Share

84. Tiba-Tiba Diserang

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2025-05-05 20:07:01

Vina dan Dylan tiba di rumah Tamara untuk me jemput Clara. Putri kecil mereka itu sudah tidur. Dylan membopongnya ke mobil.

‘Kalian kan besok pagi sudah pergi. Kenapa Clara tidak menginap saja?” tanya Tamara.

“Justru karena kami mau pergi dua hari, jadi harus berpamitan pada Clara, Kak.” Vina menyahut.

“Ya, sudah. Besok kakak saja yang jemput Clara, daripada kalian ke sini lalu ke bandara. Akan makan waktu.”

“Oke, Kak. Terima kasih.”

Vina dan Dylan berpamitan. Dylan memangku Clara yang tetap tidur. Vina mengusap sayang wajah Clara.

Seperti dejavu. Kejadian yang berulang lagi. Saat ia sibuk bekerja dan Clara ditinggal bersama Rere.

Mau sedih, tetapi Vina tetap memiliki rasa syukur. Paling tidak, sekarang ia memiliki suami yang ia bagi kegalauan hatinya.

Malam itu, Vina minta Dylan untuk membaringkan Clara di tempat tidur mereka. Ia ingin tidur bersama putrinya. Dylan mengangguk setuju.

Clara tidur di antara orang tuanya.

“Apa benar Clara mirip sekali dengan Kak Tama saat kecil?” Vina b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
bisa jadi se gila dan se jahat itu ya kalo udah terobsesi, ngerihhhh.....
goodnovel comment avatar
Nancy G Denis
Pasti pelakunya Alya atau Genia
goodnovel comment avatar
Nindry Ayangcrut
jangan2 yg merebut mantan pacarnya dl aghh makin seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   105. Kejutan Untukmu

    “Daddy!” teriak Clara yang melambai dari jendela mobil.Dylan yang menunggu di tangga rumah berdiri melihat kedatangan mobil Rendra. Akhirnya sang istri dan keluarganya pulang dari berlibur.Ketika turun dari mobil, Clara langsung menghampiri Dylan dan memeluknya erat-erat. Dylan menciumi pipi Clara yang wajahnya tampak kemerahan.“Kamu banyak terkena panas matahari, ya.” Dylan membelai wajah sang putri. “Mukanya merah begini.”“Nggak papa, Daddy. Sehat.” Clara menyangkal.Dylan hanya terkekeh lalu membiarkan Clara masuk ke dalam rumah bersama Rere dan Rendra. Ia kini berdiri berhadapan dengan sang istri.“Kamu tau berapa kali aku sangat ingin menyusulmu, Chagiya?” Dylan meraih pinggang Vina dan merapatkan tubuh mereka.Vina menggeleng dengan tatapan mesra. “Tidak. Aku pikir kamu senang-senang saja nggak ada aku dan Clara.”Wajah Dylan langsung memberengut. “Bisa-bisanya kamu berpikir begitu. Sudah tau aku sulit tidur tanpamu.”Sambil melingkari tangan di pinggang Dylan, Vina berjalan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   104. Bersenang-Senang

    Rendra ragu-ragu. Ia mengamati sekeliling. Du pengendara motor yang katanya pengawal dari Dylan menghampiri mobil membuat ia bernapas lega.Petugas villa dan pengawal Dylan terlihat berbincang. Lalu, petugas villa mengangguk dan membukakan gerbang agar mobil Rendra dapat masuk ke kawasan villa mewah tersebut.“Aku turun untuk lapor check in, ya. Mobil dikunci saja.” Rendra membuka seatbelt-nya.Namun begitu akan turun, kaca mobil diketuk pengawal Dylan. Rendra menurunkan kaca sedikit.“Tuan Rendra jalan saja. Biar kami yang urus villa-nya.” Pengawal tersebut bicara sambil membuka masker wajah dan menunduk santun pada Vina.“Terima kasih, Maxim.” Vina tersenyum lega karena mengenali wajah itu memang salah satu pengawal andalan Dylan selain Juan.Akhirnya mereka bisa menikmati liburan. Vina bahkan tidak peduli lagi mobil yang menguntit mereka masih ada atau tidak.Sampai di villa, Clara berlarian melihat-lihat bagian dalam villa. Anak kecil itu tampak senang dan berkomentar tentang ruan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   103. Dibuntuti

