Share

Bertemu yang Sudah Mati

Author: Arrafina
last update Last Updated: 2024-09-25 20:06:18

"Itu Mas Bagas," ucap Inara sambil berlari kecil.

Betapa terkejutnya ia melihat pria yang ada di depan matanya. Hatinya berdegup kencang seperti genderang, rasa bahagia sedih bercampur menjadi satu. Ia menatap lekat pria itu. Sampai pintu lift terbuka, Inara tidak sedikit pun melepaskan tatapannya kepada pria itu.

Inara mengikuti kemana Bagas pergi, terlihat pria itu seperti terburu-buru. Banyak sekali pertanyaan di kepala cantik Inara mengenai kecelakaan itu dan kenapa bisa Bagas masih hidup. Inara berjalan semakin cepat seperti angin tanpa menghiraukan seseorang di depannya.

Brukk!

Inara menabrak tubuh tegap. Tangannya sedikit menyentuh dada bidang seorang pria tampan di hadapannya. Langkahnya hampir saja limpung karena tak seimbang menahan berat badannya. Namun tangan kekar seseorang menarik lengannya hingga tubuh Inara kini berada di dalam dekapan pria tampan itu.

"Bisa kau lepaskan aku!"

Pria itu menggelengkan kepalanya terus menatap lekat wajah cantik Inara, "Bukankah kau yang menabrakku?"

Inara mendengkus kesal. "Maaf aku tidak sengaja. Aku sedang terburu-buru."

Pria tampan itu hanya diam. Namun, matanya terus menelisik tubuh Inara seakan sedang memindainya. Inara merasa risih. Dia mendongak, membuat mata mereka bertemu.

“Please … lepaskan aku!!”

Hanya helaan napas panjang yang terdengar dibarengi tangan pria tampan itu yang mengurai cekalannya. Inara menghela napas lega. Ia merapikan bajunya.

"Boleh aku tahu siapa namamu?" tanya pria tampan itu kemudian.

Inara tak menjawab dan pergi begitu saja, dia tidak mau kehilangan Bagas. Berbeda dengan pria tampan itu yang terus menatap punggung Inara.

"Pak Daniel!!" panggil seseorang.

Pria tampan yang bernama Daniel itu terkejut dan melihat ke arah suara. Tampak seorang pria berpenampilan rapi sedang berdiri menatapnya dengan senyum terkembang.

"Ada apa, Joe?" tanya Daniel beralasan agar tak diketahui asistennya jikalau dia tertangkap basah sedang memandangi wajah cantik Inara.

"Kita harus masuk sekarang, Pak. Meeting segera dimulai."

Daniel menghela napas panjang sambil mengangguk. Sekilas matanya beredar hanya untuk mencari sosok Inara. Sayangnya Inara sudah menghilang.

Sementara itu, Inara terus berjalan menyusuri area kantor. Ia masih penasaran dengan sosok yang dilihat mirip Bagas tadi.

"Sialan!! Gara-gara aku nabrak orang jadi kehilangan Mas Bagas, kan?"

Inara terdiam mengedarkan sepasang bola matanya ke penjuru arah namun tak juga menemukan pria yang dia cari tadi. Lagi-lagi helaan napas panjang keluar masuk dari bibirnya.

“Bukannya Mas Bagas sudah meninggal, apa mungkin yang kulihat tadi Mas Bagas?”

Inara menggelengkan kepala dengan cepat.

“Tidak!! Aku pasti berhalusinasi tadi. Bisa jadi aku masih belum terima jika Mas Bagas sudah meninggal dan berulah seperti ini.”

Inara terdiam, kemudian matanya tertuju ke jam di pergelangan tangannya.

“ASTAGA!!! Aku ada interview. Gawat, aku gak boleh telat!!”

Tanpa banyak bicara lagi, Inara langsung berjalan menuju lift. Dia baru teringat, jika kedatangannya ke kantor ini untuk interview.

Selang beberapa saat, Inara sudah berada di ruang interview. Ada beberapa orang yang sedang mewawancarainya. Semua harusnya berjalan lancar, hingga tiba-tiba pintu terbuka.

