Share

Ini Baru Permulaan

Diam-diam Raya nekat pergi ke suatu tempat yang pastinya akan membuat dia sangat terluka. Namun, ini jalan satu-satunya agar Raya bisa menemui Tian. Bukan untuk mengucapkan selamat, melainkan untuk memaki Tian dan Lusi. Ya! Raya pergi ke gedung yang menjadi tempat berlangsungnya acara pernikahan mereka.

Setelah semalaman Raya memikirkan konsekuensinya. Dia memutuskan untuk datang ke acara itu. Walau taruhannya adalah hati yang terluka. Baginya tidak akan ada bedanya. Kemarin, sekarang, ataupun esok, hatinya tetap saja akan terluka.

Bahkan tidak ada satu orang pun yang mengira, kalau Raya akan nekat datang ke sana. Raya mengenakan gaun pengantin yang sebelumnya memang sudah ia persiapkan untuk acara pernikahannya yang gagal. Dia sengaja mengenakan gaun itu untuk mempermalukan Tian.

Raya melangkah dengan anggun ketika baru saja turun dari mobil dan menginjakkan kakinya masuk ke dalam lobi gedung. Semua orang pun menatap kedatangan Raya. Bahkan teman-teman dekat Lusi mencibir kehadiran Raya. Mereka pun memberitahu Lusi akan hal itu. Namun, tetap saja Raya berjalan dengan anggun tanpa menundukkan wajahnya yang terlihat begitu cantik.

Tidak dipungkiri lagi kalau kehadiran Raya langsung menjadi sorotan paparazi yang sedang meliput acara tersebut. Namun, sesuatu hal terjadi tepat di depan gerbang dekorasi tempat berlangsungnya pesta.

“Stop!” ucap empat penjaga yang berada tepat di depan gerbang menghentikan langkah Raya.

“Ada apa?” dengan polosnya Raya menatap mereka.

“Sebaiknya Anda kembali, Nona!”

“Kembali? Enak saja! Hari ini adalah hari pernikahanku! Bahkan gedung dan semuanya sudah aku bayar lunas! Lantas apa salahnya kalau aku ada di sini? Lagi pula seharusnya memang begitu, bukan? Mempelai wanita harus menghadiri acara sakral ini!”

Mendengar ucapan Raya, para penjaga itu terperangah. Mereka berpikir bahwa Soraya Barata sudah tidak waras dan tidak memiliki rasa malu.

“Kenapa kalian diam, hah?” ucap gadis itu sembari menyingsingkan gaun pengantinnya.

“Minggir!” ucap Raya yang membuat para penjaga itu tidak berdaya. Dengan senyum kecut, Raya kembali berjalan menuju ruangan tempat di mana pelaminan megah digelar.

‘Ini baru permulaan! Bahkan mungkin aku bisa lebih gila dari ini!’ batin Raya yang melenggang bebas bak pengantin sungguhan.

Bahkan para pencari berita tidak lengah sedikit pun untuk meliput acara pernikahan keluarga pengusaha ternama itu. Selain menjadi seorang pengusaha, Sebastian Danu adalah seorang model papan atas. Sehingga apa yang menjadi perbincangan hangat sosial media, paparazi akan selalu mengekor untuk mendapatkan beritanya.

Raya yang hari itu terlihat sangat cantik, berjalan dengan anggun walau hanya sendirian. Semua mata tertuju kepadanya. Tidak hanya itu, Raya pun menjadi bisik-bisik perbincangan mereka yang sudah menghadiri acara itu. Tidak bisa dipungkiri lagi, kalau Raya mendengar bisik-bisik itu.

Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya di dalam surat undangan itu tertulis nama Sebastian Danu dan Lusi Wiryawan? Tapi kenapa justru Soraya Barata yang datang?

Iya! Bukannya Sebastian Danu sudah membatalkan pernikahannya?

Tapi kabarnya, Soraya Barata yang sudah membayar pesta ini!

Sudah! Sudah! Kita lihat saja apa yang akan terjadi?

Desas-desus itu sampai ke telinga Raya. Gadis itu menahan rasa kecewanya dengan meluapkan emosi melalui tindakannya.

‘Lihat saja, Tian! Apa yang akan kau lakukan kalau sampai ada dua mempelai wanita dalam pernikahan ini?’ ucap Raya dalam hatinya sembari terus melangkah anggun dengan sedikit menampakkan senyum devil di sudut bibirnya.

“Hei! Apa-apaan ini? Kau ini mau merusak pesta pernikahan anak saya, hah?” ucap Ibu dari Tian yang terlihat begitu panik dan malu.

“Maaf, Tante! Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya terhadap, Tante, Om, dan Tian, saya hanya menepati janji saya untuk menikah sesuai dengan tanggal yang sudah disepakati.”

