Share

Dikhianati Suami Dinikahi CEO
Dikhianati Suami Dinikahi CEO
Author: Arrafina

Bangun Dari Maut

Author: Arrafina
last update Last Updated: 2024-09-25 20:03:49

“TIDAKKK!!!! ITU SIAPA?? ITU BUKAN AKU!!” seru Inara.

Inara seorang wanita cantik yang baru tersadar dari komanya selama beberapa minggu terkejut saat menatap wajahnya di depan cermin. Dokter paruh baya yang berdiri di dekatnya berjalan mendekat sambil mengelus lembut tangan Inara.

“Maaf, Nara. Saya … saya terpaksa mengoperasi wajahmu. Wajahmu rusak berat akibat kecelakaan itu,” jelas Dokter Jody.

Inara terdiam, napasnya tersenggal dengan bahu naik turun menatap tanpa kedip pantulan wajah baru yang dilihatnya di cermin. Hidungnya kecil sempurna tidak seperti hidungnya yang besar, bibir mungil dengan dagu lancip dan pipi tirus menjadi ornament baru di rautnya. Hanya satu yang tersisa dari wajah lamanya di sana, yaitu mata bulatnya nan indah.

Bagaimanapun tampilan wajah Inara yang baru kali ini lebih cantik dari sebelumnya. Inara terdiam, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum kecelakaan tersebut. Kemudian dia menoleh ke arah Dokter Jody.

“Di mana anak saya, Dok? Apa dia di rumah? Atau dia dirawat di rumah sakit ini juga?”

Dokter Jody terdiam, jakunnya naik turun menelan saliva sambil menatap sendu ke arah Inara.

“Dok, kenapa diam saja? Jawab, Dok!! Anak saya di mana?”

Dokter Jody masih terdiam, menundukkan kepala dan terlihat kesulitan untuk bertanya. Inara terdiam mengedarkan pandangannya, melihat ke segala arah di ruang rawat inap itu. Kemudian sebuah senyuman terukir di raut barunya.

“Akh … iya, aku lupa. Pasti dia ada di rumah bersama Mas Bagas. Pasti sebentar lagi mereka akan datang ke sini menjenggukku. Benar kan, Dok?”

Belum ada jawaban dari Dokter Jordy. Perlahan dokter paruh baya itu mengangkat kepala menatap Inara dengan sendu.

“Nara … putri … putri dan suamimu meninggal dalam kecelakaan itu.”

Dokter Jody berkata sambil terbata-bata karena takut Inara akan terkejut dengan kabar tersebut. Tetapi dia harus mengatakannya agar Inara tahu yang sebenarnya.

“APA!!!!”

Inara terkejut setengah mati. Bukan hanya harus kehilangan wajah, tapi dia harus menerima kenyataan kehilangan dua orang terkasihnya.

“TIDAK!! Dokter pasti salah. Dokter pasti salah. Mereka gak meninggal, kan? MEREKA GAK MENINGGAL!!!”

Dokter Jody terdiam sambil menatap tajam ke Inara. Entah harus bagaimana lagi agar Inara mau mempercayai kata-katanya.

Tidak ada sepatah kata pun yang terucap, tapi kepalanya sudah menggeleng menegaskan kalau dia tidak berbohong. Inara membisu perlahan tangannya terangkat dan langsung menutup wajahnya. Isak tangisnya pecah, Ia menangis sejadi-jadinya.

Ini bagai mimpi buruk untuk Inara. Kalau boleh memilih, dia ingin kembali koma saja dan tidak mendengar berita ini. Setelah beberapa saat, Inara sedikit lebih tenang. Ia hanya duduk diam sambil menatap suasana taman di depan jendela.

“Saya akan mengantarmu ke makam mereka, Inara. Itu pun kalau kamu sudah siap.”

Lagi DokterJody menegaskan agar Inara percaya dengan ucapannya hingga dia menawarkan hal teesebut.

Inara belum menjawab, matanya masih sembab, bibirnya basah karena saliva. Sepanjang pagi hingga siang ini, dia terus menangis tanpa henti. Dokter Jody trenyuh melihatnya.

