Share

Bab 16. Di Rumah Ibu

Author: Anggrek Bulan
last update Huling Na-update: 2025-09-29 04:49:15

Bab 16

"Berdoa dulu, Nak. Kita berangkat."

"Siap."

Taksi online itu melaju perlahan mengantarkan Lila dan Raka ke rumah Bu Desi, Ibunya Lila. Perjalanan yang memakan waktu hampir dua jam itu, sepertinya akan menyenangkan.

Hari ini, Lila memang memutuskan untuk mengunjungi ibunya. Ia merasa perlu menenangkan diri sejenak, menjauh dari rumah yang terus mengingatkannya pada pengkhianatan orang-orang terdekatnya.

"Raka libur tiga hari kan, Bu?" Ketika sudah hampir sampai di rumah Bu Desi, Raka mulai bertanya. "Pokoknya pas libur, Raka mau di rumah nenek saja."

Lila hanya mengangguk sambil tersenyum. Memang semua sesuai rencana, dia ingin sejenak pergi dari rumah yang membuatnya terus ingat dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang terdekatnya itu.

Ketika turun dari mobil, Raka sudah langsung lari ke teras rumah sambil memanggil neneknya. "Nek! Raka datang!" serunya riang.

Bu Desi muncul di ambang pintu dengan wajah cerah. "Wah, cucuku datang! sini, Nak," katanya sambil memelu
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 22. Ditemani Ibu

    BAB 22Semenjak kejadian Imam itu, Bu Desi memilih untuk tinggal bersama dengan Lila dan Raka. Karena khawatir dengan Imam yang mungkin akan datang lagi dengan hal yang lebih gila.Pagi ini Lila baru saja membersihkan meja setelah sarapan pagi tadi. Ia yang sedang membereskan piring di dapur buru-buru mengelap tangannya dengan celemek, ketika terdengar panggilan dari ponselnya."Assalamu’alaikum." Suara seorang pria terdengar dari seberang."Wa’alaikum salam … Mas Bayu?" Lila menyandarkan ponselnya di telinga, sedikit ragu."Iya, Mbak, maaf ganggu. Rafi dari kemarin nyariin Raka, katanya sudah lama nggak main bareng," suara Bayu terdengar di ujung sana, lembut tapi agak kaku seperti orang yang sedang menahan sesuatu.Lila tersenyum samar. "Oh… Raka juga sering nyebut-nyebut Rafi. Kemarin-kemarin memang kami di rumah Ibu. Sekarang Ibu lagi di rumahku.""Oh, pantes… soalnya kemarin aku lewat depan rumahmu, sepi. Kirain kamu kemana," Bayu menjawab pelan.Lila tertawa kecil, berusaha menc

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 21. Kebohongan Besar Lagi

    BAB 21"Lila. Warga sudah memulangkan Imam ke rumah orang tuanya," suara Ratih di ujung telepon terdengar tergesa.Lila yang sedang melipat baju di ruang tengah rumah ibunya, langsung menghentikan gerakannya. "Hah? Maksudnya gimana, Mbak? Dipulangkan ke rumah orangtuanya Mas Imam? Kenapa nggak dibawa ke rumah sakit, Mbak?""Iya, tapi ternyata ... astaga, aku juga kaget, Lil. Keluarga Imam sendiri yang minta dia dibawa pulang. Katanya, Imam memang ada riwayat ... gangguan jiwa. Aku juga baru tahu. Warga nggak mau ambil risiko, takut nanti dia kambuh di sini. Jadi ya udah, diserahkan ke keluarganya."Kata-kata yang diucapkan Ratih itu membuat dada Lila serasa diremas. Gangguan jiwa? Imam? Selama bertahun-tahun menikah, tak sekalipun pria itu atau keluarganya pernah jujur soal ini. Lila hanya bisa mematung, ponsel di tangannya tetiba terasa dingin."Lila? Halo? Kamu masih di situ?" suara Ratih memecah lamunan."Iya, Mbak ... aku masih di sini," suara Lila bergetar, hampir tak terdengar.