    Vina kembali menghela napas. “Lusa aku pulang, ya. Mungkin sampai rumah malam.”“Oke. Love you, Chagiya.”“Love you too, Dylan.”Rere menoleh ke samping saat Vina telah selesai bicara. Vina sedang membalas pesan untuk Dylan. Di sebelahnya, Clara tertidur dengan kepala di paha sang kakak.“Kak Dylan kenapa, Kak?”“Nggak papa. Cuma tanya jadwal saja.”“Memang Kak Vina belum kasih tau?”“Sudah. Tapi, yaa... gitu, deh. Masih harus diingatkan.”“Ternyata Lano itu manja, ya, Kak.”“Terbiasa dibantu tepatnya.”Dalam perjalanan, Vina jadi merasa tak tenang. Ia menahan diri untuk tidak menghubungi atau mengirim pesan pada Dylan untuk menanyakan keadaan suaminya itu.Clara terbangun dan minta pipis. Rendra akhirnya mencari toilet umum dan memarkir kendaraannya.Tapi, Vina merasa tak nyaman karena takut ada yang mengenalinya. Hingga ia mengenakan masker dan meminta Clara juga menutupi wajahnya.“Nanti takut dikejar-kejar kaya daddy, ya, mommy?”“Iya.” Vina hanya menjawab singkat.Melihat Vina ya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   102. Berlibur Sejenak

    Vina terlihat bahagia dengan kedatangan Rere dan Rendra. Setiap pagi, Vina dan Rere memasak bersama.Dylan jelas melihat perubahan pada Vina. Istrinya lebih santai dan banyak tertawa.Meski jadwal padat Vina dan Dylan tetap berjalan seperti biasanya, tetapi mereka tetap dapat berkumpul setelah berkegiatan."Jadi, kalian tidak pernah bepergian?" Rendra bertanya heran pada Vina dan Dylan."Bepergian sih sering. Agenda Dylan itu antara kantor, bandara, hotel, ruang interview, konser atau pemotretan. Begitu terus berulang." Vina menjelaskan."Iya. Meski sering keluar kota atau negara, kami tidak pernah mengunjungi tampat wisata." Dylan menambahkan."Iya, sih. Jadwal kalian benar-benar padat, ya." Rere mengangguk pelan."Kenapa, Re? Kamu sudah merencanakan sesuatu?" Vina menatap sang adik yang terlihat berpikir."Tadinya... mau ajak Clara pergi ke pantai.""Ibu hamil mau baby moon tapi ngajak keponakan dan kalian." Rendra menambahi keterangan."Pergi lah, Chagiya. Aku bisa pergi dengan Kak

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   100. Ingin Keluarga Besar

    “Auntie Rereeee!!”Vina dan Dylan mengernyit mendengar teriakan Clara di mobil. Mereka sedang berada di parkiran bandara.Untuk kenyamanan bersama, Vina meminta Rere dan Rendra saja yang berjalan ke parkiran. Dibanding mereka membuat keributan jika Dylan turun dari mobilnya.Clara terus berteriak-teriak memanggil Rere. Apalagi saat melihat Auntie-nya itu berjalan ke arah mobil mereka.Vina keluar dari mobil dan membukakan pintu Clara untuk menyambut adiknya. Clara sudah berlarian menghampiri Rere. “Ya ampun... keponakan Auntie Rere sudah besar. Tambah cantik.” Rere menunduk dan menciumi Clara.Vina menghampiri Rendra karena Rere masih sibuk dengan Clara. Menjabat tangan adik ipar dan menempelkan pipi kiri kanannya pada pipi Rendra.“Bagaimana perjalanan kalian? Baik?”“Ibu hamil senang naik pesawat.” Rendra terkekeh.Vina melirik adiknya. Memang sejak menikah saja Rere naik pesawat. Mereka memang tidak pernah liburan yang menggunakan pesawat.“Kakak cantik.” Rere melebarkan kedua tan

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   100. Sesungguhnya Rapuh

    Gelombang kebencian pada Vina masih tetap tinggi. Dylan meminta Vina cuti mendampinginya dan hanya bekerja online. Tetapi, Vina menolak.“Nggak papa. Aku tahan, kok. Ini bukan masalah besar lagi setelah aku berhasil melewati hamil dan melahirkan tanpa suami.” Vina berkata santai.Dylan tampak hanya mengembuskan napas panjang. Meski khawatir, tetapi ia bangga istrinya berupaya kuat.Padahal sesungguhnya, Vina memang rapuh. Di depan Melina – psikolog sekaligus konsultan pernikahan, Vina menangis bahkan sebelum bercerita.Melina mencatat kesehatan mental Vina saat ini mengalami kemunduran karena masalah yang baru-baru ini terjadi.Berita tentang pernikahan Vina dan Lano memang sudah tersebar di mana-mana. Melina juga membaca banyak tentang artikel tersebut.“Kalau kamu tidak kuat, berdiam diri di rumah akan lebih baik, Vina.” Melina memberi saran.“Tapi, sekarang atau nanti, aku harus menghadapinya. Aku memilih sekarang karena merasa semakin dihindari, aku akan semakin berat menjalaninya