“Saya … saya ingin pulang, Dok. Saya ingin pulang!!”

Dokter Jody mengangguk. “Tentu. Saya akan mengurus kepulanganmu. Saya akan menyiapkan segalanya.”

Dua hari kemudian, Inara sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Namun, dia langsung tercengang begitu turun dari taxi ia melihat rumahnya sudah disegel. Ada tulisan ‘rumah dalam pantauan bank’ di sana.

“Apa ini? Kenapa rumahku disegel begini? Apa yang terjadi?” gumam Inara.

Mata Inara beredar melihat ke setiap sudut halaman depan rumahnya. Lalu dia melihat sebuah kertas tergeletak di sana. Inara mengambil dan membacanya. Lagi-lagi ia dibuat tercengang.

“Hutang? Rumah ini disita karena Mas Bagas mempunyai hutang. Apa selama ini perusahaannya berhutang?”

Inara masih kebingungan dengan semuanya saat tiba-tiba sebuah mobil sedan hitam berhenti tak jauh dari tempatnya berdiri. Seorang wanita cantik dengan penampilan glamour turun dari mobil tersebut. Inara tersenyum saat tahu siapa yang turun. Dia tak lain dan tak bukan adalah Rika. Rika adalah janda pamannya Bagas.

“Ini rumahnya. Aku ingin rumah ini cepat dilelang. Jangan lupa hasil pelelangannya gunakan untuk membayar hutang di bank dan sisanya serahkan padaku!!” ujar Rika.

Kali ini dia sedang berbincang dengan seorang pria berpenampilan rapi. Pria itu hanya manggut-manggut mendengarnya.

“Apa tidak ada ahli warisnya, Bu Rika?” tanya pria itu dengan sopan.

“Tidak!! Semua sudah mati!! Kini semuanya menjadi milikku, termasuk perusahaan keluarga. Jadi lakukan saja perintahku!!!”

Inara tercengang mendengarnya. Bukankah dia masih hidup, mengapa Rika mengira dia sudah mati? Apa tidak ada yang memberitahu jika dia masih hidup? Ada apa sebenarnya ini?

Inara berjalan mendekat dan siap menghampiri Rika. Sesaat sebelum Rika masuk mobil, dia melirik ke arah Inara.

“Hei Gembel!! Ini rumah kosong, jadi jangan mengemis di sini!! Cantik-cantik, tapi gembel!!”

Kembali Inara tercengang dibuatnya, tapi dia segera sadar jika kini dia mempunyai wajah baru rasanya pantas jika Rika tidak mengenalinya. Inara diam di tempatnya dan urung mendekat, sementara Rika sudah berlalu pergi meninggalkannya.

Inara penasaran, ia mengikuti Rika dan ternyata benar. Semua asset miliknya sudah berubah kepemilikan menjadi milik Rika. Apa karena dia tidak punya saudara dan kerabat? Jadi semuanya diambil alih Rika. Inara tahu jika selama ini Rika tidak suka padanya, tapi dia tidak menduga jika tante suaminya akan melakukan hal ini.

Kini Inara kebingungan, dia tidak punya siapa-siapa, harta juga tidak ada. Lalu bagaimana cara dia bertahan hidup? Untung saja ada Dokter Jody yang mau menampungnya dan menganggap Inara seperti putri sendiri.

“Kamu mau ke mana, Inara?” tanya Dokter Jody pagi itu.

“Saya mau melamar pekerjaan, Dok. Tidak enak rasanya terus menumpang hidup di sini terus.”

“Terserah kamu, Inara. Yang pasti aku dan istriku sangat senang ada kamu di sini.”

Inara tersenyum, kemudian berpamitan undur diri. Semalam dia membaca iklan sebuah perusahaan sedang mencari sekretaris CEO. Inara memang tidak bekerja setelah menikah dengan Bagas, tapi sebenarnya dia adalah lulusan S1 Akutansi. Sedikit banyak dia tahu cara bekerja di kantor.

