Share

318. Panas Tinggi

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-08-24 16:03:56

Suasana rumah Dylan dan Vina hari ini begitu hangat. Clara sibuk bermain piano, sementara si kembar bermain di karpet dengan mainan warna-warni.

Vina tengah menyiapkan spagetti. Dylan duduk di kursi tinggi dapur, sesekali mengawasi Clara sambil ikut tertawa melihat tingkah anak-anaknya.

“Capek nggak, Chagiya? Kamu desain baju sampai malam banget kemarin,” tanya Dylan sambil bangkit menghampiri istrinya di dapur.

Vina menoleh dan tersenyum. “Capek sih… tapi lihat anak-anak senang makan spagetti ini, semua lelah jadi hilang.”

Lengan Dylan melingkari pinggang istrinya. Ia ikut mondar-mandir ke sisi mana pun Vina pergi.

Saat saos spagetti siap, Dylan meraih sendok kayu di tangan Vina, lalu pura-pura ikut mengaduk sup. “Aku juga bisa bantu, tahu,” katanya, menggoda.

Vina tertawa kecil. “Jangan terlalu keras mengaduknya. Nanti saosnya jadi berantakan.”

Dylan malah terkekeh. Ia mencicipi saos dari sendok kayu dan membelalakkan mata pada sang istri.

“Aku serius, Chagiya. Kamu bisa jadi chef k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
emang Andreas ini biang kerok banget neh, minta di hih.... sampe stress Vina jadinya, awas aja ga bakalan dibiarkan sama Lano
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   324. Tawaran untuk Clara

    Begitu Dylan menyelesaikan lagu terakhirnya, tepuk tangan riuh terdengar dari “penonton kecil” di ruang tamu.Kean meloncat-loncat dengan antusias.“Wow, superstar! Superstar! Daddy keren banget!”Kael ikut-ikutan. “Aku mau tanda tangan, Daddy Lano!”Clara segera mengambil kertas gambar dan spidol. Ia pura-pura jadi fans garis keras, berlari ke arah Dylan.Clara gaya hebohnya mendekati Dylan. Gayanya benar-benar mirip seorang Goldies. “Mister Lano, boleh saya minta tanda tangan? Saya fans berat sejak kecil!”Dylan tertawa sampai terbahak, tapi tetap menuruti. Ia menandatangani kertas itu dengan gaya artis profesional.“Namanya siapa? Mau ditulis dengan ucapan apa?”Vina yang dari tadi hanya menonton sambil tersenyum, akhirnya ikut bergabung. Ia mendekat, pura-pura mengacungkan ponsel.Kali ini, Vina berpura-pura jadi reporter gosip. “Permisi, Mister Lano, bagaimana rasanya tampil di konser keluarga dengan penonton terbatas? Apa berbeda dengan konser di stadion besar dulu?”Dylan menu

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   323. Konser Keluarga

    Clara baru saja pulang dengan tas berat dan wajah lelah setelah seharian sekolah plus les piano. Begitu membuka pintu rumah, ia langsung disambut teriakan riang si kembar.Kean berlari mendekat dan berteriak, “Kak Ara! Tadi aku jadi kapten bola di sekolah! Semua anak nurut sama aku!”Kael ikut nimbrung sambil tersenyum. “Terus… bekalku habis. Temen-temen suka sate buah dari Mommy. Mereka minta lagi besok.”Clara terbelalak, menatap adik-adiknya yang penuh semangat.“Waaah, kalian heboh banget. Baru hari pertama sekolah aja ceritanya banyak.”Kean mengangguk cepat. “Iya! Terus habis pulang sekolah, kita diajak Daddy makan es krim. Aku pilih cokelat, Kael pilih vanila. Enak banget, Kak!”Kael menambahkan sambil menepuk perutnya. “Aku sampe kedinginan… tapi tetap habis.”Clara tergelak mendengar celotehan adik-adiknya. Ia menaruh tasnya di sofa lalu merebahkan diri di sofa.“Duh, kalian beruntung banget. Kak Ara habis les cuma dapat roti isi di jalan, gak ada es krimnya.”Kean langsung r

