Share

145. Jangan Khawatir

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-27 19:53:56

"Hai, Uncle Reino."

Layar ponsel Dylan kini terpampang wajah tampan Reino. Anak itu melambai dan duduk di rumput.

"Hai, Rein. Semalam uncle lihat lego yang kamu mau, lho. Lego kastil Harry Potter, kan?"

"Beneran, uncle? Kok kata mommy belum ada versi barunya?"

"Karena setiap negara berbeda rilis produk barunya. Uncle bisa belikan untukmu."

"Wah, mauu, uncle." Kepala Reino mengangguk dengan wajah girang.

"Iya nanti uncle belikan sebagai oleh-oleh. Oh ya, tangan daddymu sudah nggak papa? Kudanya juga nggak papa?"

"Kemarin bahunya sudah dioperrasi dan dipasang pen. Kalau tangannya patah tapi cuma digips aja." Dengan santai, Reino menjawab. Saking senangnya, lupa bahwa ia dilarang bercerita karena tidak ingin membuat Dylan dan Vina khawatir.

Dylan sangat terkejut. Tetapi berusaha tenang dan memgangguk-angguk seolah mengerti.

"Kalian pasti takut waktu kejadian itu. Pasti Clara nangis."

"Clara nggak lihat, uncle. Yang nangis mommy. Waktu kudanya mau injek Clara trus dilindungi sama tubuh da
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nancy
romantic couple.. next chapter
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   152. Mau Jualan

    "Kalau itu sih nggak perlu suit.""Biar seru."Vina mendengus. Dengan gerakan yang sengaja ia pelankan, Vina melepas pakaiannya. Gerakan itu malah membuat Dylan bergairah.Namun Dylan juga bertahan dan menatap tanpa jeda tubuh istrinya yang setengah polos sekarang."Mmm... bentar aku mau pipis."Dylan memejamkan mata menahan kesal. Ada ada saja istrinya ini. Padahal ia sudah hampir menerkam Vina barusan."Aneh banget pipis dengan pemandangan ranjang begini." Vina berseru dari kamar mandi."Sudah, cepat, Chagiya!""Sabar."Vina kembali dengan hanya mengenakan celana dalam. Dylan memberi kode untuk melepasnya.Jika tadi Vina sengaja menggoda Dylan. Sekarang, tanpa malu ia melepasnya dengan gerakan sembrono."Aku boleh makan dulu? Makanan selamat datang dari hotel tadi tampak enak.""Astagaa." Dylan mendesis saat Vina meninggalkannya sendirian di ranjang.Tapi tak lama kemudian, Vina muncul lagi dengan piring berisi kue vanila keju di tangan. Dengan santai, wanita itu makan di depan sang

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   151. Lima Hari Terakhir

    “Lalu, maksud penawaran anda apa?”“Ehem.” Teddy menjernihkan tenggorokannya sebelum bicara. “Saya tau dari media sosial anda sangat piawai dalam mendesain pakaian.”“Oh.” Vina mengangguk mengerti.“Saya ingin anda mendesain pakaian untuk para pramugari dan pramugara di maskapai ini.”Kedua alis Vina terangkat tinggi. Ia jadi melirik para pramugari dan pramugara yang masih menunggu tandatangan Dylan.“Pakaian untuk mereka?”“Iya, Nyonya. Nanti saya akan mengirim penawarannya melalui email.”Vina mengangguk lalu memberikan alamat emailnya. “Tapi, saya belum bisa janji, ya. Tergantung izin dari suami saya.”“Baik, Chagiya. Terima kasih.”Vina merasakan tepukan di punggungnya. Ia menoleh dan Dylan merangkul bahunya dengan senyum.“Yuk, sudah.” Lelaki itu memberi kode untuk pergi.Keluar dari pesawat, Dylan dan Vina mendapat pengawalan dari kru pesawat. Bandara memang cukup ramai karena pada akhirnya orang-orang tau Lano baru saja mendarat.Bahkan, Dylan dan Vina ditemani hingga keduanya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   150. Saling Perhatian

