Share

Part 19

"Ha... Ha... " Suara tawa segerombolan anak laki-laki berhasil mengema di sebuah gudang sekolah. Di ikuti oleh suara tangis seorang anak perempuan yang sedang berdiri dengan tangan terlentang. Terlihat ada kaleng kosong yang berdiri di atas kepala dan juga di kedua telapak tangannya.

"Ayo lempar lagi. Aku sudah berhasil menjatuhkan satu, sekarang giliranmu." Rico memberikan sebuah bola yang terbuat dari gumpalan plastik kresek yang di ikat oleh karet gelang. Sehingga membuat plastik kresek itu sudah seperti sebuah bola kecil.

"Hikss... Hiksss... Jangan. Aku takut," Lirih gadis itu tanpa berani bergerak.

Matanya terlihat membiru, sudut bibir mungilnya juga terlihat ada noda darah, mungkin karena terkena bola yang di lemparkan para anak laki-laki itu untuk menjatuhkan kaleng yang ada di kepalanya.

"Ha... Ha... Kenapa kau menangis? Bukankah tadi kau menantangku?" Tawa Rico semakin pecah. Di ikuti beberapa anak laki-laki yang ada di ruangan itu. Mereka seperti tidak punya hati nurani
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status