Share

4. Semoga Kamu Kuat!

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-03-26 14:50:55

“K-kamu bukan lagi suamiku.”

Usai terdiam beberapa detik, Vina menyahut dengan menekan rasa deg-degan.

"Jadi, kita sudah bercerai?" Dylan mengangkat sebelah alisnya.

Vina mengangguk singkat. Semoga Dylan tidak tau bahwa ia berbohong.

Dulu, Vina memang ingin bercerai, atau melakukan pembatalan pernikahan. Namun, saat sadar dirinya hamil, Vina tentu saja mengurungkan niatnya.

Ia tidak ingin anak yang dilahirkannya tidak memiliki ayah.

"Benar, kita tidak ada hubungan apa-apa sekarang." Vina berkata dengan nada santai padahal detak jantungnya tak karuan.

Dylan memicingkan mata pada Vina. Lalu, tangannya terjulur ke depan Vina dan berkata tegas. "Mana surat cerainya? Aku mau lihat."

Akh, sial. Vina mengumpat dalam hati. Kepalanya semakin menunduk dengan jari-jari tangan saling meremat.

"Ummm aku... aku menghilangkannya." Dua kali kebohongan. Vina mengembuskan napas berat.

"Benarkah? Dokumen sepenting itu kamu hilangkan?" Saat tidak kunjung mendapati sahutan dari Vina, Dylan berdecak kesal. "Kapan kamu mengajukan perceraian?"

"Satu hari setelah kita menikah." Paling tidak, Vina tidak sepenuhnya membual karena hari itu ia benar-benar pergi ke gedung administrasi pencatatan pernikahan.

Dylan kembali mendengus. Kali ini pria itu berkacak pinggang, menatap Vina dengan pandangan terluka. "Apa alasanmu meninggalkanku sendiri di kamar hotel saat itu?"

“Aku menyesal menikah terburu-buru.” Kali ini, Vina berkata jujur. “Kita baru bertemu. Bagaimana kalau ternyata kamu pria jahat?”

Dylan tersenyum sinis, "Sekarang, kamu sudah tau siapa aku. Apa sekarang kamu menyesal kita bercerai?"

Sekilas, Vina mendongak menatap Dylan, lalu menggeleng. "Tidak," sahutnya dengan tenang.

Mendengar jawaban Vina, sepertinya Dylan bertambah kesal.

Dylan terdengar menggeram. "Aku tidak mau tau. Selama aku tidak melihat surat perceraian itu, aku anggap kita masih terikat pernikahan!"

Deg.

Vina spontan mendongak menatap wajah Dylan.

Baru akan membuka mulut untuk menolak pernyataan tersebut, Dylan kembali berkata tegas. "Kamu akan bekerja sebagai asisten dan penata busana pribadiku, ikut tur keliling dan bermacam kegiatan yang aku ikuti!"

Vina menggeleng keras. Tur keliling? "Aku tidak bisa." Ia tidak bisa meninggalkan Clara. “Butik ini bergantung padaku,” dalihnya kemudian.

"Bisa. Karena aku bosnya!" Dylan berkata dengan nada yang lebih tegas.

"Ya sudah, lebih baik aku mengundurkan diri."

Pandangan mereka beradu dengan sengit. Keduanya tidak terlihat ingin mengalah. Namun, Dylan tentu saja tidak ingin dikalahkan.

Untuk itu, pria itu tersenyum jumawa, sebelum berkata, "Kalau kamu mengundurkan diri, butik ini akan aku tutup. Semua karyawan aku berhentikan tanpa pesangon sepeser pun."

Mata Vina membelalak. "Jangan!” Ancaman Dylan bukan hanya akan berimbas padanya, tetapi pada seluruh pekerja. “Mereka sangat membutuhkan pekerjaan ini."

"Kalau begitu... kemasi barangmu dan pergi ke bandara X besok pagi!"

**

"Maaf, ya, Clara." Vina memeluk tubuh putrinya. Sejak pulang ke apartemen, Vina terus memberi pengertian pada putrinya.

Meski baru berusia dua tahun, Clara sangat cerdas dan penurut. Anak perempuan itu mengangguk-angguk.

"Mommy janji video call setiap hari."

"Tenang saja. Clara aman bersamaku." Rere mencoba menenangkan. "Kakak harusnya bangga mendapat pekerjaan ini. Banyak yang hanya bisa menghalu untuk bisa dekat-dekat dengan Dylan. Kakak tau kan, dia itu pujaan wanita seantero jagat raya!!"

Penasaran dengan ucapan adiknya, Vina duduk di depan laptop. Ia mengetik nama Dylan di pencarian. Sederet informasi keluar, lengkap dengan berbagai foto.

“Pantas saja Clara sudah terlihat memiliki bakat di bidang musik.” Vina menggumam kala melihat prestasi Dylan sejak kecil. “Rupanya menurun dari ayahnya.”

Selesai mencaritahu tentang Dylan, Vina menatap sang anak.

Bagaimana kalau Dylan tahu jika mereka memiliki anak? Bayangan-bayangan buruk lantas berkelebat di pikiran Vina.

