Share

25. Bicara Dari Hati ke Hati

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-04-18 14:14:13

“Tetap lah bersamaku. Aku akan bantu kepindahanmu.”

Bagi Vina pernyataan itu bukan sebuah permohonan, melainkan perintah. Rayuan maut pun tidak akan menggoyahkannya. Karena ia memiliki Clara yang tidak mungkin ia tinggalkan.

“Maaf. Aku lebih nyaman hidup sebagai pegawai butik.”

“Kamu bisa melakukannya secara online.”

“Aku lebih suka bertemu langsung dengan pelanggan.”

“Aku klien tetapmu yang bisa kamu tatap setiap saat.”

Vina mengembuskan napas panjang. Ia tidak suka pembicaraan ini. Tepatnya, ia bingung bagaimana menolaknya.

Kalau dipikir-pikir, sejak ia menuruti saran Rere untuk bermanis-manis dengan Dylan, mereka memang menjadi cukup akrab. Dylan bahkan mulai tidak seenaknya dan lebih penurut.

Tamara benar. Kakak sulung Dylan itu pernah bilang, kerjasama mereka kondusif. Mereka tidak pernah lagi melihat Dylan marah, kecuali hari ini.

“Pikirkan permintaanku.”

Vina menoleh ke samping, menatap wajah tampan yang menatap lurus ke depan. Kepalanya menggeleng pelan.

“Maaf, jika akhirnya a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Linda Anita
lanjut seru.. masak cm 1 bab
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   159. Adik Clara

    “Istriku hamil!”Bukannya menyambut jeritan senang Dylan, ketiga orang di layar ponsel malah mengerutkan kening. Mereka gagal fokus karena Dylan memegang banyak benda pipih di tangannya.“Apa itu di tanganmu?” Marcel tampak mendekatkan wajahnya ke layar.“Ini?” Dylan menunjukkan alat-alat tes ke depan kamera. “Alat tes kehamilan Vina. Semuanya garis dua.”“Hah?” Tamara, Marcel dan Rere serentak melongo menatap layar.Dylan mengangguk dengan perasaan bangga. Satu persatu alat tes malah ia perlihatkan ke depan kamera, membuat ketiga orang di layar menggeleng-geleng.“Ngapain tes sebanyak itu, sih?” Marcel yang lebih dulu bertanya heran.“Aku senang melihat alat tes ini berangsur menampakkan garis dua.” Dylan terkekeh. “Jadi, satu box aku pakai semua.”Detik berikutnya terdengar ketiga orang yang ditelepon Dylan berucap berbarengan. "Astagaa!"Dylan hanya menyeringai melihat Tamara, Marcel dan Rere menggeleng.“Selamat ya, Kak. Akhirnya.” Rere mengangkat jari jempolnya ke kamera. “Kak Vi

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   158. Tes Ulang

    "Kenapa kamu jadi marah?" Vina membalas sewot. "Aku sedang menyampaikan kabar bahagia yang kamu tunggu-tunggu sejak lama, lho."Melihat istrinya kesal, Dylan segera memeluk Vina. Wanita itu meronta sedikit, namun Dylan hanya mengeratkan pelukan tanpa berkata apa-apa.Lalu, Vina mendengar Dylan terisak pelan. Ia melepaskan pelukan dan menatap mata Dylan telah berair membuat Vina bingung."Kamu jahat, Chagiya. Aku menunggu saat-saat di mana aku merasa berdebar saat mengecek kehamilanmu. Tapi kamu melakukannya sendiri tanpaku."Kini, Vina yang gelagapan. "Eh, itu... tadi bangun tidur aku mau pipis. Dan spontan menampung air seni karena akhir-akhir ini.... ""Stop!" Dylan mencegah Vina melanjutkan kalimatnya. "Kita ulang lagi. Berdua! Anggap aku belum tau!""Ulang? Gimana?" Vina menggeleng dengan raut kebingungan.Dylan menarik pelan tangan Vina ke kamar mereka. Tepatnya ke kamar mandi. Lelaki itu menarik sebuah laci dan mengeluarkan satu box kecil alat tes kehamilan."Ayo, pipis lagi. Ak

