Salah satu karyawan wanita mengambil ponselnya dengan gugup, membuka media sosial, dan menyerahkannya kepada Milla. Gerak-geriknya hati-hati, seolah-olah sedang mengakui kesalahan."Bu Milla, aku menambahkan WhatsApp-nya waktu menangani iklan dengan Laura hari itu ...."Semua orang tahu bahwa saat terakhir kali syuting iklan, Milla dan Laura sempat berselisih. Mereka khawatir akan menyinggung Milla karena hal ini.Namun, Milla tidak peduli. Matanya hanya terpaku pada layar ponsel. Di sana, Laura mengunggah postingan terbaru.[ Malam panjang lagi, hanya bisa diselamatkan oleh masker wajah .... ]Di kolom komentar, Kenrick menunjukkan kepeduliannya.[ Kalau bisa tidur, tidurlah sebentar. Jaga kesehatanmu. ]Kalimat itu ... sepertinya hubungan mereka cukup dekat.Milla mengedipkan matanya. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. Sebelumnya ketika naik mobil Kenrick, ponsel Kenrick berbunyi. Nama yang muncul di layar adalah Laura. Ternyata Laura yang sama?"Terima kasih." Milla mematikan ponsel i
Dua puluh menit kemudian, rapat dewan direksi darurat pun dimulai.Kenrick bisa dibilang adalah orang yang berani bertanggung jawab atas perbuatannya. Dia langsung mengakui semua yang telah dia lakukan, bahkan menjelaskan secara detail bagaimana informasi itu bocor.Seperti yang diduga, para pemegang saham lain langsung mengarahkan kemarahan mereka kepada ayah Kenrick."Ini keterlaluan! Kenapa kamu melakukan ini? Kamu sudah mencelakai kita semua!""Kami tahu dulu kamu adalah bawahan Donny, tapi lihat bagaimana keadaan Donny sekarang! Kamu masih memilih berdiri di pihaknya?"Para pemegang saham mengkritiknya dengan suara lantang. Wajah Kenny memerah karena marah, tubuhnya sedikit gemetar. Dia berdiri dan menunjuk Kenrick sambil menghardik."Anak durhaka! Apa kamu diancam seseorang? Kenapa kamu melakukan hal bodoh seperti ini? Apa kamu dijadikan kambing hitam oleh seseorang? Katakan sesuatu!"Milla yang merasa tersindir oleh ucapan itu, hanya tersenyum dingin dan tenang. "Pak Kenny, aku
Kenrick kembali ke kantornya. Yang mengejutkannya, perusahaan tidak lagi mengirim orang untuk mengawasinya ....Dia masih teringat suasana di rapat dewan direksi tadi. Semua pemegang saham menargetkan keluarganya karena perbuatannya. Dia juga teringat wajah ayahnya yang marah besar. Hatinya terasa berat.Dia membuka internet dan mencari perkembangan terbaru tentang skandal parfum Grup Jauhari. Situasinya ternyata jauh lebih buruk dari yang dia bayangkan. Meskipun demikian, Milla masih menjaga harga dirinya.Di tengah kebingungannya, Kenrick melihat ponselnya dan ragu-ragu apakah harus menelepon Laura atau tidak. Namun, sebelum sempat mengambil keputusan, Milla sudah mengetuk pintu ruangannya.Dia panik dan buru-buru meletakkan ponselnya. Milla masuk dengan ekspresi tenang dan berucap, "Aku ingin kamu mendengar sebuah rekaman. Kamu masih ingat beberapa hari yang lalu, saat aku difitnah memiliki kehidupan pribadi yang kacau di Cube Mansion?"Kenrick mengangguk. Kasus itu sempat menjadi s