Tidak, tidak. Ia tidak ingin Dylan merebut Clara dari sisinya. Dan lagi, agaknya Vina pun tidak sanggup berada di sisi Dylan sebagai seorang istri, sebab ia tahu… pria itu punya segudang wanita yang jauh lebih baik darinya.

Sebuah ide lantas terbersit begitu saja. Benar, Vina harus menyembunyikan putrinya dari Dylan. Kalau perlu, segera mendaftarkan perceraian.

Dini hari, Vina sudah siap menuju bandara. Saat berada di titik kumpul, Vina berdiri dan mengamati sekeliling.

"Kamu Vina? Penata busana Lano yang baru, kan?" Seseorang menyapa Vina.

Vina membalik tubuh. Lalu tercengang melihat wanita cantik di depannya. Wajah itu mirip dengan wajah Clara.

"Mmm... iya." Gugup, Vina menjawab.

Untung Vina sudah mencaritahu tentang Dylan semalam. Ia tahu, Lano adalah nama panggung yang pria itu gunakan.

"Hai. Aku Tamara, manager sekaligus kakak sulung Lano."

Mereka berjabatan. Pandangan mata Vina tidak lekat dari Tamara.

Dulu, saat melahirkan hingga sekarang, Vina sempat bertanya-tanya mirip siapa Clara itu. Ternyata wajah Clara mirip dengan wajah Kakak Dylan, bahkan mata indahnya juga sama. Vina hanya mewarisi warna kulit, juga rambut.

Mereka berjalan bersisian. Tamara cukup ramah dan lincah. Wanita itu terlihat sangat sibuk mengatur beberapa orang.

"Pelajari tugasmu ini. Lano bukan lelaki yang mudah.” Tamara memberi beberapa lembar berkas, lalu menepuk lengan atas Vina dan berjalan mendahului ke dalam pesawat. “Semoga kamu kuat.”

Vina mengernyit mendengar hal itu. Namun, otaknya lantas mengarahkan memorinya pada saat ia dan Dylan ‘melakukannya’ dulu.

Dylan. Kuat.

Oh, astaga! Vina lantas menggelengkan kepalanya.

Bisa-bisanya dia berpikir mesum ke arah sana!’

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   152. Mau Jualan

    "Kalau itu sih nggak perlu suit.""Biar seru."Vina mendengus. Dengan gerakan yang sengaja ia pelankan, Vina melepas pakaiannya. Gerakan itu malah membuat Dylan bergairah.Namun Dylan juga bertahan dan menatap tanpa jeda tubuh istrinya yang setengah polos sekarang."Mmm... bentar aku mau pipis."Dylan memejamkan mata menahan kesal. Ada ada saja istrinya ini. Padahal ia sudah hampir menerkam Vina barusan."Aneh banget pipis dengan pemandangan ranjang begini." Vina berseru dari kamar mandi."Sudah, cepat, Chagiya!""Sabar."Vina kembali dengan hanya mengenakan celana dalam. Dylan memberi kode untuk melepasnya.Jika tadi Vina sengaja menggoda Dylan. Sekarang, tanpa malu ia melepasnya dengan gerakan sembrono."Aku boleh makan dulu? Makanan selamat datang dari hotel tadi tampak enak.""Astagaa." Dylan mendesis saat Vina meninggalkannya sendirian di ranjang.Tapi tak lama kemudian, Vina muncul lagi dengan piring berisi kue vanila keju di tangan. Dengan santai, wanita itu makan di depan sang

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   151. Lima Hari Terakhir

    “Lalu, maksud penawaran anda apa?”“Ehem.” Teddy menjernihkan tenggorokannya sebelum bicara. “Saya tau dari media sosial anda sangat piawai dalam mendesain pakaian.”“Oh.” Vina mengangguk mengerti.“Saya ingin anda mendesain pakaian untuk para pramugari dan pramugara di maskapai ini.”Kedua alis Vina terangkat tinggi. Ia jadi melirik para pramugari dan pramugara yang masih menunggu tandatangan Dylan.“Pakaian untuk mereka?”“Iya, Nyonya. Nanti saya akan mengirim penawarannya melalui email.”Vina mengangguk lalu memberikan alamat emailnya. “Tapi, saya belum bisa janji, ya. Tergantung izin dari suami saya.”“Baik, Chagiya. Terima kasih.”Vina merasakan tepukan di punggungnya. Ia menoleh dan Dylan merangkul bahunya dengan senyum.“Yuk, sudah.” Lelaki itu memberi kode untuk pergi.Keluar dari pesawat, Dylan dan Vina mendapat pengawalan dari kru pesawat. Bandara memang cukup ramai karena pada akhirnya orang-orang tau Lano baru saja mendarat.Bahkan, Dylan dan Vina ditemani hingga keduanya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   150. Saling Perhatian

