Share

47. Cepat, bunuh dia!

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2025-05-08 12:10:43

“Mengapa Luhan membawa ayah Yura ke sana? Apakah mereka hendak membunuhnya?” pikir Andy, segera menggeleng tegas, menepis ketakutan di hatinya. “Tidak, tidak. Ini tidak boleh terjadi.”

Gedung terbengkalai.

Dony telah sampai di lokasi, turun dari mobil dengan tergesa, ingin memastikan semua sesuai rencananya. “Bagaimana kondisinya?”

“Kondisi pria tua ini stabil, Bos. Kami menunggu perintah Anda!”

"Tidak ada waktu lagi untuk ragu, bunuh saja lelaki tua itu. Begitu nyawanya melayang, Yura akan diberi pelajaran yang tak terlupakan oleh Sherly!"

"Tetapi, apa yang akan terjadi jika Nyonya Yura memutuskan untuk membenci dan meninggalkan Anda karena ini?" tanya pengawal itu, suaranya gemetar, mencoba menyadarkan Dony.

"Biarkan saja!" seru Dony dengan mata yang menyala, tidak peduli dengan akibat yang akan terjadi. "Yura perlu merasakan penderitaan yang sama seperti yang telah dia lemparkan kepadaku! Biar dia tahu, mengabaikan ancamanku adalah kesalahannya yang fatal!"

Pengawal Dony menganggu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   96. Palm Jumairah

    "Ada masalah yang harus aku selesaikan. Maaf, harus meninggalkanmu sebentar."Yura mengangguk, meski kecewa terlihat jelas di wajahnya. "Tentu, aku mengerti, tapi kamu akan baik-baik saja kan, Damian?" tanyanya, penuh kekhawatiran. Damian menghela napas, berusaha mencari kata-kata yang tepat."Aku membutuhkan bantuan teman dan aku harus menghubunginya sekarang juga. Ini penting, Yura." Damian berdiri, memberikan ciuman singkat di dahi Yura, sebuah gestur yang mengatakan banyak hal tanpa kata-kata. Yura membalas dengan senyuman pahit, tahu bahwa saat ini cinta mereka harus berbagi dengan kenyataan yang keras. Damian bergegas meninggalkan Yura, meninggalkan Yura dengan cake yang belum selesai dan bunga lavender yang masih harum.Di luar ruangan ayah Yura, Damian duduk di kursi sambil menghela napas panjang, Damian meraih teleponnya. Ia harus berbicara dengan tim hukumnya, mencari celah yang bisa dimanfaatkan tanpa melanggar aturan."Kok susah banget ya cari nomor mereka ini," gumam Dami

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   95. Will you marry Me?

    Damian mengambil cincin dengan hati berdebar, lalu matanya tak lepas dari wajah Yura yang penuh antisipasi. Ketika cincin berlian itu tersingkap dari sela sela cake dan butter, sinar mata Yura berkilau seakan menyamai kilau batu berharga tersebut. Damian perlahan membersihkan cincin tersebut dengan tisu dan menyodorkannya pada Yura dengan posisi berjongkok dengan satu kaki bertumpu lantai. "Yura, will you married with me?""Aku....""Yes, I'm willing to marry you."Damian menampakkan senyum lebar, mata berkilat menunjukkan hati yang penuh bahagia. Ia meraih tangan Yura, lembut namun penuh arti. "Ini?" suaranya bergema kejutan saat mata Damian tertumbuk pada cincin indah di jari manis Yura."Ini..." Yura berhenti sejenak, kemudian dengan gerakan dramatis melepas cincin itu dari jari. "Hei, kenapa dilepas? Jangan dibuang!" Damian cepat-cepat menahan tangan Yura yang tampak ingin membuang cincin tersebut.Namun, tindakan Yura bukan untuk membuangnya. Dengan senyum nakal, Yura memasangnya