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Laura mengangkat telepon. "Ada apa, Kak Kenrick?""Laura, kamu pernah bilang nggak akan salah jalan. Tapi, sekarang kamu hampir menghancurkan Jauhari Parfum. Mereka cuma menghapus cuplikanmu, tapi apa perlu sampai memojokkan Grup Jauhari sedemikian rupa?" tanya Kenrick."Kalau Jauhari Parfum bisa hancur hanya karena hal kecil seperti ini, bukankah itu membuktikan kalau mereka memang lemah?" Laura menimpali dengan santai. Dia baru saja menyelesaikan siaran langsung. Beberapa produk kecantikan yang dia promosikan laris manis, membuatnya semakin puas."Mereka sudah tahu kalau ini ulahku." Kenrick menghela napas, tak menyembunyikan apa pun dari Laura."Apa?" Nada suara Laura langsung berubah penuh emosi. "Kamu bilang kalau ini ulahku?"Kenrick mengerutkan kening, suaranya rendah. "Nggak.""Oh, bukan begitu maksudku .... Maksudku, kamu baik-baik saja?" Laura segera mencari alasan untuk memperbaiki suasana.Kenrick awalnya ingin mengatakan bahwa keluarga
Dalam 2 tahun terakhir, Grup Jauhari terus berusaha memperluas skala produksinya, terutama sekarang divisi parfum baru saja meluncurkan lini produk baru dan sangat membutuhkan pembangunan pabrik baru.Nayla telah mengincar sebidang tanah yang terletak tepat di sebelah pabrik lama Grup Jauhari, tetapi hak penggunaan tanah tersebut belum dilepas.Sebulan yang lalu, BPN mengumumkan bahwa tanah itu akhirnya akan dilelang. Grup Jauhari mengajukan dokumen untuk ikut serta dalam pelelangan. Namun, BPN menolak dengan alasan memprioritaskan perusahaan yang belum memiliki pabrik di sekitar area tersebut.Nayla pun merasa frustrasi selama beberapa hari akibat hal ini. Lantas, bagaimana bisa ...?"Bu Nayla baru saja mendapat pemberitahuan kalau BPN akhirnya menyetujui partisipasi Grup Jauhari dalam pelelangan," jelas asisten.Milla mengangguk, itu kabar baik. Meskipun ibunya terjebak di luar negeri karena urusan bisnis, dia akan mengurus masalah ini dengan baik sebagai bentuk baktinya. Dua pabrik
"Aku?" tanya Milla dengan terkejut.Sutradara mengangguk. "Aku sudah lama memperhatikanmu. Begitu kamu muncul di depan kamera, kamu langsung menjadi pusat perhatian. Struktur wajahmu elegan dan tegas. Mau dari sudut mana pun, hasilnya pasti bagus.""Aku nggak bisa." Milla tersenyum sambil melambaikan tangan. "Aku bukan artis, juga bukan model.""Kenapa kita awalnya ingin mencari artis dan model untuk berpasangan dengan Yoan?" Sutradara mulai membujuknya, "Karena mereka sudah memiliki popularitas. Tapi, Bu Milla, popularitasmu saat ini nggak kalah dengan model biasa, terutama setelah Laura baru saja menambah bahan bakar ke dalam api."Staf di sekeliling juga ikut membujuk, "Bu Milla, coba saja. Ini bisa menghemat waktu dan juga mengurangi biaya produksi.""Benar. Nggak perlu banyak adegan, hanya beberapa pengambilan gambar saja. Nggak sulit kok," timpal sutradara.Milla menggigit bibirnya, mempertimbangkan situasi. Akhirnya, dia memaksakan diri untuk setuju.Saat Milla baru mulai dirias