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   322. Si Kembar Sekolah

    Pagi itu rumah terasa riuh. Vina sibuk menyiapkan bekal, sementara Dylan dengan sabar berusaha memasangkan sepatu untuk Kael yang terus bergerak tak mau diam. “Kael sayang, kalau kamu tidak tenang, sepatunya tidak bisa masuk.”Kael memberengutkan wajah dengan manja, lalu bergelendot pada tubuh Vina.“Nggak mau sekolah… maunya sama Mommy.”Di sisi lain, Kean justru terlihat antusias. Ia sudah rapi dengan tas kecil bergambar dinosaurus di punggungnya.“Daddy, cepat! Aku mau lihat mainan di sekolah!”Dylan terkekeh melihat perbedaan karakter kedua putranya.“Lihat tuh, Kean sudah siap duluan. Kael, masa kamu kalah sama kakakmu?”Kael mendengus, tapi akhirnya menurut saat Dylan mengikatkan tali sepatunya.Sesampainya di sekolah playgroup, suasana ramai oleh anak-anak yang ditemani orangtua masing-masing. Ada yang menangis kencang, ada yang ceria. Vina menggandeng tangan Kean dan Kael erat-erat.Saat guru menyapa ramah, Kean langsung berlari masuk kelas dengan riang.“Mommy, Daddy! Aku ma

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   321. Daddy Menang

    Hari itu kantor polisi penuh wartawan. Berita besar sedang digoreng: kasus penggelapan dan penipuan bisnis Andreas dan Lawson akhirnya terbongkar.Andreas melangkah keluar dengan borgol di tangannya, wajahnya pucat pasi tapi masih berusaha menyunggingkan senyum sombong. Lawson, di sisi lain, menunduk lesu, seakan sudah kehilangan daya juang.Seorang wartawan mencecar pertanyaan. “Tuan Andreas, benarkah Anda selama ini menggunakan dana investor untuk kepentingan pribadi?!”Andreas mendengus kesal, ingin membalas, tapi polisi segera mendorongnya masuk ke mobil tahanan. Sementara itu, Dylan menonton dari layar televisi di ruang kantornya bersama Brandon.Dylan bersandar di kursinya, mata tajamnya penuh kepuasan.“Inilah yang mereka dapat karena serakah. Kesombongan Andreas akhirnya menghancurkan dirinya sendiri.”Brandon, yang duduk di sampingnya, hanya menyeringai puas.“Semua bukti yang kita kumpulkan tidak terbantahkan. Mereka pikir bisa bermain-main dengan hukum, padahal jejak digit

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   320. Kehancuran Musuh

    Hari ketiga di rumah sakit, kondisi Vina mulai berangsur membaik. Wajahnya masih pucat, tapi demam sudah jauh menurun.Di samping ranjang hidrolik tempatnya berbaring, sebuah gambar warna-warni terpajang di meja kecil. Gambar sederhana itu buatan Clara—keluarga kecil mereka bergandengan tangan dengan senyum lebar.Tulisan besar khas anak-anak menghiasi bagian atas:GET WELL SOON MOMMY. I LOVE YOU.Setiap kali membuka mata, Vina selalu menatap gambar itu. Ada hangat yang mengalir di dadanya, seolah Clara benar-benar berada di dekatnya. Ia mengulurkan tangan, menyentuh permukaan kertas itu dengan senyum tipis.“Aku juga kangen banget sama anak-anak,” ucapnya lirih.Dylan, yang sejak tadi duduk di kursi samping ranjang sambil memantau pesan dari ponsel, mendongak dan tersenyum. “Clara belum berangkat sekolah. Mau video call sebentar?”Vina menegakkan duduk dan mengangguk. Mereka menunggu telepon Dylan berbalas.Tak lama kemudian, muncul wajah Clara di layar. Vina melambai pada sang putri

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   319. Harus Dirawat

    Ternyata pagi hari, Vina masih terbaring lemah. Suhu tubuhnya naik turun, wajahnya semakin pucat. Dylan yang semalaman tidak tidur panik luar biasa.Dylan segera menelepon dokter kembali.“Dok… kenapa panasnya belum turun juga?” suara Dylan terdengar gemetar saat dokter kembali datang untuk mengecek.Dokter menghela napas setelah selesai memeriksa Vina lalu menatap Dylan serius.“Tuan Lano, sebaiknya Chagiya Vina kita bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lengkap. Saya curiga ini bukan sekadar demam biasa.”Darah Dylan terasa berdesir. Ia langsung mengangguk. “Baik, Dok. Sekarang juga. Saya akan siapkan semuanya.”Dengan sigap, Dylan menggendong Vina keluar kamar. Meski tubuhnya tinggi dan kuat, langkahnya terasa berat karena ketakutan. Vina sempat berbisik lemah, “Aku nggak apa-apa, jangan panik…”Tapi Dylan mengangguk keras. “Iya. Tentu saja kamu akan baik-baik saja, Chagiya!”Sesampainya di rumah sakit, Vina langsung mendapat perawatan. Berbagai tes darah dilakukan. Dylan men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status