Share

48. Menemukan Ayah Yura

Author: ZuniaZuny
last update Huling Na-update: 2025-05-09 09:47:01

"John, injak gasnya! Kejar kematian, pacu mobil ini sampai batasnya!" teriak Damian, kepanikan memecah keheningannya. Jawaban yang datang hanya singkat,

"Siap, Tuan," jawab John, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.

Sesampainya di rumah sakit, ayah Yura dengan segera dilarikan ke IGD, darah yang bercucuran semakin memburu detik-detik kritis. Tanpa henti, dokter dan perawat bergerak cekatan, seolah tiap tarikan nafas ayah Yura adalah sebuah pertarungan melawan waktu. Di luar ruangan, Damian berdiri termangu, tubuhnya basah oleh keringat dingin, perasaan cemas dan ketakutan menyergap jantungnya, memompa adrenalin yang menyisakan getar di setiap hujung nadinya.

Jam demi jam berlalu, tiap detik terasa begitu berat bagi Damian. Ia berjalan mondar-mandir di koridor rumah sakit, mencoba mengumpulkan doa dalam hatinya agar ayah Yura bisa selamat. Sementara Andy hanya dapat memandang dari kejauhan, tubuhnya kaku dan mata yang waspada, melihat ruangan tertutup yang berisikan ayah Yura bersa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   96. Palm Jumairah

    "Ada masalah yang harus aku selesaikan. Maaf, harus meninggalkanmu sebentar."Yura mengangguk, meski kecewa terlihat jelas di wajahnya. "Tentu, aku mengerti, tapi kamu akan baik-baik saja kan, Damian?" tanyanya, penuh kekhawatiran. Damian menghela napas, berusaha mencari kata-kata yang tepat."Aku membutuhkan bantuan teman dan aku harus menghubunginya sekarang juga. Ini penting, Yura." Damian berdiri, memberikan ciuman singkat di dahi Yura, sebuah gestur yang mengatakan banyak hal tanpa kata-kata. Yura membalas dengan senyuman pahit, tahu bahwa saat ini cinta mereka harus berbagi dengan kenyataan yang keras. Damian bergegas meninggalkan Yura, meninggalkan Yura dengan cake yang belum selesai dan bunga lavender yang masih harum.Di luar ruangan ayah Yura, Damian duduk di kursi sambil menghela napas panjang, Damian meraih teleponnya. Ia harus berbicara dengan tim hukumnya, mencari celah yang bisa dimanfaatkan tanpa melanggar aturan."Kok susah banget ya cari nomor mereka ini," gumam Dami

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   95. Will you marry Me?

    Damian mengambil cincin dengan hati berdebar, lalu matanya tak lepas dari wajah Yura yang penuh antisipasi. Ketika cincin berlian itu tersingkap dari sela sela cake dan butter, sinar mata Yura berkilau seakan menyamai kilau batu berharga tersebut. Damian perlahan membersihkan cincin tersebut dengan tisu dan menyodorkannya pada Yura dengan posisi berjongkok dengan satu kaki bertumpu lantai. "Yura, will you married with me?""Aku....""Yes, I'm willing to marry you."Damian menampakkan senyum lebar, mata berkilat menunjukkan hati yang penuh bahagia. Ia meraih tangan Yura, lembut namun penuh arti. "Ini?" suaranya bergema kejutan saat mata Damian tertumbuk pada cincin indah di jari manis Yura."Ini..." Yura berhenti sejenak, kemudian dengan gerakan dramatis melepas cincin itu dari jari. "Hei, kenapa dilepas? Jangan dibuang!" Damian cepat-cepat menahan tangan Yura yang tampak ingin membuang cincin tersebut.Namun, tindakan Yura bukan untuk membuangnya. Dengan senyum nakal, Yura memasangnya

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   94. Yura menginginkannya

    'Ah, kenapa tidak bisa terjadi?' gumamnya dalam hati, sambil menyesap kekecewaan yang kian pekat. Ia kemudian berusaha merapikan diri; meraih sisir di tasnya, mengelus rambutnya yang tergerai, dan menyeka sisa-sisa harapan di bibirnya dengan tisu.Damian hanya bisa menggaruk kepala, berpura-pura mengatasi gatal yang sebenarnya tak ada. Sorot matanya menyiratkan kebingungan, dan ada rasa bersalah yang mulai mengendap di dada, seolah merasakan bahwa ia telah membiarkan kesempatan itu terlewat begitu saja.Damian menatap Yura dengan tatapan penuh kekhawatiran. "Kamu, oke Yura?" suaranya pelan namun membawa beban kecemasan yang mendalam."I-,iya, tentu saja." Yura memaksa senyum, matanya teralih ke boks di atas meja, berusaha menyembunyikan gundah di dalam hatinya."Apa aku boleh membukanya?""Tentu saja boleh, aku membelinya khusus untukmu," jawab Damian lembut, mencoba meredakan suasana.Dengan jari-jari yang bergetar, Yura perlahan membuka boks tersebut. Setiap desain kue di atas boks