Selang beberapa saat Inara sudah tiba di sebuah kantor. Ia berjalan menuju resepsionis.

“Selamat pagi, Kak. Saya mau interview untuk lowongan sekretaris CEO,” sapa Inara dengan ramah.

“Oh iya, langsung naik ke lantai 7 saja ya.”

Inara mengangguk, berpamitan kemudian berjalan menuju lift. Dia tampak riang dan penuh semangat. Ini saatnya dia melanjutkan hidupnya lagi. Inara masih berdiri menunggu di depan lift sambil memperhatikan lalu lalang orang.

Hingga tiba-tiba matanya menatap sosok yang sangat dia kenal. Inara mengerjapkan mata berulang menyakinkan penglihatannya. Tanpa sadar sebuah nama tercetus dari bibir mungilnya,

“Mas Bagas … .”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kebahagiaanku Bersamamu

    Dia merapikan riasannya agar tak terlalu norak, si wanita yang menghiasnya tadi pun memberikan sepatu berwarna senada dengan gaun yang dikenakannya. Tidak lama kemudian, suara ketukan terdengar dari balik pintu. "Masuk saja," ucap Inara mengetahui bahwa itu adalah suara Daniel. Ketika tangan Daniel membuka pintu tersebut, matanya terbelalak kaget ketika mendapati Inara yang begitu cantik dengan gaun yang dikenakannya. Mulutnnya hingga ternganga membulat dan berbentuk huruf o. "Kamu cantik seka--" Daniel tak melanjutkan kalimatnya namun bibirnya langsung saja menyambar bibir ranum perempuan itu, tanpa penolakan dari Inara. Beruntungnya si perias tadi sudah dipersilahkannya keluar lebih dulu. Sentuhan lembut itu mampu memancing hasrat Inara yang juga menggebu hingga terjadi pangutan yang begitu lama, "Kamu cantik sekali, Ra," bisik Daniel baru menyadari orang-orang telah menunggunya di bawah."Terima kasih, El.""Apa kamu yakin dengan pernikahan ini, Ra?" "Apa maksudmu?

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Terakhir Kalinya

    Daniel meminta Joe untuk menemukqn Inara secepatnya."Bagaimana bisa sudah satu minggu lamanya kalian tak menemukan Inara.""Kami akan berusaha menemukannya, Pak." Di sidang pada hari berikutnya, Rika lagi-lagi terus berkelit.“Nona Rika, kami minta tolong untuk Anda berkata jujur dan tidak berkelit,” ucap sang hakim agung.“Maaf, Yang Mulia. Tapi begitulah kenyataannya. Aku sama sekali tidak mengerti tentang kejadian yang Anda maksudkan atau yang kalian tuduhkan kepadaku. Aku benar-benar tidak bersalah dalam kasus ini,” ucap Rika.“Tapi, kenapa semua saksi berkata jika Anda juga terlibat kalau memang Anda tidak terlibat, Nona?"“I-itu pasti karena mereka sudah bersekongkol untuk menjebloskan aku ke dalam penjara!” kelit Rika sambil menyilangkan tangan di depan dada. Terdengar derit pintu terbuka membuat semua orang menoleh ke sumber suara."Tentu saja yqng salah harus dihukum. Aku datang sebagai korban atas pembunuhan yang telah kamu rencanakan, Rika. Bukan hanya aku yang men

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kehilangan Inara

    Inara langsung meremas tangan Daniel dengan kuat hingga ia tidak menyadari jika kuku panjangnya itu membuat jemari Daniel terluka."Yang benar saja kamu melukai jariku," gumam Daniel merasakan perih di punggung tangannya. Tidak cukup di situ saja, Inara langsung memeluk Daniel karena takutan dengan kegelapan. Perempuan itu baru membuka matanya ketika Daniel sudah mengatakan bahwa lampu sudah menyala."Yang benar saja villa semegah ini bis--" Inara mengatupkan bibirnya karena melihat ruangan kamar itu dipenuhi dengan bunga-bunga dihiasi dengan sebuah kata-kata yang membuatnya terbelalak kaget."Apa maksudnya ini, El?" tanya Inara langsung menoleh ke arah Daniel."Maukah kamu menikah denganku?" Daniel dengan duduk berjongkok lalu menyodorkan sepasang cincin ke arah Inara."Benarkah kamu ingin menikah denganku?" tanya Inara benar-benar tidak percaya."Bukankah kamu harus menjawab pertanyaanku tadi? Mengapa nalah balik bertanya." Tanpa berpikir panjang lagi Daniel langs

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kenapa Membawak ke Sini??