Di internet, empat influenser kecantikan yang sebelumnya bersekongkol dengan Laura tiba-tiba berbalik arah. Mereka mengaku bahwa malam sebelum mereka menggunakan parfum itu, Laura mengundang mereka makan malam. Saat itu, Laura diam-diam merusak parfum mereka.Masalah ini semakin besar. Mereka merasa ada sesuatu yang janggal, jadi berkumpul untuk membahas lebih lanjut. Ketika mereka membawa sampel parfum itu untuk dianalisis, ditemukan satu bahan tambahan yang sangat mudah menyebabkan alergi. Namun, parfum milik para penguji lain tidak memiliki bahan itu. Dengan kata lain, Laura sengaja melakukan kecurangan.Bukan hanya itu, salah satu influenser kecantikan paling berpengaruh bahkan mengunggah tangkapan layar percakapannya dengan Laura, membuktikan bahwa setelah skandal ini pecah, Laura terus menghasutnya untuk membangkitkan emosi publik dengan tujuan menghancurkan reputasi Jauhari Parfum.Alasan Laura melakukan semua ini ternyata hanyalah dendam pribadi. Dia merasa tidak puas karena da
'Baguslah kalau Om nggak datang,' batin Yoan sambil diam-diam menyimpan ponselnya ....Setelah selesai menangani dokumen di tangannya, Chris merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Yoan tadi. Dia pun segera memerintahkan Wilson, "Cari tahu, apa yang sedang dilakukan Yoan."Tak lama kemudian, Wilson kembali melapor, "Pak Chris, Pak Yoan hari ini sedang syuting iklan kedua untuk parfum Grup Jauhari, dan ... pasangan perempuannya tiba-tiba diganti menjadi Nyonya.""Apa?"Alis Chris langsung mengernyit. Dia berkata tegas, "Bawa ke sini proposal iklan yang terakhir kali diserahkan oleh Grup Jauhari!""Baik!"Wilson tidak berani menunda. Dia segera mengambil dokumen proposal dan meletakkannya di depan Chris. Melihat desain iklan yang penuh adegan berpelukan dan mengangkat tubuh wanita, pupil mata Chris memicing tajam. Dia langsung menginstruksikan dengan suara tegas, "Ke studio sekarang juga!"....Yoan sedang syuting adegan solonya. Sementara itu, Milla duduk santai di kursi istirahat sambil
Hara berdiri di samping sambil menyilangkan tangan di dada. Baginya, Milla tidak mungkin bisa membuat kejutan apa pun. Dia telah membayar orang untuk meredam berita tentang Milla yang dibersihkan tuduhannya dan bahwa pelaku sebenarnya sudah menyerahkan diri. Jadi, mana mungkin bisa ditemukan lagi berita itu?Orang-orang di sekeliling juga belum memahami apa yang sedang dilakukan Milla.Di sisi lain, Bertrand memberi isyarat pada bawahannya untuk mendekat, lalu berbisik, "Bantu Milla cari jalan keluar. Aku nggak mau dia dipermalukan di depan komunitas bisnis Huari.""Baik." Bawahannya langsung menyanggupi, lalu bertanya, "Tapi, apakah Bapak sudah memikirkan bagaimana memperlakukannya ke depan?"Bertrand memicingkan mata dengan tenang. "Kakek ingin aku mendekatinya, maka aku akan mendekatinya. Selebihnya nggak perlu kupikirkan. Lagi pula, aku rasa bahkan kakek sendiri masih belum menentukan sikapnya.""Selama ini, dia sudah beberapa kali menyuruh orang menyelidikinya diam-diam. Suruh ora
Mendengar rencana Milla, Joy langsung tertawa cekikikan di telepon. "Kali ini Hara pasti bakal kena batunya lagi!""Itu harga yang harus dia bayar karena baru pulang ke Huari langsung berniat cari masalah denganku. Anggap saja ini paket sambutan dariku untuk dia," kata Milla dengan nada datar."Paket pelajaran dari Milla, pasti bakal heboh!" Joy masih tertawa saat menutup telepon.Milla menyimpan ponselnya, lalu pergi ke toilet untuk merapikan riasan dan memastikan dirinya kembali dalam kondisi prima sebelum keluar.Saat kembali ke ruang pesta, suasana sudah jauh lebih panas. Bahkan Hara yang sejak awal memilih bersikap rendah hati, kini mulai menonjolkan diri dan memancarkan pesona ke sekelilingnya.Itu semua karena seorang sosok penting telah tiba di pesta malam itu.Milla mengedipkan mata pelan saat memandang pria yang tampil bersih dan rapi itu. Tak disangka, Bertrand juga datang.Dari kejauhan, Bertrand tampak lebih kurus dan putih. Sesekali, dia mengangkat saputangan untuk menut
