Share

Ini Baru Permulaan

Penulis: Mbak Engz
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-28 22:22:44

Diam-diam Raya nekat pergi ke suatu tempat yang pastinya akan membuat dia sangat terluka. Namun, ini jalan satu-satunya agar Raya bisa menemui Tian. Bukan untuk mengucapkan selamat, melainkan untuk memaki Tian dan Lusi. Ya! Raya pergi ke gedung yang menjadi tempat berlangsungnya acara pernikahan mereka.

Setelah semalaman Raya memikirkan konsekuensinya. Dia memutuskan untuk datang ke acara itu. Walau taruhannya adalah hati yang terluka. Baginya tidak akan ada bedanya. Kemarin, sekarang, ataupun esok, hatinya tetap saja akan terluka.

Bahkan tidak ada satu orang pun yang mengira, kalau Raya akan nekat datang ke sana. Raya mengenakan gaun pengantin yang sebelumnya memang sudah ia persiapkan untuk acara pernikahannya yang gagal. Dia sengaja mengenakan gaun itu untuk mempermalukan Tian.

Raya melangkah dengan anggun ketika baru saja turun dari mobil dan menginjakkan kakinya masuk ke dalam lobi gedung. Semua orang pun menatap kedatangan Raya. Bahkan teman-teman dekat Lusi mencibir kehadiran Raya. Mereka pun memberitahu Lusi akan hal itu. Namun, tetap saja Raya berjalan dengan anggun tanpa menundukkan wajahnya yang terlihat begitu cantik.

Tidak dipungkiri lagi kalau kehadiran Raya langsung menjadi sorotan paparazi yang sedang meliput acara tersebut. Namun, sesuatu hal terjadi tepat di depan gerbang dekorasi tempat berlangsungnya pesta.

“Stop!” ucap empat penjaga yang berada tepat di depan gerbang menghentikan langkah Raya.

“Ada apa?” dengan polosnya Raya menatap mereka.

“Sebaiknya Anda kembali, Nona!”

“Kembali? Enak saja! Hari ini adalah hari pernikahanku! Bahkan gedung dan semuanya sudah aku bayar lunas! Lantas apa salahnya kalau aku ada di sini? Lagi pula seharusnya memang begitu, bukan? Mempelai wanita harus menghadiri acara sakral ini!”

Mendengar ucapan Raya, para penjaga itu terperangah. Mereka berpikir bahwa Soraya Barata sudah tidak waras dan tidak memiliki rasa malu.

“Kenapa kalian diam, hah?” ucap gadis itu sembari menyingsingkan gaun pengantinnya.

“Minggir!” ucap Raya yang membuat para penjaga itu tidak berdaya. Dengan senyum kecut, Raya kembali berjalan menuju ruangan tempat di mana pelaminan megah digelar.

‘Ini baru permulaan! Bahkan mungkin aku bisa lebih gila dari ini!’ batin Raya yang melenggang bebas bak pengantin sungguhan.

Bahkan para pencari berita tidak lengah sedikit pun untuk meliput acara pernikahan keluarga pengusaha ternama itu. Selain menjadi seorang pengusaha, Sebastian Danu adalah seorang model papan atas. Sehingga apa yang menjadi perbincangan hangat sosial media, paparazi akan selalu mengekor untuk mendapatkan beritanya.

Raya yang hari itu terlihat sangat cantik, berjalan dengan anggun walau hanya sendirian. Semua mata tertuju kepadanya. Tidak hanya itu, Raya pun menjadi bisik-bisik perbincangan mereka yang sudah menghadiri acara itu. Tidak bisa dipungkiri lagi, kalau Raya mendengar bisik-bisik itu.

Sebenarnya apa yang terjadi? Bukannya di dalam surat undangan itu tertulis nama Sebastian Danu dan Lusi Wiryawan? Tapi kenapa justru Soraya Barata yang datang?

Iya! Bukannya Sebastian Danu sudah membatalkan pernikahannya?

Tapi kabarnya, Soraya Barata yang sudah membayar pesta ini!

Sudah! Sudah! Kita lihat saja apa yang akan terjadi?

Desas-desus itu sampai ke telinga Raya. Gadis itu menahan rasa kecewanya dengan meluapkan emosi melalui tindakannya.

‘Lihat saja, Tian! Apa yang akan kau lakukan kalau sampai ada dua mempelai wanita dalam pernikahan ini?’ ucap Raya dalam hatinya sembari terus melangkah anggun dengan sedikit menampakkan senyum devil di sudut bibirnya.

