sederhana, akan tetapi sangat bermakna di hati kecilnya.

"Jagoan mommy sudah pulang. Bagaimana sekolahnya? Apa menyenangkan?'' Tanya Naura sambil mengusap lembut puncak kepala Raygan.

"Hari ini Raygan sangat senang. Karena akhirnya Ray bisa mengatakan kepada teman-teman Ray jika Ray juga punya mommy," ucap Raygan tersenyum penuh percaya diri.

"Ray! apakah dia mommymu?" tanya Bimo, teman sekelas Raygan.

"Ia! dia adalah mommyku. Aku juga punya mommy sama sepertimu," ucap Raygan mengenggam tangan Naura. Bocah itu menatap Naura dengan tatapan penuh kebahagiaan.

"Tapi saya perhatikan kalian tidak mirip sama sekali. Apalagi melihat mommymu itu yang masih sangat muda. Saya rasa dia tidak mungkin mommy kandungmu, atau jangan-jangan," ucap Tania, mama Bimo tersenyum sinis.

"Stop! jaga mulut Anda jika berbicara di depan putra saya," ucap Naura penuh keberanian. Dia menatap ibu dan anak itu dengan tatapan penuh kebencian. Bisa-bisanya ibu dan anak itu bicara seperti itu di depan Raygan. Ibu dan anak yang sangat menjengkelkan.

"Kenapa kau marah? Saya hanya mengatakan apa yang ada di pikiran saya," ucap Tania memayunkan bibirnya sinis.

"Sayang! Ayo kita pulang. Kamu tidak perlu memikirkan ucapan mereka," Naura memilih untuk tidak mengubris ucapan Tania. Bicara dengan orang seperti Tania hanya akan membuang-buang waktu saja.

"Aku hanya menyarankan, lebih baik Anda mengatakan yang sebenarnya. Karena kebohongan pasti akan terbongkar. Aku hanya merasa kasihan kepada bocah ini,"

"Aku justru lebih kasihan melihat putra Anda," ucap Naura tersenyum sinis. "Kenapa dia dilahirkan dari seorang wanita yang tidak memiliki attitude dalam berbicara. Dilihat dari penampilan Anda, sepertinya Anda adalah orang berpendidikan." Naura menatap penampilan Tania yan begitu elegan dengan barang-barang mahal yang menempel di tubuhnya.

"Tapi sayang! Pendidikan tidak akan bisa merubah etika seseorang,'' ucap Naura tersenyum sinis lalu kembali melangkahkan kakinya.

Dia menggandeng tangan Raygan menuju mobil dan meningalkan Tania yang terus menatap geram dirinya. Tidak lupa, sebelum masuk ke mobil, dia menatap wajah masam Tania terlebih dulu.

"Lebih baik Anda menyekolahkan mulut Anda terlebih dahulu. Bagaimana bisa mendidik Anak dengan baik, jika Anda memiliki mulut yang tidak punya tata krama, sungguh malang. Kaya tapi tak beradap" Ucap Naura tersenyum sinis.

Mendengar ucapan Naura yang begitu menohok, Tania hanya mampu mengepalkan tangannya geram. "Siapa wanita itu? Dia sangat berani, lihat saja, aku akan membungkam mulut sampahmu itu," batin Tania menatap kepergian Naura.

*******

Arga melirik Leon dari kaca spion depan. Terlihat pria yang telah berumur matang itu duduk diam sambil menatap ke kaca jendela mobil. Walaupun sudah lama saling mengenal, akan tetapi Arga tidak pernah bisa menebak isi pikiran pria itu. Leon memang sangat tertutup, jadi wajar saja jika tidak ada seorang pun yang bisa mengenal dirinya dengan baik.

"Apa Tuan sedang memikirkan sesuatu?" tanya Arga memecahkan rasa penasarannya.

"Tidak! Apa Nuara sudah menjemput Raygan?" Tanya Leon malah balik bertanya.

"Sudah, Tuan! Tapi supir nyonya mengatakan jika saat menjemput Tuan Muda, Nyonya sempat berdebat dengan salah satu orang tua murid di sana," ucap Arga menjelaskan.

"Berdebat?" tanya Leon mengerutkan keningnya bingung.

"Ia, Tuan!"

