Share

Sengaja Dirahasiakan

Author: Arrafina
last update Last Updated: 2024-09-25 20:07:53

"Ditha!! Apa yang kamu lakukan?" seru Daniel.

Inara terkejut dengan kehadiran Daniel. Dia makin kaget saat atasannya itu sudah menyambar paksa tongkat di tangannya. Inara marah, emosinya masih memuncak hingga bersikeras menarik tongkat itu kembali. Namun, Daniel menahannya bahkan ia sampai memeluk tubuh Inara agar melepaskan tongkatnya.

Karena pelukan Daniel membuat Inara tidak bergerak. Tangannya dengan mudah melepaskan pegangan di tongkat itu. Inara terdiam, menatap Bagas dan Rika yang sudah berlalu menjauh dari hadapannya. Tanpa diminta Inara menangis. Tentu saja ulahnya membuat Daniel bingung.

“Kamu kenapa? Kenapa mau memukul klienku?”

Inara tidak menjawab, berangsur Daniel melepaskan pelukannya. Sementara Inara masih menundukkan kepala. Daniel mengeluarkan sapu tangan dari saku bajunya dan mengulurkan ke Inara.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu, tapi apa yang akan kamu lakukan hari ini membuatku mengalami masalah, Ditha.”

Inara terdiam, menerima sapu tangan Daniel dan menyeka air matanya.

“Iya, saya tahu. Saya minta maaf, Pak. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.”

Inara mencoba meredam amarahnya di depan Daniel, tidak mungkin dia menceritakan masa lalunya pada pria yang baru dikenalnya.

Daniel tersenyum sambil menganggukkan kepala.

“Ya sudah, kalau begitu. Ayo, kita kembali lagi!! Meeting kita belum selesai tadi.”

Inara menghela napas panjang sambil mengangkat kepala, tanpa sengaja matanya malah bertemu dengan mata Daniel. Daniel sedang menatapnya dengan sendu dan baru kali ini Inara mendapat tatapan seteduh itu.

Mereka berjalan masuk kembali ke ruangan. Di sana Inara melihat Bagas dan Rika sudah kembali duduk di posisinya. Sekuat hati, Inara menahan semua amarahnya. Dia tidak mau musuhnya tahu terlalu cepat siapa dia sebenarnya.

Daniel kembali membahas tentang kerja sama bisnis mereka dan kali ini Inara hanya diam. Ia terus mencatat semua yang dibicarakan. Hingga beberapa saat kemudian, pembicaraan bisnis mereka selesai.

“Oh ya, Tuan Daniel. Kedatangan kami ke sini sekalian untuk mengundang Anda untuk datang ke pernikahan kami bulan depan,” ujar Rika menyeringai.

Seketika Inara tercengang, dengan spontan kepalanya langsung mendongak dan menatap Rika dengan tajam. Rika tersenyum melihat reaksi Inara.

“Anda boleh datang bersama sekretaris Anda, Tuan Daniel,” imbuh Rika.

Daniel tersenyum, menganggukkan kepala sambil menerima undangan dari Rika. Daniel membaca sekilas undangan tersebut kemudian menyerahkan ke Inara.

“Catat tanggalnya, Ditha. Biar aku tidak kelupaan!!”

Inara mengangguk sambil membaca undangan tersebut. Di sana tertulis nama suaminya dan nama Rika. Lagi-lagi ada luka yang tak terlihat di hati Inara. Ia tidak menduga jika Bagas dan Rika telah merencanakan ini semua. Bahkan mereka akan menikah, sungguh diluar nalarnya. Bagas menikahi tantenya sendiri.

Rika dan Bagas berpamitan pulang, menyisakan Daniel dan Inara di ruangan tersebut. Daniel tampak memperhatikan Inara yang terdiam sedari tadi. Entah mengapa saat melihat Inara, Daniel teringat dengan seseorang. Mungkin karena alasan itu juga yang membuat Daniel langsung menerima Inara sebagai sekretarisnya.