“Hei! Apa-apaan ini? Kau ini mau merusak pesta pernikahan anak saya, hah?” ucap Ibu dari Tian yang terlihat begitu panik dan malu.

“Maaf, Tante! Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya terhadap, Tante, Om, dan Tian, saya hanya menepati janji saya untuk menikah sesuai dengan tanggal yang sudah disepakati.”

“Pernikahan siapa? Hei! Bukan kamu! Tapi Tian dan Lusi! Mana sudi saya memiliki menantu seperti kamu!” ucap wanita itu membuat Raya tercengang.

“Memangnya salah saya apa, Tante? Bukankah saya sudah membayar lunas semua ini? Gedung, katering, dekorasi, gaun, semuanya! Berarti hak saya dong?” ucap Raya yang sudah sangat kesal dengan sikap mereka yang merampas segalanya.

“Kamu? Lancang sekali?” ucap Ibu dari Tian yang tidak terima dengan kehadiran Raya yang memakai gaun pengantin.

“Ma! Sudah, Ma! Biarkan saja dia di sini! Pasti dia sendiri yang akan malu! Karena bagaimana pun, mempelai wanita tetaplah Lusi,” ucap Tian yang juga masih menunggu kedatangan Lusi di sana. Tatapan mata Tian seakan mengejek kalau Raya justru mempermalukan dirinya sendiri.

“Tenang saja, Tian! Aku tidak lagi mau tertipu! Aku tidak suka dengan pria matre seperti kamu! Apalagi tukang selingkuh! Jadi tenang saja! Aku tidak akan menikah denganmu!” ucap Raya sembari melirik seakan mencibir Tian si pengecut.

“Kau?” Tian pun geram dengan sikap Raya yang benar-benar berubah. Apalagi paparazi pastinya sudah merekam situasi dan percakapan mereka.

Tak lama berselang, Lusi beserta keluarganya datang dengan berjalan anggun di atas karpet merah. Tidak bisa dipungkiri, hati Raya begitu sakit melihatnya.

‘Bahkan Lusi tega menikungku! Membuangku dan ayahku hanya demi merampas harta milik ayahku? Merampas Tian yang pernah singgah dalam hidupku! Ya! Aku tidak memungkiri lagi kalau diriku terluka atas semua yang terjadi. Bagaimana tidak? Semua persiapan pernikahan ini adalah gagasanku! Impianku! Tapi mereka merebutnya begitu saja dan membuangku! Lihat saja aku tidak akan tinggal diam!’ batin Raya yang begitu bergejolak. Dia menahan perih hatinya dan berpura-pura baik-baik saja.

“Kenapa kau ada di sini? Bukankah seharusnya kau sudah bersenang-senang dengan Om Sugeng?” ucap Lusi yang baru saja tiba di sana.

Mendengar nama Om Sugeng, Raya tersentak. Dia teringat kalau saat ini, gedung pernikahan itu bukanlah tempat yang aman baginya. Namun, Raya harus menjalani skenario yang sudah dibuatnya, demi meremukkan dan memanasi hati Tian juga Lusi.

“Siapa kau bilang? Om Sugeng? Oh Sugar Daddy mantanmu itu?” ucap Raya ringan.

“Sial! Dasar kau perempuan tidak punya malu! Datang ke acara pernikahanku dengan Tian yang jelas-jelas sudah memutus hubungan denganmu, apalagi memakai gaun pengantin? Dasar gila!” maki Lusi dengan entengnya.

“Eh! Dengar satu hal perempuan busuk! Pengkhianat! Pelakor! Jangan kamu pikir aku datang ke sini untuk merebut pengkhianat itu! Tidak sudi!” ucap Raya dengan nada tegas sembari menunjuk ke arah Tian.

“Aku datang ke sini karena akan menikah dengan sultan!” ucap Raya sembari menyeringai.

Mereka pun menertawakan Raya. Namun gadis itu terlihat biasa saja tanpa beban. Lantaran yang ada dalam pikirannya hanyalah ingin memanas-manasi mereka yang sudah merampas kebahagiaan Raya.

“Sultan? Apa kau bilang? Kupingku tidak salah dengar? Mana ada sultan yang mau menikahi gembel? Hah? Paling-paling juga sesama gembel!” cibir Lusi yang benar-benar membuat Raya muak.

“Lebih memalukan lagi calon pengantin yang maunya mengadakan pernikahan mewah dengan merampas acara yang seharusnya menjadi momen paling bahagia untuk orang lain, karena apa? Karena kalian tidak mampu bayar.”