"Anakku memang sudah dewasa," kata Mona sambil tersenyum puas mendengar ucapan Hara."Setelah melewati semua yang terjadi, tentu saja aku sudah jauh lebih matang," kata Hara dengan bangga sambil memutar-mutar ujung rambutnya."Selain itu, aku juga sudah cari tahu. Bertrand itu punya kebiasaan suka kebersihan sejak kecil, bahkan cenderung perfeksionis! Wanita seperti Milla yang pernah terseret kasus hukum, apa menurutmu dia masih terlihat bersih bagi Bertrand? Dia pasti bahkan ogah melihatnya! Jijik!"Mendengar hal itu, mata Mona langsung menajam dan buru-buru berkata, "Kalau begitu, Ibu harus mengeluarkan sedikit uang untuk menekan lagi catatan masa lalumu."Menyinggung tentang masa lalu Hara yang pernah dipenjara di luar negeri, Hara pun menggertakkan giginya penuh dendam, "Itu semua gara-gara Milla! Setiap kali aku dipermalukan, pasti ada hubungannya dengan dia!""Ibu tenang saja. Kali ini aku sudah siap dengan semua rencana. Aku akan perhitungkan semua dendam lama dan baru sekaligus
Milla mengendarai mobil Kenrick untuk mengantarnya pulang.Di dalam mobil, dia langsung memuji, "Baru berpisah beberapa lama saja, penilaianku terhadapmu sudah berubah!"Kenrick hanya melambaikan tangan dengan santai. "Di divisi medis baru di luar negeri, aku bukan cuma mengurus riset, tapi juga urusan bisnis. Lama-lama, ya belajar juga. Oh ya, bagaimana ceritanya kamu bisa kenal dengan Khavin? Dari cara bicara kalian, sepertinya banyak hal terjadi di perayaan Keluarga Angle waktu itu?""Jangan banyak tanya."Milla tidak langsung menjawab. "Aku berani bertaruh, kamu pasti lebih baik nggak tahu apa yang terjadi."Setelah jeda sejenak, dia bertanya dengan perhatian, "Bagaimana persiapan untuk lomba sepeda gunung?"Kenrick duduk lebih tegak dan menjelaskan, "Dari pihak Jauhari Medis, kita hanya bertugas menyediakan bantuan medis dasar dan baru bergerak kalau ada keadaan darurat. Jadi dari pihak kita, semuanya beres.""Tapi, aku lihat Keluarga Hutapea kerjanya amatiran dan Grup Domani juga
"Ibu sudah menyuruh orang melindungiku, mana mungkin aku nggak tahu?" Milla mengangkat wajah dan balik bertanya."Apalagi, Guru juga sudah bilang, aku punya bakat indra penciuman yang nggak kalah dengan Keluarga Yunandananda. Kalau ke depannya aku nggak bisa dimanfaatkan oleh mereka, cepat atau lambat aku akan dianggap sebagai musuh. Jadi wajar saja kalau harus berjaga-jaga lebih awal.""Oh ...."Nayla akhirnya bisa sedikit bernapas lega, takut putrinya yang cerdas ini menyadari sesuatu."Tapi perjalanan ke Keluarga Yunanda kemarin juga nggak sepenuhnya sia-sia. Selama di sana, aku bertemu beberapa produsen luar negeri di acara perayaan mereka. Beberapa hari ini, divisi parfum Jauhari sudah menandatangani dua kontrak besar berkat itu. Jadi, rasanya tetap sepadan," Milla berkata sambil mencoba mencairkan suasana."Dua kontrak itu mana bisa dibandingkan dengan keselamatanmu?" Nayla menghela napas. "Yang Ibu harapkan cuma kamu sehat dan selamat. Hidup sederhana pun nggak masalah."Milla t