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   157. Cocok Jadi Kakak

    “Yaaahh... kok daddy dimarahi?” Dylan kini ikut memberengut. “Asal kamu tau ya, mommy tuh yang nggak ngabari daddy kalau pindah rumah. Daddy jadi sulit ketemu mommy dan Clara.”“Hah?” Clara menatap sang mommy. “Mommy kok jahat sama daddy? Kasihan kan daddy cari-cari kita.”“Soalnya, mommy dulu marah sama daddy.”Clara beralih menatap Dylan. “Oo... daddy dulu nakal, ya. Nggak boleh gitu lagi, ya.”“Iya, nggak. Daddy sudah baik kok sekarang.” Dylan terkekeh karena diomeli putrinya.“Bagus!” Clara menatap mommynya. “Mommy juga nggak boleh kabur-kabur nggak kasih kabar sama daddy lagi.”“Iya, nggak.”“Huffttt... Ara tenang sekarang kalau mommy daddy baik-baik aja.”Rasanya sepuluh hari tidak bertemu Vina melihat sang putri lebih dewasa. Vina dan Dylan mengantar putri mereka ke kamar untuk tidur.“Mommy daddy nggak usah nemenin Ara tidur. Ara kan sudah besar.” Clara naik ke ranjang dan menyelimuti dirinya sendiri.“Ya, sudah. Selamat tidur, Clara.”Vina dan Dylan bergantian mencium Clara.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   156. Pulang

    Dylan menyewa pesawat pribadi untuk perjalanan pulang mereka. Vina disambut Fanny -- tetangganya."Ya ampun, Kak Vina." Fanny mencium pipi kiri dan kanan. "Aku kangen banget sama Ara."Vina terkekeh. "Kangen Clara atau daddynya?""Huss." Dengan wajah malu, Fanny melirik Dylan.Dylan malah dengan sengaja melambai dan tersenyum ramah pada Fanny. Vina tergelak saat Fanny terlihat salah tingkah.Tetapi, setelahnya Fanny bisa langsung bekerja secara profesional.Vina mendapat ucapan selamat ulang tahun dari kru pesawat dan selamat hari pernikahan untuk Vina dan Dylan.Bahkan ada beberapa sudut pesawat dihias dengan buket bunga cantik. Setelah lima tahun, akhirnya Vina merasa bahagia pada hari kelahiran sekaligus hari pernikahannya.Karena menggunakan pesawat pribadi, mereka tiba lebih cepat. Dylan dan Vina juga tidak harus melewati pintu kedatangan karena mobil mereka sudah terparkir di lapangan parkir pesawat.Jam dua siang, Vina dan Dylan sudah sampai di rumah. Tampak depan, rumah sepi.

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   155. Paling Istimewa

    Bulan madu hari terakhir. Pagi-pagi sekali, Vina menggeliat karena mendengar suara musik dari ruang tamu. Ia segera menoleh ke sisi ranjang yang kosong.Secarik kertas dengan satu kotak cukup besar berada di sisi tempat biasanya Dylan tidur. Vina mengambil dan membaca catatan tersebut.“Akh... permainan apa lagi ini.” Vina mendengus dan menggeleng samar setelah membaca pesan dari Dylan.Meski begitu, Vina menuruti apa yang tertulis pada kertas itu. Dylan memintanya berdandan cantik dengan gaun yang ia siapkan.Tak butuh waktu lama, Vina siap. Gaun yang dikenakannya berwarna navy elegan berpotongan dada rendah. Panjangnya hanya selutut menambah kesan feminim.Setelah puas dengan penampilannya, Vina keluar dari kamar. Ia membuka pintu dan tertegun sejenak.Ruang tamu di depannya sudah disulap dengan dekorasi mewah. Bunga-bunga hidup dipajang di berbagai sisi. Hidangan pun tersaji cantik di meja.Dylan muncul dengan pakaian jas lengkap berwarna senada dengan gaun Vina. Ia melangkah mende

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   154. Bermalas-Malasan

    “Kamu mau aku jadi Goldies?” Vina mengerutkan keningnya.“Iya, dong. Kamu harus menjadi penggemar setiaku, yang mendukung dan bersamaku hingga akhir masa karir bermusikku.” Dylan mengangguk.“Tetapi, penggemar setiamu sudah banyak. Dari berbagai belahan bumi.”Dylan berpikir sejenak. Ia menenggak lagi air mineral dingin lalu duduk di samping Vina. Tubuhnya ia sandarkan di sofa.“Sia-sia dong aku konser di depanmu.”Vina terkekeh. “Jadi Goldies atau tidak, aku akui penampilanmu mempesona barusan. Aku menyukainya. Selama ini, aku tidak pernah fokus melihatmu saat tampil.”“Benaran?” Dylan menoleh dan menatap istrinya.Kepala Vina mengangguk tegas. “Iya. Lagipula, kamu kan nggak mau nikah sama Goldies.”Dylan jadi memikirkan ucapan Vina barusan. Benar juga. Dulu ia memang bilang begitu karena tidak mau memilih salah satu Goldies menjadi istrinya karena akan melukai Goldies lain.Menjadi Goldies itu sulit karena ketika idola mereka menikah, mungkin patah hati. Tetapi bagi Dylan, lebih sul

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status