“Kau?” Lusi melayangkan tangan kanannya untuk menampar Raya. Namun, hal itu dicegat dengan cepat dan tepat oleh seseorang yang baru saja datang. Semua orang menoleh ke arahnya. Mereka terpukau dengan ketampanan dan penampilan pria itu.

“Siapa, kau?” ucap Lusi yang seakan terpana melihat pria yang baru saja datang mencegat tangan Lusi yang hendak menampar Soraya Barata.

Mbak Engz

Halo semua, salam kenal ya! Jangan lupa follow me dan masukkan cerita ini ke dalam perpustakaan kalian. Terima kasih, Mbak_Engz alias Riandra_27

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Mbak Engz
sad ... senekat itu dia
goodnovel comment avatar
Sigma Rain
y, ampun kasian banget Raya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dikhianati Mantan Kubalas Menikahi Sultan    20. Om Sugeng Datang Lagi

    Hari-hari Raiden semakin tersudut, ketika Tian berusaha untuk mempengaruhi para kolega perusahaan Wilaga, bahwa Raihaga yang saat ini kembali bukanlah pewaris yang sebenarnya. Tentu saja hal itu membuat Raiden semakin gusar. Di satu sisi dia sudah terlanjur masuk dalam peran itu. Di sisi lain dia ingin segera mengakhirinya dengan cara membayar lunas hutang Raiden kepada Baskoro. Di ruangan kerjanya, Raiden hanya menatap layar laptopnya tentang rahasia itu. Dia berpikir untuk menemui sosok yang bernama Ratna. “Tidak mungkin Baskoro tidak mengenal Bu Ratna. Aku harus mencari tahunya,” gerutunya sembari memutar bolpoin di sela jemarinya. Tak lama berselang seseorang yang memuakkan masuk tanpa permisi ke dalam ruangan Raiden. Mata Raiden menajam menatap orang yang datang, “Tampaknya kau begitu sulit melupakanku?” ucap Raiden dengan nada sindiran. “Cuih!” Tian muak melihat wajah Raiden yang menyeringai. “Ngapain ke sini?” tanya Raiden sembari menyandarkan bahunya ke sandaran kursi yan

  • Dikhianati Mantan Kubalas Menikahi Sultan    19. Malam Panas

    Kedua netra beradu antara dendam dan masa lalu. ‘Aku tidak akan pernah melupakan pengkhianatan ini, Tian! Kamu sudah membuatku terjerembap dalam kesulitan yang seharusnya tidak pernah aku rasakan!’ batin Raya begitu ingin mendamprat pria pengkhianat di hadapannya. ‘Soraya si gadis malang! Kelinci kecil bodoh! Begitu yang mudahnya aku masuk ke dalam kehidupanmu dan mengeruk kepercayaan beserta harta kekayaan keluargamu!’ batin Tian yang masih saja membenci Raya. Hanya karena Raya berbeda takdir dengan Lusi—gadis yang sebenarnya Tian cintai sejak lama. “Gadis lugu mau ke mana?” tanya Tian sembari menyeringai. Raya hanya diam mengepalkan tangan kanannya dengan begitu erat. Dia tidak mau terjadi keributan yang akan mempersulit Raiden. Raya berusaha menahan amarah dengan tidak menghiraukan Tian. Dia melangkah ke samping untuk menghindari Tian. Namun apa yang terjadi? Tian justru kembali mencegatnya. “Minggir!” ucap Raya. “Kalian memang cocok! Sama-sama penipu!” ucap Tian sembari menc

  • Dikhianati Mantan Kubalas Menikahi Sultan    18. Hadapi Atau Bersembunyi

    Raya menunduk malu sembari memejamkan matanya. Dia menduga Raiden adalah pria mesum yang menyentuhnya saat dirinya setengah mabuk. Namun, melihat tatapan Raiden yang tulus membuat Raya merasakan suatu debaran yang telah lama hilang. Debaran yang pernah ada untuk seseorang yang sudah berkhianat kepadanya. Kini debaran itu kembali muncul kepada orang yang berbeda. “Kenapa? Lapar?” tanya Raiden bingung melihat gelagat Raya yang seakan mematung. Padahal Raya sedang mengartikan rasa yang tiba-tiba muncul dari lubuk hatinya yang terdalam. ‘Astaga! Nggak-nggak, perasaan ini mungkin hanya kebetulan melintas,’ batin Raya yang menolak perasaan yang mulai bersemi. Dia kembali fokus pada topik perbincangannya. “Terus bagaimana dengan rumah ayahku?” Raya mengalihkan pembicaraan. “Oh, itu ... tenang saja! Aku sudah atasi.” “Berhutang?” tandas Raya. “Memangnya kau pikir wajahku ini wajah-wajah penuh kesulitan?” kesal Raiden. “Dari mana lagi?” “Astaga! Bocah ini!” gerutu Raiden. “Aku sudah te