“Aku minta hasil meeting hari ini, Ditha. Kirim ke emailku juga, ya!!” Ucapan Daniel membuyarkan lamunan Inara. Inara mendongak dan menganggukkan kepala.

“Ya sudah, kamu boleh kembali ke ruanganmu. Ada Joe yang akan mengantarmu.”

Inara mengangguk, ia berpamitan dan berlalu pergi. Hari ini benar-benar melelahkan untuknya. Banyak hal yang masih membuat Inara bingung dan dia akan menanyakan semuanya pada Dokter Jody setiba di rumah. Rasanya, dia tidak mau percaya dengan apa yang dilihatnya hari ini, sungguh banyak sekali pertanyaan memenuhi otak cantiknya.

Pukul enam sore, saat Inara tiba di rumah. Ia melihat Dokter Jody sedang bersantai dengan istrinya di teras depan. Bukankah ini saat yang tepat untuknya, menanyakan kebenaran pada Dokter Jody. Inara bergegas menghampiri dan berdiri di depannya.

“Maaf, Dok. Apa kita bisa bicara sebentar?” tanya Inara.

Dokter Jody tampak terkejut. Pria paruh baya itu menatap Inara kemudian mengangguk.

“Iya, kamu mau bicara apa? Tidak masalah jika istriku ikut mendengar, kan?”

Inara tersenyum sambil menganggukkan kepala. Mereka kini duduk bertiga di teras depan rumah. Masih belum ada pertanyaan yang keluar dari bibir Inara. Sepertinya gadis itu sedang mengatur emosinya. Setelah beberapa saat, akhirnya Inara bersuara.

“Saya … saya bertemu Mas Bagas tadi.”

Seketika Dokter Jordy tercengang dibuatnya. Wajah pria paruh baya itu tampak terkejut dan menatap dengan bingung ke arah Inara dengan dahi tuanya yang berkerut.

“Ekspresi saya sama bingungnya dengan ekspresi dokter kali ini. Bukankah kata Dokter, Mas Bagas meninggal. Lalu siapa yang saya temui tadi?”

Dokter Jody belum menjawab hanya bahunya naik turun mengatur napasnya. Istri Dokter Jordy sama terkejutnya dan berulang kali mencoba menenangkan suaminya.

“Maaf … Inara. Saya … saya tidak tahu menahu tentang itu.” Inara terdiam dan masih menunggu penjelasan Dokter Jody selanjutnya.

“Saat kecelakaan itu, yang meninggal di tempat adalah putrimu. Putrimu terjepit pintu belakang mobil sehingga tidak bisa keluar. Sementara tubuh suamimu terbakar di bagian kursi depan. Hanya tubuhmu yang terlempar ke luar.”

Inara kembali terkejut mendengar penjelasan Dokter Jordy.

“Kalau dia terbakar harusnya dia mati, tapi mengapa ---”

Dokter Jody menggelengkan kepala. “Polisi menemukan kalau itu bukan mayat suamimu. Itu mayat pria lain yang diduga selingkuhanmu, Inara.”

“APA!!! Tidak hanya ingin membunuhku, tapi dia juga menuduhku selingkuh?” Mata Inara yang tadinya teduh sesaat kemudian menyala mendengar itu.

Dokter Jody terdiam dan menganggukkan kepala.

“Lalu mengapa Mas Bagas bilang kalau polisi baru menemukan tubuhku? Bahkan katanya tubuhku hancur. Apa Dokter tidak bilang kalau aku masih hidup? Apa tidak ada yang tahu tentang keberadaanku, Dok?”

Dokter Jody terdiam sambil menatap Inara dengan sendu. Inara tidak tahu apa arti tatapan pria paruh baya itu, yang pasti hatinya sudah berkecamuk tak karuan. Banyak amarah, emosi dan luapan kekesalan yang ingin dia tumpahkan.

“Tidak. Tidak ada yang tahu jika kamu masih hidup. Aku memang sengaja menyembunyikan status dan keberadaanmu, Inara.”