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   93. Kemesraan malam ini

    "Jangan coba-coba main-main dengan saya. Saya tidak akan segan-segan menghancurkan kamu jika itu perlu," desis Damian dengan nada mengancam.Luhan mengangkat dagunya, tidak gentar. "Lakukan saja, Damian. Tapi ingat, tanpa bukti konkret, segala tuduhanmu akan kembali padamu."Kedua pria itu berdiri dalam diam yang mencekam, mata mereka saling bertaut dalam pertarungan batin yang intens. Ruangan itu seakan dipenuhi dengan ketegangan yang bisa dipotong dengan pisau. Setiap kata yang terucap semakin memperdalam jurang pemisah di antara mereka.Merasa jika pertemuan ini tak menghasilkan, Damian memutuskan untuk pergi. Saat ini ada suatu tempat yang selalu Damian pikirkan.Di manakah tempat itu?Mobil melaju kencang menuju sebuah toko bunga. Damian segera masuk toko dan mengatakan keinginannya kepada pemilik toko yang ramah. "Aku mau buket mawar merah yang bagus.""Mawar merah untuk siapa, Nak?" tanya si pemilik sambil tersenyum. Damian hanya tersenyum malu, "Untuk seseorang yang spesial,"

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   93. Semakin rumit

    "Aku sudah mengetahui dalang dibalik semua ini. Dia adalah … Luhan."“Apa?”“Luhan? Maksudmu, Ayah Luhan?”Damian menganggukan kepala, pamannya itu memang tidak tahu apa-apa.Andy, dengan keputusan dari Damian yang tegas, mengambil alih jalannya rapat. Dengan beberapa ketukan tegas di atas meja, dia mengumumkan bahwa rapat dianggap cukup dan semua bisa meninggalkan ruangan. Satu demi satu, para eksekutif berdiri dan pergi, meninggalkan ruangan yang kini hanya dihuni oleh Damian dan pamannya, Ferdy.Damian, dengan raut wajah serius dan tekad yang kuat, menoleh kepada pamannya. "Aku akan menemui Luhan hari ini," ujarnya dengan nada yang mengandung keputusan yang tidak bisa diganggu gugat.Ferdy, mendengarkan dengan ekspresi yang mendukung, mengangguk perlahan. "Aku akan memberikan ultimatum padanya," lanjut Damian. "Jika dia tidak mengakui bahwa dialah yang menggunakan namaku untuk pinjaman tersebut, aku tidak akan segan-segan membawa masalah ini ke jalur hukum. Aku bahkan siap untuk me

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   92. Ide briliant seorang Damian

    "Katakan, siapa dalang di balik semua ini. Cepat!""Luhan! Kakek Luhan, orangnya."Damian melepas cengkraman tangan dan beralih. Tiba-tiba, dengan kekuatan penuh, Damian menghantam meja kerjanya.Blamb!Suara keras terdengar memecah keheningan ruangan itu. Lelaki yang berdiri di depannya itu, Ali, seketika menunduk, matanya tidak berani menatap Damian. "Maaf, Tuan Damian, saya tidak punya pilihan," suaranya bergetar. "Luhan mengancam akan menyakiti keluarga saya jika saya tidak membocorkan rahasia perusahaan."Damian menghela napas berat, mencoba meredakan api kemarahannya. Walaupun ia marah, ia juga tahu bahwa Ali berada dalam situasi yang sulit. "Kamu tahu ini bisa merusak segalanya. Perusahaan ini bukan hanya tentang uang, tapi juga tentang kepercayaan banyak orang yang bekerja di sini," ucap Damian dengan nada yang lebih tenang namun masih terasa tegas. Ali hanya bisa mengangguk lemah, menyesali perbuatannya. Damian melihat ke dalam mata Ali, mencoba menimbang apa yang harus dilak

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status