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 20. Mila Hamil

    Bab 20"Jadi Ratih juga bilang begitu ke kamu?" tanya ibunya, Bu Desi, yang duduk di samping Lila. "Sama seperti yang dikatakan Pak Darno?""Iya, Bu," jawab Lila pelan. "Ratih bilang Mas Imam kelihatan kayak orang halusinasi. Mondar-mandir, ngomong sendiri, kadang ketawa, kadang nangis. Terus dia tanya apa Imam punya riwayat gangguan jiwa."Bu Desi menarik napas panjang, lalu mengelus punggung tangan Lila. "Kamu tahu apa yang bikin Ibu sedih, Lila? Semua ini seharusnya nggak akan sampai separah ini kalau dulu kamu mau dengerin Ibu dari awal."Lila menunduk. Ia tahu maksud ibunya adalah soal Mila. Tentang penolakan ibunya dulu saat Dia memaksa menerima Mila di rumahnya. Tentang intuisi seorang ibu yang sering benar tapi sering pula diabaikan anaknya."Sekarang sudah kejadian, Bu," kata Lila lirih. "Dan rasanya aku nggak sanggup lagi buat perbaiki apa pun."Bu Desi tak langsung menjawab. Ia meraih ponsel yang sejak tadi tergeletak di meja. Dengan gerakan santai, ia membuka WhatsApp.Lil

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 19. ODGJ?

    Bab 19"Bu, tolong suruh Lila pulang. Imam ini sudah nggak bisa diajak ngomong waras lagi," suara Pak Darno, tetangga sebelah rumah, terdengar tergesa-gesa di ujung telepon.Lila yang duduk di kursi ruang tamu ibunya langsung menoleh cepat. Telepon itu diterima ibunya, tapi dari nada suara yang keluar, ia sudah bisa menebak kalau ini pasti tentang Imam lagi."Memangnya Imam ngapain, Pak?" tanya Bu Desi, berusaha tenang."Dia… dia mondar-mandir depan rumah, teriak-teriak manggil nama Lila. Kadang ketawa sendiri, kadang nangis. Warga sampai takut. Lila harus pulang, Bu. Ini bukan Imam yang biasa," suara Pak Darno terdengar panik.Lila memejamkan mata, menghela napas panjang. Ia tahu cepat atau lambat kabar ini akan datang. Sejak semalam pesan WhatsApp dari Pak Darno sudah beberapa kali masuk. Tapi Lila sengaja tak membalas."Aku nggak akan pulang, Bu," ucap Lila lirih tapi tegas.Ibunya menoleh, menatap Lila dengan sorot mata campuran antara iba dan bingung. "Tapi, Nak, dia itu masih su

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 18. Rayuanmu Basi, Mas!

    Bab 18Lila memandangi layar ponselnya dengan wajah datar. Chat dari Rika muncul bertubi-tubi, namun tak satu pun ia balas. Ia tahu, wanita itu pasti sedang tak terima dengan pesan yang ia kirim tadi, pesan yang menurutnya sudah benar-benar sesuai dengan kenyataan.Tapi, ya begitulah. Mana ada maling yang mau mengakui perbuatannya? Sekalipun sudah ketahuan secara nyata, mereka akan tetap beralibi, menyusun cerita sedemikian rupa, seolah-olah semua yang mereka lakukan itu benar.Lila menghela napas panjang."Capek," gumamnya pelan, jari-jarinya menutup percakapan itu tanpa rasa bersalah. Ia sudah tak peduli lagi dengan semua ocehan Rika.Perhatian Lila beralih pada satu hal yang sejak tadi mengganggu pikirannya. Ia membuka daftar kontak. Mila. Biasanya, si gadis itu selalu rajin mengunggah status atau setidaknya meninggalkan komentar di salah satu postingannya. Tapi sejak kejadian itu, Mila seakan hilang tak ada kabar."Jangan-jangan dia sudah ngeblokir aku?" pikir Lila, alisnya bertau

  • Dikhianati Suami, Dinikahi Mantan Pacar Tajir   Bab 17. Ambil Sampahku, Mbak!

    Bab 17 Siang itu, suasana rumah Bu Desi terasa tenang. Raka bermain dengan mobil-mobilan di ruang tengah, sementara Lila duduk di kamarnya, yang tiap berkunjung ke rumah ibunya selalu ditempati. Di atas meja kecil, beberapa kotak perhiasan emas yang ia temukan di kamar Mila kini tersusun rapi.Bu Desi masuk ke kamar sambil membawa dua gelas es teh. "Ini, Lil. Ibu bikin es teh, biar seger.""Makasi, Bu." Lila menerimanya, lalu mempersilakan ibunya duduk.Sejenak mereka hanya diam. Lila tahu, ibunya masih memikirkan kejadian-kejadian belakangan ini—penggerebekan, Mila, Imam, bahkan perceraian yang masih dalam proses."Bu." Lila memulai pembicaraan dengan suara pelan. "Lila nggak pernah minta semua ini terjadi. Lila nggak pernah mau dikhianati. Tapi kalau sudah begini … Lila rasa nggak ada jalan lain selain bercerai."Bu Desi memandang putrinya lama. "Kamu yakin, Lil?""Yakin, Bu. Lila nggak mau hidup bareng orang yang jelas-jelas nggak menghargai pernikahan. Lila udah capek. Dan Lila n

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status