"Biarkan saja! Dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri," Ucap Leon dengan santai. Mendengar ucapan Bosnya itu, Arga langsung mengerutkan keningnya binggung. Kenapa ada suami secuek itu kepada istrinya sendiri? Memang suami tidak ada gunanya. Begitulah isi pikiran Arga saat ini.

"Jangan membicarakanku di belakang. Apa kau ingin di pecat?" Leon menatap tajam asistennya itu, sepertinya dia tau apa yang sedang di pikirkan sang asisten.

"Ti ... Tidak, Tuan! Maafkan saya," ucap arga gugup tidak berani berkutik.

"Apa Tuan Besar bisa membaca pikiran orang lain? Kenapa aku baru tau?" batin Arga mengusap lehernya.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Fokuslah menyetir," ucap Leon dingin. Dia mencoba menyandarkan tubuhnya dan memejamkan mata untuk menghilangkan rasa penatnya. Hari ini memang sangat melelahkan, jadi dia ingin mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

Sesampainya di rumah utama, Arga menepikan mobil. Dia bergegas turun dan membukakan pintu untuk Leon. Tanpa banyak bicara Leon turun dari mobil itu, dia menatap satu persatu pelayan yang berjejer untuk menyambut kedatangannya.

"Daddy!" Raygan tiba-tiba berlari kearahnya, diikuti oleh Naura yang mengejarnya dari belakang.

"Ma ... Maaf, Tuan!" ucap Naura menunduk ketakutan ketika melihat tatapan elang Leon yang tertuju kearahnya.

Melihat putranya menangis, hati Leon langsung begitu hancur. Walaupun dia sudah tau apa penyebabnya, akan tetapi dia langsung menatap Naura dengan tatapan penuh intimidasi. Sehinga membuat wanita itu langsung ketakutan setengah mati.

"A ... Apa Daddy dan Mommy membohogi Raygan? Apa Mommy bukan Mommy kandungku?" Tanya Raygan dengan air mata yang berlinang membasahi wajahnya.

"Siapa yang mengatakan itu?"

"Aku! Aku adalah Ibu kandungnya. Bukan dia," ucap seorang wanita dengan tegas sambil berjalan mendekati mereka.

"Kau! Kenapa kau ada di sini?" Tanya Leon mengeraskan rahangnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 41

    Leon tersenyum sendiri melihat layar ponselnya. Seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta, dia terus tersenyum sambil menatap foto propil whatshap milik Naura. Dia melihat jika pesan yang dia kirim telah di baca, akan tetapi san istri sama sekali tidak ada niat untuk membalas pesan itu. "Walaupun aku tidak bisa mendapatkanmu, tapi aku bisa memiliki putrimu. Maaf karena aku bersikap terlalu keras kepadanya. Aku janji akan memperbaiki sikapku," batin Leon beralih menatap foto Shella yang ada di meja kerjanya. "Tuan!" Tiba-tiba Arga main nyelonong masuk, sehinga Leon refleks meletakkan ponselnya (Tapi lupa mematikan layar) "Ehm! Ternyata duda jika jatuh cinta melebihi anak ingusan," Batin Arga melihat layar ponsel Leon yang masih menyala. Melihat tatapan asistennya itu, Leon langsung tersadar. Dia mengambil ponsel itu lalu memasukkannya ke saku celana. "Aku hanya ingin bertanya bagaimana keadaannya" jelas Leon tanpa menatap sekertarisnya itu. "Memangnya saya bertanya, Tu

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 40

    Naura berjalan memasuki kediaman keluarga Debora. Dia menatap satu persatu pelayan yang menyambut kedatangannya, akan tetapi dia tidak menemukan Rita di barisan itu. "Dimana tante?" Tanya Naura kepada ketua pelayan. "Nyonya ada di kamarnya, Nyonya. Beberapa hari ini dia terus mengurung diri di kamarnya," Jelas pelayan itu. Mendengar penjelasan pelayan itu, Naura perlahan berpikir sejenak. Tidak biasa sang tante seperti itu, biasanya dia selalu ikut dalam barisan pelayan saat Naura berkunjung. "Baiklah! Aku akan menemuinya," ucap Naura kembali melangkahkan kakinya. Dia melangkahkan kakinya menuju kamar yang di tempati Rita. Kamar yang begitu sempit dan juga tidak memiliki perlengkapan tidur yang lengkap. Naura menatap pintu kamar yang tertutup dengan rapat. Melihat kamar itu, ingatan akan masa lalu yang begitu menyakitkan kembali muncul di ingatannya. Kamar yang sempit dan tidak layak itu adalah saksi penderitaan Naura selama ini. Di sana dia selalu menangis menumpahkan se

