Share

228. Melampiaskan Rindu

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-07-10 17:32:32

Vina meninggalkan Rere, Rachel dan si kembar. Dengan langkah cepat, ia menuju pintu depan.

“Dylan!” Vina menjerit ketika melihat suaminya datang.

Dylan tersenyum dan melebarkan tangannya menyambut tubuh Vina. Ia memeluk erat sang istri dan menenggelamkan wajahnya pada rambut Vina.

Untuk beberapa saat mereka hanya saling memeluk. Vina menikmati dekapan dan aroma tubuh sang suami dengan senyum bahagia.

Begitu juga dengan Dylan. Ia tak menyangka bahwa rindunya ternyata benar-benar nyata hingga saat menyentuh Vina, rasanya ia tidak ingin melepasnya lagi.

“Kamu pulang?” Vina akhirnya mendongak menatap wajah tampan Dylan. "Kenapa tidak memberitahuku?"

Dylan terkekeh. "Kejutan." Ia mengusak sayang kepala Vina. “Pekerjaan selesai lebih cepat. Jadi, aku memilih pulang karena kangen padamu.”

“Beneran kangen?”

Tanpa menjawab, Dylan memagut bibir istrinya. Mereka melepas kerinduan hingga akhirnya tersenyum menatap wajah masing-masing.

“Mana si kembar?”

“Tadi aku sedang bersama mereka di taman. Mu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
tuh Rere malah bikin overthinking Kakaknya kumat lagi, parah nih
goodnovel comment avatar
Nancy
lanjut ceritanya ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   243. First Time

    “Dokter Clark!” Rendra berlari untuk menyamai langkah seorang lelaki berjas putih.“Hai.” Mata lelaki itu menatap tanda pengenal Rendra. “Dokter Rendra.”Rendra terkekeh. Mereka memang tidak terlalu akrab. Selain beda jurusan, mereka juga tidak pernah praktek di rumah sakit atau klinik yang sama.“Maaf mengganggu.”“Maaf juga. Aku harus mengingat-ingat di mana kita berkenalan.”Keduanya berhenti lalu tertawa bersama. Rendra menjulurkan tangan ke depan Clark.“Sebaiknya kita kenalan lagi. Aku, Rendra.” “Clark.” Lelaki itu mengangguk dan membalas uluran tangan Rendra. “Jadi, di mana kita bertemu?”“Kita satu kampus.”“Benarkah? Waah maaf. Aku memang kurang bergaul saat kuliah.”“Karena kamu pacaran sama salah satu putri peneliti terkenal dunia. Jadi pergaulanmu dibatasi. Kami melihat kamu selalu diikuti pengawal.”Clark tergelak. Ia mengangguk-angguk mengingat saat itu. Mereka masuk ke sebuah ruangan besar yang disulap menjadi ruang makan bersama.Saat ini perkumpulan dokter dari berba

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   242. Buntu

    “Kalian mengusulkan untuk meminta bantuan dua professor ini tetapi tidak tau cara menghubungi mereka?” Marcel menatap dua dokter ahli di depannya.“Kami berpikir anda memiliki banyak kenalan di penjuru dunia. Siapa tau ada yang bisa menghubungkan anda dengan peneliti-peneliti canggih ini.”Marcel menggeleng mendengar pernyataan salah satu dokter. Ia lalu melirik Tamara yang juga menggeleng lemah.“Kami memang memiliki pertemanan luas dengan sejumlah selebriti dunia, tetapi tidak pernah ada dari mereka yang memiliki profesi peneliti.” Marcel mendesah. “Apa kalian sesama dokter juga tidak bisa memiliki akses?”“Kami sudah mencoba email ke badan penelitian pusat.”“Sudah mendapat balasan?”Dokter memperlihatkan email yang ia kirim ke badan penelitian. Marcel membaca balasan bahwa pertemuan dengan peneliti-peneliti senior harus melalui prosedur ketat dan saat ini mereka masuk dalam daftar antrian.“Kabarnya antrian tersebut bisa berbulan-bulan baru direspon.”Marcel menghela napas panjang