Inara terdiam, matanya menatap fokus ke mata coklat pria paruh baya di depannya ini. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi kali ini. Inara benar-benar bingung, kepalanya terasa berputar dan semua hipotesanya seakan begitu cepat dipatahkan. Ada apa sebenarnya ini?

Perlahan Dokter Jody mengulurkan tangan dan mengelus lembut tangan Inara yang tergeletak di atas meja. Istri Dokter Jody hanya diam memperhatikan. Inara tertegun dan menundukkan kepala. Otak sekaligus hatinya sedang lelah. Dia bingung harus bertanya ke siapa lagi. Saat ini hanya Dokter Jody yang dia percaya, entah apa yang terjadi jika Dokter Jody membohonginya juga.

Kemudian perlahan Dokter Jody kembali bersuara.

“Sebenarnya aku lakukan ini semua, atas permintaan mendiang ibumu, Inara.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kebahagiaanku Bersamamu

    Dia merapikan riasannya agar tak terlalu norak, si wanita yang menghiasnya tadi pun memberikan sepatu berwarna senada dengan gaun yang dikenakannya. Tidak lama kemudian, suara ketukan terdengar dari balik pintu. "Masuk saja," ucap Inara mengetahui bahwa itu adalah suara Daniel. Ketika tangan Daniel membuka pintu tersebut, matanya terbelalak kaget ketika mendapati Inara yang begitu cantik dengan gaun yang dikenakannya. Mulutnnya hingga ternganga membulat dan berbentuk huruf o. "Kamu cantik seka--" Daniel tak melanjutkan kalimatnya namun bibirnya langsung saja menyambar bibir ranum perempuan itu, tanpa penolakan dari Inara. Beruntungnya si perias tadi sudah dipersilahkannya keluar lebih dulu. Sentuhan lembut itu mampu memancing hasrat Inara yang juga menggebu hingga terjadi pangutan yang begitu lama, "Kamu cantik sekali, Ra," bisik Daniel baru menyadari orang-orang telah menunggunya di bawah."Terima kasih, El.""Apa kamu yakin dengan pernikahan ini, Ra?" "Apa maksudmu?

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Terakhir Kalinya

    Daniel meminta Joe untuk menemukqn Inara secepatnya."Bagaimana bisa sudah satu minggu lamanya kalian tak menemukan Inara.""Kami akan berusaha menemukannya, Pak." Di sidang pada hari berikutnya, Rika lagi-lagi terus berkelit.“Nona Rika, kami minta tolong untuk Anda berkata jujur dan tidak berkelit,” ucap sang hakim agung.“Maaf, Yang Mulia. Tapi begitulah kenyataannya. Aku sama sekali tidak mengerti tentang kejadian yang Anda maksudkan atau yang kalian tuduhkan kepadaku. Aku benar-benar tidak bersalah dalam kasus ini,” ucap Rika.“Tapi, kenapa semua saksi berkata jika Anda juga terlibat kalau memang Anda tidak terlibat, Nona?"“I-itu pasti karena mereka sudah bersekongkol untuk menjebloskan aku ke dalam penjara!” kelit Rika sambil menyilangkan tangan di depan dada. Terdengar derit pintu terbuka membuat semua orang menoleh ke sumber suara."Tentu saja yqng salah harus dihukum. Aku datang sebagai korban atas pembunuhan yang telah kamu rencanakan, Rika. Bukan hanya aku yang men

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kehilangan Inara

    Inara langsung meremas tangan Daniel dengan kuat hingga ia tidak menyadari jika kuku panjangnya itu membuat jemari Daniel terluka."Yang benar saja kamu melukai jariku," gumam Daniel merasakan perih di punggung tangannya. Tidak cukup di situ saja, Inara langsung memeluk Daniel karena takutan dengan kegelapan. Perempuan itu baru membuka matanya ketika Daniel sudah mengatakan bahwa lampu sudah menyala."Yang benar saja villa semegah ini bis--" Inara mengatupkan bibirnya karena melihat ruangan kamar itu dipenuhi dengan bunga-bunga dihiasi dengan sebuah kata-kata yang membuatnya terbelalak kaget."Apa maksudnya ini, El?" tanya Inara langsung menoleh ke arah Daniel."Maukah kamu menikah denganku?" Daniel dengan duduk berjongkok lalu menyodorkan sepasang cincin ke arah Inara."Benarkah kamu ingin menikah denganku?" tanya Inara benar-benar tidak percaya."Bukankah kamu harus menjawab pertanyaanku tadi? Mengapa nalah balik bertanya." Tanpa berpikir panjang lagi Daniel langs

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kenapa Membawak ke Sini??