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 39

    Mendengar ucapan Leon yang menyudutkan nya, Dirga hanya bisa terdiam. Dia tidak bisa berkata-kata lagi, dia sadar jika dia salah. Namun, dia juga merasa kesal akan sikap Leon yang selalu acuh tak acuh kepada Naura. "Maafkan saya, Tuan!" hanya kata-kata itu yang bisa muncul dari bibir Dirga. "Tidak masalah. Kau sudah menebus kesalahanmu," Leon tersenyum sekilas mengingat permainan panasnya dengan Naura semalam. Walaupun awalnya sang istri menolak, akan tetapi lama-lama dia juga menikmati setiap sentuhan yang Leon berikan kepadanya. "Tuan! kita ada pertemuan penting dengan salah satu klien. Apa Anda sudah siap?" tanya Arga mengalihkan pembicaraan. "Sudah!" ucap Leon melangkahkan hedak melangkahkan kakinya keluar. "Dimana Alex?" "Alex!" mendengar nama sang adik di sebut, Arga dan Dirga langsung saling lempar pandang. Tidak biasanya tuan besar mereka itu mengingat adik mereka. "Di ... Dia sedang kuliah, Tuan!" ucap Dirga sedikit gugup. Dia merasa cemas dan menduga jik

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 38

    Setelah selesai melanjutkan olahraga, Leon langsung bergegas ke kamar mandi. Dia membersihkan tubuhnya sambil sesekali membayangkan olahraga panas yang telah dia laukan bersama sang istri. Sudah cukup lama dia tidak menuntaskan birahinya, sehingga dia tidak bisa mengontrol diri dan menguras habis seluruh tenaga sang istri. "Pasti dia sangat lelah," batin Leon tersenyum kecil. "Tapi dia sangat nikmat. Bahkan aku ingin lagi." Tiba-tiba pria itu berubah bucit. Padahal baru beberapa waktu lalu dia mengucapkan kata perpisahan. Apa sebenarnya yang ada dipikirannya selama ini? Setelah selesai membersihkan diri, dia bergegas keluar dengan mengunakan handuk yang melilit di pingangnya. Dia menatap ke arah Naura yang kembali tertidur karena kelelahan. "Ternyata dia sangat kelelahan. Aku sudah seperti singa lapar saja," ucap Leon terkekeh kecil sambil merapikan selimut yang menutupi tubuh naura. Tidak lupa dia sedikit mengintip untuk melihat tubuh polos istrinya itu. Tidak lupa dengan hi

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 37

    "Apa?" Tanya Arga dan Alex terkejut, bahkan mereka hampir kesedak minuman mendengar ucapan Dirga. "Kenapa? Aku tidak salah. Mereka sudah menikah, jadi wajar saja mereka melakukannya," ucap Dirga tersenyum tanpa dosa. Sebenarnya Dirga tidak rela jika Naura dan Leon berpisah. Terlebih lagi mengingat wanita itu sangat menyayangi Raygan, tentu saja Dirga tidak mau jika hidup Tuan Kecilnya itu kembali seperti dulu. Dimana dia selalu merindukan kasih sayang seorang ibu. "Aku hanya ingin menebus kesalahanku. Aku secara tidak sengaja mendukung keputusan Nyonya untuk berpisah dari Tuan Leon. Jadi, aku hanya ingin memperbaiki kesalahanku saja," ucap Dirga mencoba memberikan pengertian kepada kedua adiknya itu. "Kakak tidak salah. Aku juga mendukung," ucap Alex tersenyum puas. "Malam indah yang pernah tertunda akhirnya terlaksana juga," ucap Arga tersenyum mesum. Tanpa mereka sadari, ternyata sejak tadi ada sepasang kuping yang mendengarkan pembicaraan mereka. Siapa lagi jika bu