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   241. Ujian Rumah Tangga

    Vina tersenyum pada sang suami. Ia meraih tangan Dylan dan mengajaknya berjalan ke kamar anak-anak.“Sudah waktunya menyusui.” Vina berkata.“Tunggu!” Dylan berhenti dan menahan langkah Vina. “Jelaskan dulu, kamu kenapa? Obat apa yang kamu minum?”Dengan embusan napas panjang, Vina menjawab, “Itu obat dari psikiater. Anti depresan.”“Hah? Kamu .... “ Dylan tidak melanjutkan kalimatnya. Tangannya meraih tubuh sang istri dan menenggelamkan wajahnya di rambut Vina dalam-dalam.“Kamu pasti stress karena aku. Maafkan aku. Ya Tuhan ... ini sebabnya aku tidak mau cerita tentang pengobatan ini padamu, Chagiya.” Dylan berkata lirih.Vina segera mengurai pelukan Dylan. Kedua tangannya menangkup wajah sang suami.“Kamu lihat aku. Apa menurutmu aku seperti orang stress?”Kepala Dylan menggeleng. “Stress itu bukan hanya yang terlihat. Tapi pikiran dan hatimu yang merasakan.”“Oke.” Vina tidak menampik pernyataan tersebut. “Kamu benar. Tapi, sejak dulu aku memang suka overthinking, kamu tau itu.”“

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   240. Solusi Sementara

    Esok harinya, tim dokter kembali datang. Mereka melaporkan hasil tes darah Dylan. Perkembangan yang baik di dapat dengan data sel – sel sehat yang berkembang lebih banyak.“Jadi, boleh dibilang terapi pengobatan yang anda jalani cukup berhasil, Tuan.”Dylan mendengus pelan. “Lalu, gejala kemarin itu bagaimana?”“Sepertinya, sel-sel baru itu masih beradaptasi dan menimbulkan efek yang berbeda.”“Maksudku apa ada cara untuk menahan atau mengetahui serangannya?” Dylan tampak tidak puas dengan jawaban dokter.“Kami belum dapat memberikan solusi terbaik selain tidur setelah menjalani pengobatan, Tuan.”“Bagus!” Dylan memicingkan mata pada dokter lalu bertepuk tangan kencang. “Solusi kalian persis seperti yang aku pikirkan kemarin dan hasilnya, jika istriku tidak tau aku pingsan, aku akan mati, bukan?”Para dokter terdiam dan menunduk sedikit mendengar kalimat sarkas Dylan. Tampak sekali lelaki itu kesal.“Dan jika aku tidak menemukan bagaimana tubuhku ini memberi alarm bahaya, aku bisa pin

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   239. Efek Pengobatan Baru

    “Tolooong!!”Vina membuka pintu lebar-lebar sambil berjalan ke satu sisi kamar. Juan masuk tergopoh dan menatap ranjang.“Ada apa, Nyonya? Kenapa Tuan Lano?”“Dylan pingsan. Tolong cek nadi!” titah Vina.Beberapa detik kemudian, Vina naik kembali ke ranjang membawa satu botol kecil aromaterapi. Botol yang terbuka itu ia dekatkan ke hidung Dylan.Vina menepuk-nepuk sisi pipi suaminya. “Sayang? Dylan! Bangun!”“Nadinya lemah, Nyonya.” Juan memberi laporan, lalu merogoh saku mengambil ponsel. “Saya telepon dokter.”“Apa kita langsung bawa ke rumah sakit saja?” Vina mulai panik.Tapi, kemudian terdengar erangan Dylan. Lelaki itu siuman. Vina lalu kembali mengajak suaminya bicara.“Sayang? Kamu bisa dengar aku? Bisa buka mata?” Dengan nada khawatir, Vina memanggil-manggil sang suami.“Dokter dalam perjalanan, Nyonya. Beliau bilang sebaiknya Tuan jangan dipindahkan dalam keadaan seperti ini.”“Lalu, bagaimana? Aku nggak mau nunggu mereka datang. Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Mata Dy

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   238. Menerima Tawaran

    “Kamu mau aku tampil di konser finalmu?”Erick mengangguk tegas. “Kita nyanyikan lagu yang kamu ciptakan untukku. Ayolah, untuk mengenang masa-masa kita masih bisa berkarya bersama.”Dylan menoleh pada Marcel yang saat ini menjadi managernya. Kakak Dylan itu tampak berpikir.“Kamu memang tidak ada kegiatan karena sedang pemulihan. Tetapi, kamu sendiri bagaimana? Bisa tampil di panggung?”Tentu saja maksud Marcel berkaitan dengan kesehatan Dylan. Meskipun suara Dylan tidak berubah, tetapi fisiknya belum tentu kuat untuk suatu pertunjukan.“Iya, Kak Marcel benar. Aku bahkan sepertinya belum bisa bermain piano penuh satu lagu itu.”“Nyanyi saja. Aku yang main piano.” Erick tetap memaksa.Kini, Dylan menatap istrinya. “Bagaimana, Chagiya?”Belum sempat Vina menjawab, Erick sudah merayu kembali.“Kalian bisa bawa semua keluarga. Aku yang siapkan resortnya. Panorama Resort akan aku booking untuk kalian.”“Hah? Panorama Resort? Mauuu!” Terdengar Reino berteriak histeris.Resort yang sedang d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status