    Vina dan Dylan mendapatkan pelayanan spesial dari awak pesawat. Lagu Lano bahkan diperdengarkan oleh pilot yang ternyata seorang Goldies.Seorang pramugari memberikan gift sebuah boneka berpakaian pramugari pada Vina. "Nyonya, ini untuk Clara."Vina tersenyum dan mengangguk berbarengan. "Terima kasih."Lalu Vina memperlihatkan boneka itu pada Dylan. "Lucu, ya."Dylan menjulurkan tangan dan mengelus kepala Vina sambil terkekeh.Selesai makan, Vina menonton sedangkan Dylan memilih mendengarkan lagu. Namun baru setengah jam, Dylan melihat istrinya telah tertidur."Kenapa Chagiya jadi sering tidur akhir-akhir ini?" Dylan bergumam sambil menatap istrinya.Akhirnya Dylan memejamkan mata. Entah kenapa memorinya kembali saat tadi pagi ia bertengkar dengan Vina.Kalimat Vina yang mengatakan bahwa ia penjahat dan Vina membencinya membuat Dylan membuka matanya lagi.Dylan menoleh ke samping. Tangannya terjulur membelai wajah sang istri."Kamu nggak serius benci aku, kan?"Vina menggeliat sedikit

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   149. Pindah Bulan Madu

    “Kamu jahat! Aku benci kamu, Dylan!”Air mata Vina berderai membasahi pipi. Dylan tetap memeluk Vina meski ia mendapat pukulan bertubi-tubi dari sang istri.Sakit tubuhnya tidak seberapa dibanding melihat kerapuhan Vina. Air mata dan isakannya yang membuat Dylan sangat terluka.“Kenapaa kamu ajak aku ke sini? Karena kamu sekalian mau bertemu dengan wanita itu? Kamu punya anak dari dia.... ““Tidak, Chagiya.” Dylan memotong cepat ucapan Vina.Tapi, Vina menggeleng keras. “Dia pasti sakit hati karena ternyata kamu sudah menikah. Ketika tidak berhasil membunuhku, ia memilih bunuh diri. Persis seperti yang aku kira saat pertemuan pertama kita. Kamu penjahat!”Vina mendorong keras dada Dylan. Saking kerasnya, Dylan pun tersentak ke belakang. Tapi, kemudian Vina merasakan perutnya kram.Tangan Vina menyangga perutnya. Ia berusaha mengatur napas. Dylan kembali mendekatinya.“Chagiya, sini, duduk dulu.” Dylan membimbing tubuh VIna, namun sekali lagi istrinya menolak dengan menepis tangan Dyla

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   148. Dikubur Dalam-Dalam

    “Bunuh diri?” Dylan mengulang ucapan pengawal yang langsung mengangguk.Sambil menggertakkan gigi, ia mendengar pengawalnya bercerita. Sejak semalam, Sabine sudah melakukan percobaan untuk menghilangkan nyawanya. Ia menuntut untuk bertemu dengan Dylan.Para pengawal yang mengawasi Sabine tidak berkutik. Mereka tetap menggeleng tegas pada permintaan Sabine, meski terus diancam.Hingga akhirnya, dini hari tadi, terdengar teriakan tertahan. Saat pintu dibuka, Sabine sudah kehilangan nyawa.“Di mana dia dimakamkan?”“Pemakaman umum penduduk, Tuan.”“Aku mau lihat langsung mayatnya dikubur.” Dylan berkata dengan nada dingin.“Baik, Tuan. Kami akan segera mengkondisikan area pemakaman untuk.... ““Apa? Siapa yang meninggal?”Cepat, Dylan menoleh. Jantungnya langsung berdegup kencang melihat Vina berdiri di depannya dengan wajah khawatir. Dylan segera menghampiri istri-nya.“Chagiya, kenapa di sini? Aku memintamu menunggu....”“Kenapa? Biar aku nggak denger apa yang terjadi di villa ini? Buk

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   147. Keanehan

    "Chagiya." Dylan mendesah seraya membelai bagian tubuh istrinya yang ia sukai."Dokter bilang jangan terlalu sering. Semalam sudah dua kali." Vina menjawab pelan, lalu meraih lengan Dylan dan memeluknya agar tangan Dylan tidak menjelajah kulit tubuhnya."Aku amnesia. Nggak inget dokter bilang gitu."Vina tergelak geli karena Dylan sudah menciumi lehernya. Erangan demi erangan meluncur bebas dari bibir Vina.Pagi yang diawali oleh rayuan maut Dylan akhirnya berakhir dengan pelepasan yang membuat napas keduanya memburu cepat."Bergeser lah, sayang. Tubuhmu berat!" Vina menepuk punggung Dylan yang masih menindih tubuhnya.Dylan bergulir ke samping. Napasnya masih tersengal-sengal. Vina mendengus geli melihatnya."Makanya jangan berlebihan geraknya.""Kamu yang minta lebih cepat, Chagiya. Lupa?"Dengan wajah menahan malu, Vina menjawab," Aku amnesia. Nggak inget tadi bilang gitu.""Huuhhfff." Dylan mengembuskan napas panjang. "Tolong ambilkan minum, Chagiya. Tenggorokanku kering sekali."

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status