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   99. Bertahan

    Selama interview, Dylan kurang fokus. Ia berusaha untuk mengabaikan teriakan kebencian yang ditujukan untuk Vina, namun tetap saja tidak tega ketika melihat sang istri.Vina yang mengrti Dylan merasa tak enak hati, mencoba bersikap biasa saja. Ia tersenyum manis dan mengusap-usap punggung Dylan, seperti hendak mengatakan bahwa ia baik-baik saja.Memang, Vina sudah bersiap pada keadaan seperti ini. Ia tau tak semua Goldies akan menyukainya. Tetapi, rasanya memang sangat menusuk hati ketika benar-benar mengalaminya.“Kamu mau aku tunggu di mana?” Vina berbisik pada Dylan.Biasanya saat berkegiatan, Dylan memang selalu ingin Vina berada tak jauh darinya. Dylan terlihat mengamati sekitar. Lalu menunjuk sisi kanannya.“Kamu di sana, ya, Chagiya.”“Oke.” Vina segera mengangguk. Sebelum pergi, ia merapikan sedikit penampilan Dylan.“Terima kasih.” Dylan mencium pipi Vina sebelum akhirnya masuk ke ruang siaran.Jika Dylan menampakkan kemesraan di depan umum, Vina tidak lagi melirik orang-oran

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   98. Ujaran Kebencian

    Setelah seminggu cuti, akhirnya Vina dan Dylan kembali menjalankan aktifitas. Pagi ini, Dylan terjadwal untuk menghadiri siaran di radio karena beberapa lagunya terus diminta untuk diputar setiap hari.Meskipun hanya perjalanan satu hari bolak balik, Clara tetap dititipkan pada Tamara. Dylan terutama masih belum bisa percaya pada suster Clara karena masih baru. Sementara Juan harus mengawal Dylan dan Vina pergi.Vina dan Dylan berjalan bersisian memasuki bandara. Kilatan lampu flash kamera membuat mata Vina silau. Biasanya kamera tidak terarah langsung padanya.Dengan sikap posesif, Dylan menghalangi mata Vina dengan meletakkan telapak tangannya di depan mata sang istri. Ia sangat mengerti bagaimana sakitnya mata saat mellihat pijar lampu kamera.“Matamu nggak papa?” Dylan mengamati sang istri saat mereka sudah duduk di kursi pesawat.“Nggak papa. Tadi saja pedih saat melihat flash kamera.”Dylan mengangguk. “Iya, memang sakit.”“Kamu hebat, ya. Bisa tahan. ““Sejak kecil, aku memang

  • Dikhianati Mantan, Dinikahi Penguasa Tak Terkalahkan   97. Merayakan Pengumuman

    Sepanjang lorong, Dylan mendapat tepukan di bahu. Semua staff agensi menunduk dan mengucapkan selamat. Dylan menanggapi dengan bertepuk tangan dan senyum di wajah.Sambil terus tersenyum, Dylan berjalan menuju kamar hotelnya. Tak sabar bertemu Vina dan Clara. Dylan membuka pintu dan melongokkan kepalanya ke dalam sebelum masuk.“Daddyy.” Clara berlari ke arah sang Daddy.Dylan masuk dan menutup pintu. Lalu, mengangkat tubuh Clara dan menggendongnya menghampiri Vina.“Perintah sudah dilaksanakan, Chagiya.” Dylan memberi hormat pada Vina yang langsung terkekeh.Seperti lupa ada Clara di gendongan Dylan, keduanya saling mengecup bibir. Clara menutup mata dengan kedua tangan dan mengeluh.“Uwehhh. Mommy daddy maluu!”Segera, Vina menjauhkan bibirnya dari bibir Dylan. Tangannya mengelus-elus punggung sang putri lalu memberinya kecupan di pipi.Bertiga, mereka duduk di sofa. Clara dengan manja tetap di pangkuan Dylan. Mendengarkan cerita Dylan tentang perasaannya saat menjalani konferensi p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status