“Pak Daniel!!!” seru sang Interviewer.

Inara menoleh dan melihat pria yang tadi ditabraknya berada di ruangan ini. Daniel tersenyum berjalan masuk sambil mengedarkan tatapannya. Inara buru-buru menunduk, dia tidak mau Daniel tahu jika dia adalah wanita yang menabraknya tadi.

“Biar saya interview dia!!”

Seketika Inara terkejut, jantungnya serasa berhenti berdetak. Padahal dia sudah berharap banyak akan diterima, tapi jika Daniel tahu dia yang menabraknya tadi. Belum lagi sikap tidak sopannya yang ngeloyor pergi saat ditanya nama.

“Mati aku!!” batin Inara.

Tak berapa lama, tinggal Daniel dan Inara saja di ruangan itu. Mereka terdiam beberapa saat dan saling menatap satu sama lain. Kemudian, Inara membuang pandangannya.

Daniel duduk menyilang kaki sambil menatap tajam ke arah Inara. Sementara Inara hanya duduk diam di depannya. Ia sudah tidak menunduk, tapi tidak berani melihat ke arah Daniel.

“Siapa namamu?” Akhirnya Daniel memecahkan keheningan mereka.

"Nama saya Arradhita Subagio, Pak," jawab Inara.

Suaranya sedikit bergetar dan terlihat gugup. Sebenarnya dia tidak pernah seperti ini. Inara cukup berani dan percaya diri sebelumnya. Dia alumnus lulusan terbaik Universitas ternama di Jakarta. Meski tidak pernah bekerja sebelumnya, tapi Inara harusnya bisa melalui wawancara ini. Hanya saja, karena perubahan identitas dirinya membuat dia gugup.

Dia masih belum terbiasa dengan identitas baru ini. Atas bantuan Dokter Jordy, Inara berhasil mengubah semuanya. Termasuk ijazahnya yang berganti nama. Namun, terkadang Inara takut jika ada yang mengetahui dan mengacaukan semuanya.

"Jadi kamu sarjana akutansi?”

“Iya, Pak.”

Daniel manggut-manggut dan kembali memperhatikan Inara.

"Kamu pasti paham perpajakan dan administrasi perusahaan, bukan?”

Inara mengangguk sambil tersenyum. “Iya, saya paham, Pak.”

“Bagus!! Kalau begitu, saya terima kamu menjadi sekretaris saya.”

Inara terkejut, matanya membola saking kagetnya mendengar ucapan Daniel. Daniel hanya mengulum senyum melihat ekspresinya.

“Beneran, Pak?” Inara memastikan.

“Memang saya terlihat sedang main-main, sekarang?”

Inara tersenyum sambil menggeleng. “Terima kasih, Pak.”

Daniel mengangguk lagi sambil tersenyum.

“Baik. Kalau sudah, sekarang ikut saya!!!”

Kembali Inara terperanjat. “Ikut ke mana, Pak?”

Daniel mengernyitkan alis menatap Inara sambil mengulum senyum.

“Kamu sekretarisku, kan? Temani aku menemui klien hari ini.”

Inara lagi-lagi terkesima mendengar ucapan Daniel.

“Saya kerja mulai sekarang, Pak?”

“Iya. Masa tahun depan. Ayo, buruan!!!”

Inara tersenyum kesenangan, kemudian ia bangkit dan berjalan mengikuti Daniel. Joe yang menunggu di depan ruangan terkejut melihat Inara berjalan mengekor Daniel. Daniel seakan tahu pertanyaan Joe langsung berseru.

“Mulai hari ini Nona Dhita adalah sekretaris pribadiku, Joe. Siapkan ruangan untuknya!!”

Joe tampak terkejut, tapi tatapan tajam Daniel membuat Joe tidak berani bersuara. Takut jika sang bos akan marah maka Ia hanya mengangguk mengiyakan pernyataan bosnya.

Selang beberapa saat mereka sudah berada di sebuah ruangan. Ada Daniel, Joe, Inara dan dua orang lagi sedang duduk membelakangi mereka di sana.

“Itu klienku, nanti catat semua pembicaraan kita, ya!!” pinta Daniel.