    Langsung saja perempuan itu menarik tangan Daniel dan memintanya untuk menjauh dari seorang gadis yang menjaga toko tersebut."Apakah itu tidak terlalu mahal?" protes Inara sembari membujuk Daniel untuk memikir ulang membeli cincin tersebut."Tidak apa-apa, Ra! Kan jarang banget aku membeli barang seperti ini dan aku tidak pernah menilai sesuatu dari harganya," balas Daniel meminta pelayan untuk membungkusnya."Apakah kamu ingin membeli yang lain? Pilih saja, nanti aku yang akan bayar," tawar Daniel melirik Inara yang terus saja mengomelinya. Hipotesa negatif mulai bersarang di dalam otaknya, melihat Daniel yang membeli barang tanpa memikirkan nilai harganya dantidak tahu untuk siap cincin tersebut maka membuat jiwa Inara bergejolak dan ingin membeli sesuatu yang sama nilainya dngan cincin tersebut."Baiklah, aku ingin membeli gelang, tetapi kalau harganya mahal, kamu tidak akan protes kan?" Inara sontak menoleh ke arah Daniel yang sedang duduk santai di atas sofa. Daniel t

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   350 Juta

    Inara yang menatap dua orang itu saling beradu pandang pun merasa jengkel. Ia terus meneguk habis minumannya hingga membuatnya tersendak.Uhuukk... Uhuuk.."Minumlah." Daniel menyodorkan segelas air mineral ke arahnya. Melihat tindakan Daniel yang begitu sigap membantunya, membuat Inara sering bertanya-tanya apa yang sebenarnya Daniel pikirkan. Bagaimana bisa dia memberi perhatian kepada dua perempuan sekaligus. Hubungannya yang begitu dekat dengan Kanza benar-benar membuat Inara harus extra sabar menyaksikan hal itu."Mengapa aku jadi cemburu sih." Bagaimana tidak cemburu, Kanza pun terkadang bersikap manja dengan seorang pria blasteran itu di depan Daniel dan dirinya. Bahkan mereka saling menatap penuh makna satu sama lain. Ketika makanan sudah dihidangkan di atas meja, Kanza pun menyodorkan makanan kesukaan sang bule itu ke arahnya lalu memaksa sang pria bermanik mata hijau itu memakan satu suapan untuknya. Bukan hanya cantik saja, tetapi Kanza juga begitu handal m

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Ancaman Kecil Daniel

    "Iya, El." Inara menjawab terbata-bata karena jarak mereka yang hanya beberapa senti meter saja membuat Inara sedikit ketakutan. Daniel menelisik tajam ke arah Inara dan menatap sepasang bola mata perempuan cantik itu lalu ia membisikkan sesuatu hal yang membuat Inara berteriak. "Apa kamu sudah tak waras, El! Aku mana mungkin melakukan itu, hal yang terjadi kepada kita itu karena ketidaksengajaan." Inara mengingatkan Daniel apa yang pernah mereka lewati ketika malam nahas itu. Pria itu masih mengunci pergerakannya dan menatap Inara dengan sangat dalam, dia tahu bahwa saat ini Inara sedikit ketakutan dengannya. Namun, Daniel ingin membuat Inara sadar, lalu dia membisikan sesuatu lagi."Itupun jika kamu mau menikah denganku, jika tidak ya terserah padamu," ucapnya sedikit mengancam dengan senyuman yang mengembang di sudut bibirnya."Tidak akan! Aku tidak akan melakukan itu." Inara protes tidak menyetujui keinginan pria tersebut. Kemudian Daniel menatap lagi k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status