“Pernikahan siapa? Hei! Bukan kamu! Tapi Tian dan Lusi! Mana sudi saya memiliki menantu seperti kamu!” ucap wanita itu membuat Raya tercengang.

“Memangnya salah saya apa, Tante? Bukankah saya sudah membayar lunas semua ini? Gedung, katering, dekorasi, gaun, semuanya! Berarti hak saya dong?” ucap Raya yang sudah sangat kesal dengan sikap mereka yang merampas segalanya.

“Kamu? Lancang sekali?” ucap Ibu dari Tian yang tidak terima dengan kehadiran Raya yang memakai gaun pengantin.

“Ma! Sudah, Ma! Biarkan saja dia di sini! Pasti dia sendiri yang akan malu! Karena bagaimana pun, mempelai wanita tetaplah Lusi,” ucap Tian yang juga masih menunggu kedatangan Lusi di sana. Tatapan mata Tian seakan mengejek kalau Raya justru mempermalukan dirinya sendiri.

“Tenang saja, Tian! Aku tidak lagi mau tertipu! Aku tidak suka dengan pria matre seperti kamu! Apalagi tukang selingkuh! Jadi tenang saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” ucap Raya sembari melirik seakan mencibir Tian si pengecut.

“Kau?” Tian pun geram dengan sikap Raya yang benar-benar berubah. Apalagi paparazi pastinya sudah merekam situasi dan percakapan mereka.

Tak lama berselang, Lusi beserta keluarganya datang dengan berjalan anggun di atas karpet merah. Tidak bisa dipungkiri, hati Raya begitu sakit melihatnya.

‘Bahkan Lusi tega menikungku! Membuangku dan ayahku hanya demi merampas harta milik ayahku? Merampas Tian yang pernah singgah dalam hidupku! Ya! Aku tidak memungkiri lagi kalau diriku terluka atas semua yang terjadi. Bagaimana tidak? Semua persiapan pernikahan ini adalah gagasanku! Impianku! Tapi mereka merebutnya begitu saja dan membuangku! Lihat saja aku tidak akan tinggal diam!’ batin Raya yang begitu bergejolak. Dia menahan perih hatinya dan berpura-pura baik-baik saja.

“Kenapa kau ada di sini? Bukankah seharusnya kau sudah bersenang-senang dengan Om Sugeng?” ucap Lusi yang baru saja tiba di sana.

Mendengar nama Om Sugeng, Raya tersentak. Dia teringat kalau saat ini, gedung pernikahan itu bukanlah tempat yang aman baginya. Namun, Raya harus menjalani skenario yang sudah dibuatnya, demi meremukkan dan memanasi hati Tian juga Lusi.

“Siapa kau bilang? Om Sugeng? Oh Sugar Daddy mantanmu itu?” ucap Raya ringan.

“Sial! Dasar kau perempuan tidak punya malu! Datang ke acara pernikahanku dengan Tian yang jelas-jelas sudah memutus hubungan denganmu, apalagi memakai gaun pengantin? Dasar gila!” maki Lusi dengan entengnya.

“Eh! Dengar satu hal perempuan busuk! Pengkhianat! Pelakor! Jangan kamu pikir aku datang ke sini untuk merebut pengkhianat itu! Tidak sudi!” ucap Raya dengan nada tegas sembari menunjuk ke arah Tian.

“Aku datang ke sini karena akan menikah dengan sultan!” ucap Raya sembari menyeringai.

Mereka pun menertawakan Raya. Namun gadis itu terlihat biasa saja tanpa beban. Lantaran yang ada dalam pikirannya hanyalah ingin memanas-manasi mereka yang sudah merampas kebahagiaan Raya.

“Sultan? Apa kau bilang? Kupingku tidak salah dengar? Mana ada sultan yang mau menikahi gembel? Hah? Paling-paling juga sesama gembel!” cibir Lusi yang benar-benar membuat Raya muak.

“Lebih memalukan lagi calon pengantin yang maunya mengadakan pernikahan mewah dengan merampas acara yang seharusnya menjadi momen paling bahagia untuk orang lain, karena apa? Karena kalian tidak mampu bayar.”

“Kau?” Lusi melayangkan tangan kanannya untuk menampar Raya. Namun, hal itu dicegat dengan cepat dan tepat oleh seseorang yang baru saja datang. Semua orang menoleh ke arahnya. Mereka terpukau dengan ketampanan dan penampilan pria itu.

“Siapa, kau?” ucap Lusi yang seakan terpana melihat pria yang baru saja datang mencegat tangan Lusi yang hendak menampar Soraya Barata.

Mbak Engz

Halo semua, salam kenal ya! Jangan lupa follow me dan masukkan cerita ini ke dalam perpustakaan kalian. Terima kasih, Mbak_Engz alias Riandra_27

| Like
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mbak Engz
sad ... senekat itu dia
goodnovel comment avatar
Sigma Rain
y, ampun kasian banget Raya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status