  • Dikhianati Mantan Kubalas Menikahi Sultan    17. Kejadian Hangat Semalam

    Rasa hangat mulai terasa membelai tubuh Raya. Perlahan dia menggeliat manja, merasakan kenyamanan seakan menjalar di sekujur tubuhnya. Ia menghidu napas dalam sembari meremas rambut panjangnya. Merasakan sensasi kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Cahaya terang yang hangat itu perlahan menyelusup ke matanya yang masih terpejam, membuatnya ingin membuka mata. Raya menyipitkan matanya untuk menatap ke arah jendela yang sudah tidak asing lagi baginya. Ia diam sejenak memandang setiap sudut ruangan. “Astaga!” “Ini? Nggak mungkin!” Soraya terkesiap melihat ruangan itu. Parahnya lagi, Raya menyadari dirinya sudah mengenakan piama. “Nggak mungkin!” ujarnya sembari duduk di tepi ranjang sambil mengingat kejadian semalam. “Apa aku mimpi?” ucapnya lagi dengan mencubit pipinya. “Aw! Sakit! Berarti ini?” Raya beranjak dan terlihat kebingungan. Ia menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan waktu siang hari. Lalu ia kembali melangkah ragu menuju pintu untuk membukanya. Saat i

  • Dikhianati Mantan Kubalas Menikahi Sultan    16. Kamu yang Minta

    Raya seakan mengulangi lagi masa kelamnya sebelum bertemu Raiden. Semua karena ulah Tian yang berusaha menguasai kekayaan keluarga Barata. Malam itu, Raya melangkah gontai mengenakan gaun berwarna marun yang menampakkan belahan dadanya. Sepatunya pun berwarna senada yang begitu kontras dengan warna kulit Raya yang seputih susu. Gincu merah bold dan bulu mata lentik membuat Raya terlihat nakal. Dia memencet bel kamar hotel itu dengan ragu. Tak butuh menunggu lama, seorang pelayan membukakan pintunya. Degup jantung Raya semakin kencang. Dia menyadari konsekuensinya setelah melangkahkan kaki ke dalam sana. “Silakan masuk, Nona!” ucap pelayan itu. Seorang pria dengan seragam serba hitam. “Kenapa di dalam sana gelap sekali?” tanya Raya yang sedikit ketakutan melihat situasi gelap di dalam sana. “Tidak apa-apa, Nona! Saya akan mengantar. Tuan muda sudah menunggu!” Raya berusaha tersenyum di antara hati yang terluka. Dia melangkah mengikuti pelayan itu. Terlihat dari jarak beberapa mete

  • Dikhianati Mantan Kubalas Menikahi Sultan    15. Bingkisan Malam

    Suseno berusaha untuk menenangkan Barata yang sudah merindukan rumahnya. Lantaran ia tidak tahu menahu dengan apa yang terjadi saat ini. “Mohon maaf, Tuan, kalau saya lancang.” “Ya, ada apa, Seno?” “Sebaiknya Anda menunda kepulangan Anda tanpa memberitahu Nona Raya, saya mengerti betul bagaimana Nona sibuk mengatur waktu dengan banyaknya urusan yang harus diselesaikan. Saya takut, kalau tiba-tiba Tuan pulang tanpa memberitahu, Nona Raya merasa sedih karena Anda tidak melibatkannya.” “Masa sih? Aku rasa Raya justru senang. Ya ... walau sedikit terkejut,” ucap Barata yang masih mengeyel. “Tapi sebaiknya menunggu Nona Raya menemui dokter yang menangani Anda, Tuan!” ucap Seno khawatir. “Sudah pasti Nona Raya akan menyalahkan saya kalau sampai Tuan pulang tanpa memberi kabar terlebih dahulu,” sahut Suseno lagi dengan jurus final. Barata mendengkus tak bisa menolak, “Baiklah aku akan menurutimu! Kita tunggu Raya datang dan aku akan mengatakan kalau aku sudah merindukan suasana rumah y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status