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   94. Yura menginginkannya

    'Ah, kenapa tidak bisa terjadi?' gumamnya dalam hati, sambil menyesap kekecewaan yang kian pekat. Ia kemudian berusaha merapikan diri; meraih sisir di tasnya, mengelus rambutnya yang tergerai, dan menyeka sisa-sisa harapan di bibirnya dengan tisu.Damian hanya bisa menggaruk kepala, berpura-pura mengatasi gatal yang sebenarnya tak ada. Sorot matanya menyiratkan kebingungan, dan ada rasa bersalah yang mulai mengendap di dada, seolah merasakan bahwa ia telah membiarkan kesempatan itu terlewat begitu saja.Damian menatap Yura dengan tatapan penuh kekhawatiran. "Kamu, oke Yura?" suaranya pelan namun membawa beban kecemasan yang mendalam."I-,iya, tentu saja." Yura memaksa senyum, matanya teralih ke boks di atas meja, berusaha menyembunyikan gundah di dalam hatinya."Apa aku boleh membukanya?""Tentu saja boleh, aku membelinya khusus untukmu," jawab Damian lembut, mencoba meredakan suasana.Dengan jari-jari yang bergetar, Yura perlahan membuka boks tersebut. Setiap desain kue di atas boks

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   93. Kemesraan malam ini

    "Jangan coba-coba main-main dengan saya. Saya tidak akan segan-segan menghancurkan kamu jika itu perlu," desis Damian dengan nada mengancam.Luhan mengangkat dagunya, tidak gentar. "Lakukan saja, Damian. Tapi ingat, tanpa bukti konkret, segala tuduhanmu akan kembali padamu."Kedua pria itu berdiri dalam diam yang mencekam, mata mereka saling bertaut dalam pertarungan batin yang intens. Ruangan itu seakan dipenuhi dengan ketegangan yang bisa dipotong dengan pisau. Setiap kata yang terucap semakin memperdalam jurang pemisah di antara mereka.Merasa jika pertemuan ini tak menghasilkan, Damian memutuskan untuk pergi. Saat ini ada suatu tempat yang selalu Damian pikirkan.Di manakah tempat itu?Mobil melaju kencang menuju sebuah toko bunga. Damian segera masuk toko dan mengatakan keinginannya kepada pemilik toko yang ramah. "Aku mau buket mawar merah yang bagus.""Mawar merah untuk siapa, Nak?" tanya si pemilik sambil tersenyum. Damian hanya tersenyum malu, "Untuk seseorang yang spesial,"

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   93. Semakin rumit

    "Aku sudah mengetahui dalang dibalik semua ini. Dia adalah … Luhan."“Apa?”“Luhan? Maksudmu, Ayah Luhan?”Damian menganggukan kepala, pamannya itu memang tidak tahu apa-apa.Andy, dengan keputusan dari Damian yang tegas, mengambil alih jalannya rapat. Dengan beberapa ketukan tegas di atas meja, dia mengumumkan bahwa rapat dianggap cukup dan semua bisa meninggalkan ruangan. Satu demi satu, para eksekutif berdiri dan pergi, meninggalkan ruangan yang kini hanya dihuni oleh Damian dan pamannya, Ferdy.Damian, dengan raut wajah serius dan tekad yang kuat, menoleh kepada pamannya. "Aku akan menemui Luhan hari ini," ujarnya dengan nada yang mengandung keputusan yang tidak bisa diganggu gugat.Ferdy, mendengarkan dengan ekspresi yang mendukung, mengangguk perlahan. "Aku akan memberikan ultimatum padanya," lanjut Damian. "Jika dia tidak mengakui bahwa dialah yang menggunakan namaku untuk pinjaman tersebut, aku tidak akan segan-segan membawa masalah ini ke jalur hukum. Aku bahkan siap untuk me

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   92. Ide briliant seorang Damian

    "Katakan, siapa dalang di balik semua ini. Cepat!""Luhan! Kakek Luhan, orangnya."Damian melepas cengkraman tangan dan beralih. Tiba-tiba, dengan kekuatan penuh, Damian menghantam meja kerjanya.Blamb!Suara keras terdengar memecah keheningan ruangan itu. Lelaki yang berdiri di depannya itu, Ali, seketika menunduk, matanya tidak berani menatap Damian. "Maaf, Tuan Damian, saya tidak punya pilihan," suaranya bergetar. "Luhan mengancam akan menyakiti keluarga saya jika saya tidak membocorkan rahasia perusahaan."Damian menghela napas berat, mencoba meredakan api kemarahannya. Walaupun ia marah, ia juga tahu bahwa Ali berada dalam situasi yang sulit. "Kamu tahu ini bisa merusak segalanya. Perusahaan ini bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang kepercayaan banyak orang yang bekerja di sini," ucap Damian dengan nada yang lebih tenang namun masih terasa tegas. Ali hanya bisa mengangguk lemah, menyesali perbuatannya. Damian melihat ke dalam mata Ali, mencoba menimbang apa yang harus dilak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status