“Baik, Pak.”

Daniel berjalan menghampiri lebih dulu.

“Maaf, Tuan, Nyonya. Anda menunggu terlalu lama,” sapa Daniel.

Pria dan wanita itu langsung berdiri menyambut Daniel. Mereka saling berjabat tangan. Inara yang berdiri di belakang Daniel sontak bergeming membisu. Matanya mengerjap menatap pria dan wanita di depannya ini.

Dua sosok itu sangat dikenal Inara, tapi rasanya tidak mungkin jika dia harus bertemu di sini.

“Ini Ditha, sekretaris saya. Biar dia yang mencatat pertemuan kita kali ini.” Daniel kembali bersuara mengenalkan Inara kepada semua orang.

Namun, Inara malah berseru dengan lancangnya sambil menuding pria di depannya.

“Kamu … masih hidup?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kebahagiaanku Bersamamu

    Dia merapikan riasannya agar tak terlalu norak, si wanita yang menghiasnya tadi pun memberikan sepatu berwarna senada dengan gaun yang dikenakannya. Tidak lama kemudian, suara ketukan terdengar dari balik pintu. "Masuk saja," ucap Inara mengetahui bahwa itu adalah suara Daniel. Ketika tangan Daniel membuka pintu tersebut, matanya terbelalak kaget ketika mendapati Inara yang begitu cantik dengan gaun yang dikenakannya. Mulutnnya hingga ternganga membulat dan berbentuk huruf o. "Kamu cantik seka--" Daniel tak melanjutkan kalimatnya namun bibirnya langsung saja menyambar bibir ranum perempuan itu, tanpa penolakan dari Inara. Beruntungnya si perias tadi sudah dipersilahkannya keluar lebih dulu. Sentuhan lembut itu mampu memancing hasrat Inara yang juga menggebu hingga terjadi pangutan yang begitu lama, "Kamu cantik sekali, Ra," bisik Daniel baru menyadari orang-orang telah menunggunya di bawah."Terima kasih, El.""Apa kamu yakin dengan pernikahan ini, Ra?" "Apa maksudmu?

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Terakhir Kalinya

    Daniel meminta Joe untuk menemukqn Inara secepatnya."Bagaimana bisa sudah satu minggu lamanya kalian tak menemukan Inara.""Kami akan berusaha menemukannya, Pak." Di sidang pada hari berikutnya, Rika lagi-lagi terus berkelit.“Nona Rika, kami minta tolong untuk Anda berkata jujur dan tidak berkelit,” ucap sang hakim agung.“Maaf, Yang Mulia. Tapi begitulah kenyataannya. Aku sama sekali tidak mengerti tentang kejadian yang Anda maksudkan atau yang kalian tuduhkan kepadaku. Aku benar-benar tidak bersalah dalam kasus ini,” ucap Rika.“Tapi, kenapa semua saksi berkata jika Anda juga terlibat kalau memang Anda tidak terlibat, Nona?"“I-itu pasti karena mereka sudah bersekongkol untuk menjebloskan aku ke dalam penjara!” kelit Rika sambil menyilangkan tangan di depan dada. Terdengar derit pintu terbuka membuat semua orang menoleh ke sumber suara."Tentu saja yqng salah harus dihukum. Aku datang sebagai korban atas pembunuhan yang telah kamu rencanakan, Rika. Bukan hanya aku yang men

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kehilangan Inara

    Inara langsung meremas tangan Daniel dengan kuat hingga ia tidak menyadari jika kuku panjangnya itu membuat jemari Daniel terluka."Yang benar saja kamu melukai jariku," gumam Daniel merasakan perih di punggung tangannya. Tidak cukup di situ saja, Inara langsung memeluk Daniel karena takutan dengan kegelapan. Perempuan itu baru membuka matanya ketika Daniel sudah mengatakan bahwa lampu sudah menyala."Yang benar saja villa semegah ini bis--" Inara mengatupkan bibirnya karena melihat ruangan kamar itu dipenuhi dengan bunga-bunga dihiasi dengan sebuah kata-kata yang membuatnya terbelalak kaget."Apa maksudnya ini, El?" tanya Inara langsung menoleh ke arah Daniel."Maukah kamu menikah denganku?" Daniel dengan duduk berjongkok lalu menyodorkan sepasang cincin ke arah Inara."Benarkah kamu ingin menikah denganku?" tanya Inara benar-benar tidak percaya."Bukankah kamu harus menjawab pertanyaanku tadi? Mengapa nalah balik bertanya." Tanpa berpikir panjang lagi Daniel langs

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kenapa Membawak ke Sini??