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 36

    Leon berdiri seorang diri di balkon kamarnya. Dia menatap langit yang begitu gelap sambil mengisap sebatang rokok. Wajahnya terlihat murung, seperti sedang memikirkan sesuatu. "Dad!" Suara lembut sang buah hati tiba-tiba menyadarkannya. "Ia!" Dia menatap sumber suara itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. "Apa daddy dan mommy bertengkar? kenapa mommy ingin pergi?" tanya Raygan dengan mata berkaca-kaca. Leon hanya bisa terdiam membisu. Mulutnya seakan terkunci dengan rapat, sehingga dia tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Dia mencoba mencari alasan agar sang putra dapat mengerti. Namun, pikirannya juga sangat kacau, sehingga membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih. "Daddy!" Leon mencoba berbicara, akan tetapi dia tetap tidak tau apa yang harus dia katakan. "Mom! mommy mau kemana? mommy sudah janji tidak akan meninggalkan Ray, tapi ini," Raygan mencoba beralih ke Naura yang sedang membereskan barang-barangnya. Dia menatap wanita itu dengan tatapan pe

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 35

    Semua yang telah berpartisipasi di dalam kejahatan Heri telah di hukum satu persatu. Mulai dari Arif yang telah memalsukan surat wasiat Tuan Besar Debora, dan juga Budi yang telah membantu dalam kecelakaan yang di alami kedua orang tua Naura. Setelah menemukan beberapa bukti, ternyata kematian mereka terjadi karena rencana Budi dan Heri. Mereka sengaja menciptakan kejadian itu seperti kecelakaan, dan menghilangkan semua bukti kejahatan mereka. Namun, sepintar-pintarnya mereka menyembunyikan kejahatan yang mereka lakukan, pasti akan terbongkar juga. Hari ini, di depan seluruh pejabat penting dan juga para pegawai penting Pt. Debora grub Naura di tetapkan sebagai direktur utama Pt. debora grub dan juga pewaris tunggal keluarga Debora. "Selamat, Nyonya!" Dirga memberikan selamat atas keberhasilan Naura merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. "Terima kasih! ini semua karena bantuan Anda," ucap Naura tersenyum. "Selamat, Nyonya! Akhirnya Anda berhasil menyingkirkan s

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 34

    "Maaf! dengan Vico Asrico Debora?" beberapa pria berbadan tegap dan mengunakan seragam dinas polisi mendekati Rico yang sedang minum di sudut bar. "Ya! saya adalah Vico Asrico Debora. Ada apa?" tanya Rico tidak mengerti. "Anda di tahan atas tuduhan penggelapan dana perusahaan Debora, dan juga pemalsuan dokumen kepemilikan perusahaan itu," ucap ketua polisi memberikan surat perintah penahanan. "Bukan hanya itu, ada juga terlibat dalam sindikat jaringan narkoba dan juga judi online. Jadi, ikut kami sekarang," ucap polisi itu kembali sambil memborgol tangan Rico. "Pemalsuan dokumen? saya tidak tau masalah itu, Pak. Itu semua pengacara itu, dia yang memalsukan surat wasiat kakek." Rico berusaha untuk membela diri. "Silakan Anda jelaskan di kantor. Sekarang ikut kami secara baik-baik, atau kami akan berbuat kasar." Melihat tatapan tajam para polisi itu, Rico langsung ketakutan. Wajahnya memucat, diikuti dengan keringat dingin yang bercucuran. Tentu saja dia tidak berani menghada

  • Dijual Pamanku, Dibeli Hot Daddy   Part 33

    Di saat semua orang masih tertidur dengan lelap, terlihat seorang wanita paruh baya sedang sibuk berkutik di dapur. Dia meracik setiap bumbu yang hendak dia masak dengan perasaan kesal. Terlihat wajahnya begitu lelah, apalagi usianya kini yang sudah tidak muda lagi, sehingga membuat seluruh tubuhnya terasa sakit. "Lelah sekali!" dia mencoba menyeka keringat yang memenuhi keningnya. "Ternyata Anda tau lelah juga," ucap seorang wanita berdiri di depan pintu sambil memperhatikan wanita itu. "Naura!" ucap Rita melihat kedatangan keponakan sekaligus majikan barunya. "Aku mau sarapan, cepat siapkan sarapan untukku," ucap Naura melirik jam tangannya yang sudah menunjuk ke pukul enam pagi. "Sebentar! Tante akan masakkan nasi goreng untukmu," ucap Rita menunduk. Jujur tubuhnya sudah sangat lelah, akan tetapi dia tidak berani membantah sama sekali. Apalagi mendengar ancaman Naura semalam, tentu dia tidak mau mendapatkan hukuman karena tidak becus bekerja. Di saat semua pelayan masih

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status