    Langsung saja perempuan itu menarik tangan Daniel dan memintanya untuk menjauh dari seorang gadis yang menjaga toko tersebut."Apakah itu tidak terlalu mahal?" protes Inara sembari membujuk Daniel untuk memikir ulang membeli cincin tersebut."Tidak apa-apa, Ra! Kan jarang banget aku membeli barang seperti ini dan aku tidak pernah menilai sesuatu dari harganya," balas Daniel meminta pelayan untuk membungkusnya."Apakah kamu ingin membeli yang lain? Pilih saja, nanti aku yang akan bayar," tawar Daniel melirik Inara yang terus saja mengomelinya. Hipotesa negatif mulai bersarang di dalam otaknya, melihat Daniel yang membeli barang tanpa memikirkan nilai harganya dantidak tahu untuk siap cincin tersebut maka membuat jiwa Inara bergejolak dan ingin membeli sesuatu yang sama nilainya dngan cincin tersebut."Baiklah, aku ingin membeli gelang, tetapi kalau harganya mahal, kamu tidak akan protes kan?" Inara sontak menoleh ke arah Daniel yang sedang duduk santai di atas sofa. Daniel t

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   350 Juta

    Inara yang menatap dua orang itu saling beradu pandang pun merasa jengkel. Ia terus meneguk habis minumannya hingga membuatnya tersendak.Uhuukk... Uhuuk.."Minumlah." Daniel menyodorkan segelas air mineral ke arahnya. Melihat tindakan Daniel yang begitu sigap membantunya, membuat Inara sering bertanya-tanya apa yang sebenarnya Daniel pikirkan. Bagaimana bisa dia memberi perhatian kepada dua perempuan sekaligus. Hubungannya yang begitu dekat dengan Kanza benar-benar membuat Inara harus extra sabar menyaksikan hal itu."Mengapa aku jadi cemburu sih." Bagaimana tidak cemburu, Kanza pun terkadang bersikap manja dengan seorang pria blasteran itu di depan Daniel dan dirinya. Bahkan mereka saling menatap penuh makna satu sama lain. Ketika makanan sudah dihidangkan di atas meja, Kanza pun menyodorkan makanan kesukaan sang bule itu ke arahnya lalu memaksa sang pria bermanik mata hijau itu memakan satu suapan untuknya. Bukan hanya cantik saja, tetapi Kanza juga begitu handal m

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Ancaman Kecil Daniel

    "Iya, El." Inara menjawab terbata-bata karena jarak mereka yang hanya beberapa senti meter saja membuat Inara sedikit ketakutan. Daniel menelisik tajam ke arah Inara dan menatap sepasang bola mata perempuan cantik itu lalu ia membisikkan sesuatu hal yang membuat Inara berteriak. "Apa kamu sudah tak waras, El! Aku mana mungkin melakukan itu, hal yang terjadi kepada kita itu karena ketidaksengajaan." Inara mengingatkan Daniel apa yang pernah mereka lewati ketika malam nahas itu. Pria itu masih mengunci pergerakannya dan menatap Inara dengan sangat dalam, dia tahu bahwa saat ini Inara sedikit ketakutan dengannya. Namun, Daniel ingin membuat Inara sadar, lalu dia membisikan sesuatu lagi."Itupun jika kamu mau menikah denganku, jika tidak ya terserah padamu," ucapnya sedikit mengancam dengan senyuman yang mengembang di sudut bibirnya."Tidak akan! Aku tidak akan melakukan itu." Inara protes tidak menyetujui keinginan pria tersebut. Kemudian Daniel menatap lagi k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status