    Vina dan Dylan mendapatkan pelayanan spesial dari awak pesawat. Lagu Lano bahkan diperdengarkan oleh pilot yang ternyata seorang Goldies.Seorang pramugari memberikan gift sebuah boneka berpakaian pramugari pada Vina. "Nyonya, ini untuk Clara."Vina tersenyum dan mengangguk berbarengan. "Terima kasih."Lalu Vina memperlihatkan boneka itu pada Dylan. "Lucu, ya."Dylan menjulurkan tangan dan mengelus kepala Vina sambil terkekeh.Selesai makan, Vina menonton sedangkan Dylan memilih mendengarkan lagu. Namun baru setengah jam, Dylan melihat istrinya telah tertidur."Kenapa Chagiya jadi sering tidur akhir-akhir ini?" Dylan bergumam sambil menatap istrinya.Akhirnya Dylan memejamkan mata. Entah kenapa memorinya kembali saat tadi pagi ia bertengkar dengan Vina.Kalimat Vina yang mengatakan bahwa ia penjahat dan Vina membencinya membuat Dylan membuka matanya lagi.Dylan menoleh ke samping. Tangannya terjulur membelai wajah sang istri."Kamu nggak serius benci aku, kan?"Vina menggeliat sedikit

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   149. Pindah Bulan Madu

    “Kamu jahat! Aku benci kamu, Dylan!”Air mata Vina berderai membasahi pipi. Dylan tetap memeluk Vina meski ia mendapat pukulan bertubi-tubi dari sang istri.Sakit tubuhnya tidak seberapa dibanding melihat kerapuhan Vina. Air mata dan isakannya yang membuat Dylan sangat terluka.“Kenapaa kamu ajak aku ke sini? Karena kamu sekalian mau bertemu dengan wanita itu? Kamu punya anak dari dia.... ““Tidak, Chagiya.” Dylan memotong cepat ucapan Vina.Tapi, Vina menggeleng keras. “Dia pasti sakit hati karena ternyata kamu sudah menikah. Ketika tidak berhasil membunuhku, ia memilih bunuh diri. Persis seperti yang aku kira saat pertemuan pertama kita. Kamu penjahat!”Vina mendorong keras dada Dylan. Saking kerasnya, Dylan pun tersentak ke belakang. Tapi, kemudian Vina merasakan perutnya kram.Tangan Vina menyangga perutnya. Ia berusaha mengatur napas. Dylan kembali mendekatinya.“Chagiya, sini, duduk dulu.” Dylan membimbing tubuh VIna, namun sekali lagi istrinya menolak dengan menepis tangan Dyla

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   148. Dikubur Dalam-Dalam

    “Bunuh diri?” Dylan mengulang ucapan pengawal yang langsung mengangguk.Sambil menggertakkan gigi, ia mendengar pengawalnya bercerita. Sejak semalam, Sabine sudah melakukan percobaan untuk menghilangkan nyawanya. Ia menuntut untuk bertemu dengan Dylan.Para pengawal yang mengawasi Sabine tidak berkutik. Mereka tetap menggeleng tegas pada permintaan Sabine, meski terus diancam.Hingga akhirnya, dini hari tadi, terdengar teriakan tertahan. Saat pintu dibuka, Sabine sudah kehilangan nyawa.“Di mana dia dimakamkan?”“Pemakaman umum penduduk, Tuan.”“Aku mau lihat langsung mayatnya dikubur.” Dylan berkata dengan nada dingin.“Baik, Tuan. Kami akan segera mengkondisikan area pemakaman untuk.... ““Apa? Siapa yang meninggal?”Cepat, Dylan menoleh. Jantungnya langsung berdegup kencang melihat Vina berdiri di depannya dengan wajah khawatir. Dylan segera menghampiri istri-nya.“Chagiya, kenapa di sini? Aku memintamu menunggu....”“Kenapa? Biar aku nggak denger apa yang terjadi di villa ini? Buk

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   147. Keanehan

    "Chagiya." Dylan mendesah seraya membelai bagian tubuh istrinya yang ia sukai."Dokter bilang jangan terlalu sering. Semalam sudah dua kali." Vina menjawab pelan, lalu meraih lengan Dylan dan memeluknya agar tangan Dylan tidak menjelajah kulit tubuhnya."Aku amnesia. Nggak inget dokter bilang gitu."Vina tergelak geli karena Dylan sudah menciumi lehernya. Erangan demi erangan meluncur bebas dari bibir Vina.Pagi yang diawali oleh rayuan maut Dylan akhirnya berakhir dengan pelepasan yang membuat napas keduanya memburu cepat."Bergeser lah, sayang. Tubuhmu berat!" Vina menepuk punggung Dylan yang masih menindih tubuhnya.Dylan bergulir ke samping. Napasnya masih tersengal-sengal. Vina mendengus geli melihatnya."Makanya jangan berlebihan geraknya.""Kamu yang minta lebih cepat, Chagiya. Lupa?"Dengan wajah menahan malu, Vina menjawab," Aku amnesia. Nggak inget tadi bilang gitu.""Huuhhfff." Dylan mengembuskan napas panjang. "Tolong ambilkan minum, Chagiya. Tenggorokanku kering sekali."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status