    Langsung saja perempuan itu menarik tangan Daniel dan memintanya untuk menjauh dari seorang gadis yang menjaga toko tersebut."Apakah itu tidak terlalu mahal?" protes Inara sembari membujuk Daniel untuk memikir ulang membeli cincin tersebut."Tidak apa-apa, Ra! Kan jarang banget aku membeli barang seperti ini dan aku tidak pernah menilai sesuatu dari harganya," balas Daniel meminta pelayan untuk membungkusnya."Apakah kamu ingin membeli yang lain? Pilih saja, nanti aku yang akan bayar," tawar Daniel melirik Inara yang terus saja mengomelinya. Hipotesa negatif mulai bersarang di dalam otaknya, melihat Daniel yang membeli barang tanpa memikirkan nilai harganya dantidak tahu untuk siap cincin tersebut maka membuat jiwa Inara bergejolak dan ingin membeli sesuatu yang sama nilainya dngan cincin tersebut."Baiklah, aku ingin membeli gelang, tetapi kalau harganya mahal, kamu tidak akan protes kan?" Inara sontak menoleh ke arah Daniel yang sedang duduk santai di atas sofa. Daniel t

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   350 Juta

    Inara yang menatap dua orang itu saling beradu pandang pun merasa jengkel. Ia terus meneguk habis minumannya hingga membuatnya tersendak.Uhuukk... Uhuuk.."Minumlah." Daniel menyodorkan segelas air mineral ke arahnya. Melihat tindakan Daniel yang begitu sigap membantunya, membuat Inara sering bertanya-tanya apa yang sebenarnya Daniel pikirkan. Bagaimana bisa dia memberi perhatian kepada dua perempuan sekaligus. Hubungannya yang begitu dekat dengan Kanza benar-benar membuat Inara harus extra sabar menyaksikan hal itu."Mengapa aku jadi cemburu sih." Bagaimana tidak cemburu, Kanza pun terkadang bersikap manja dengan seorang pria blasteran itu di depan Daniel dan dirinya. Bahkan mereka saling menatap penuh makna satu sama lain. Ketika makanan sudah dihidangkan di atas meja, Kanza pun menyodorkan makanan kesukaan sang bule itu ke arahnya lalu memaksa sang pria bermanik mata hijau itu memakan satu suapan untuknya. Bukan hanya cantik saja, tetapi Kanza juga begitu handal m

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Ancaman Kecil Daniel

    "Iya, El." Inara menjawab terbata-bata karena jarak mereka yang hanya beberapa senti meter saja membuat Inara sedikit ketakutan. Daniel menelisik tajam ke arah Inara dan menatap sepasang bola mata perempuan cantik itu lalu ia membisikkan sesuatu hal yang membuat Inara berteriak. "Apa kamu sudah tak waras, El! Aku mana mungkin melakukan itu, hal yang terjadi kepada kita itu karena ketidaksengajaan." Inara mengingatkan Daniel apa yang pernah mereka lewati ketika malam nahas itu. Pria itu masih mengunci pergerakannya dan menatap Inara dengan sangat dalam, dia tahu bahwa saat ini Inara sedikit ketakutan dengannya. Namun, Daniel ingin membuat Inara sadar, lalu dia membisikan sesuatu lagi."Itupun jika kamu mau menikah denganku, jika tidak ya terserah padamu," ucapnya sedikit mengancam dengan senyuman yang mengembang di sudut bibirnya."Tidak akan! Aku tidak akan melakukan itu." Inara protes tidak menyetujui keinginan pria tersebut. Kemudian Daniel menatap lagi k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status