Graham memanggil dokter ke rumah untuk melakukan pemeriksaan, lalu menyebarkan kabar bahwa dirinya sedang sakit.Karena sebelumnya dia memang sempat tersengat listrik di perayaan Keluarga Yunanda, tidak ada seorang pun yang meragukan kabar tersebut. Graham sekalian memilih menutup diri di rumah selama tujuh hari dan semua pelayan di rumah diperintahkan untuk menjaga mulut rapat-rapat.Tujuh hari kemudian.Chris mengantar Milla dan Graham ke bandara untuk pulang ke negara asal. Chris sendiri masih ada urusan lain di Melasa, sehingga dia perlu tinggal dua hari lagi.Setelah menukar tiket, Milla dan Graham duduk di ruang tunggu VIP sambil menunggu penerbangan. Tak disangka, mereka bertemu dengan keluarga Hara.Begitu melihat Milla, Hara langsung menunduk panik dan buru-buru mengeluarkan cermin rias untuk merapikan riasan.Setelah memastikan riasannya sempurna, dia sengaja berjalan santai melewati mereka, lalu berpura-pura kebetulan bertemu dan menyapa, "Wah, ini Milla, bukan? Kamu juga pe
Baru saja sebuah pesta berakhir, di sisi lain, pesta lain pun segera dimulai. Milla merasa cukup lelah menghadapi semua ini. Apalagi, entah mengapa Graham dan Chris tidak ikut datang.Alfie memerintahkan orang untuk membawanya ke kamar agar bisa beristirahat, bahkan sudah menyiapkan beberapa set pakaian ganti untuknya. Namun, Milla yang suasana hatinya sedang kurang baik, hanya merapikan riasan seadanya lalu turun ke bawah.Paloh mendorong kursi roda Alfie sambil melapor, "Tuan, semuanya sudah diatur. Nanti Nona Milla pasti akan mencari Tuan Bertrand untuk berterima kasih secara pribadi. Saat itu, Tuan Bertrand akan membawanya ke ruang sebelah dan suasananya akan pas."Sudut bibir Alfie terangkat membentuk senyum samar, lalu memerintahkan, "Awasi Chris.""Dia tidak ikut datang, sepertinya ada urusan mendadak dan harus keluar pulau untuk menyelesaikannya," jawab Paloh.Alfie mengangguk, "Kalau begitu awasi pelabuhan, jangan biarkan dia kembali!""Baik!"Sementara itu, Milla turun ke lan
"Yang membawa orang untuk mengamankan barang bukti penting adalah Bertrand, sehingga membuktikan dugaanku nggak salah. Kalau nggak, hasil uji silikon karet pada pistol itu pasti sudah diubah. Aku benar-benar harus berterima kasih pada Bertrand," jelas Milla."Oh?"Alfie melirik Bertrand sejenak, lalu berkata, "Kamu memang melakukan hal yang sangat teliti!"Setelah berhenti sejenak, Alfie kembali menatap ke depan dan berkata, "Tapi, semua itu tetap sia-sia. Pelaku sebenarnya sudah menyerahkan diri dalam perjalanan kalian menuju kantor polisi. Sekalipun tanpa bukti uji itu, Milla tetap nggak bersalah!""Benar kata Kakek, uhuk uhuk."Bertrand mengangguk patuh, lalu berjalan pelan di belakang sambil mendorong kursi roda.Alfie menoleh ke arah Milla dan berkata, "Kalau soal berterima kasih, anak muda seperti kalian punya caranya sendiri, nanti saja dibicarakan. Sekarang kita pergi makan dulu.""Baik."Milla mengangguk dan Bertrand menatapnya sambil tersenyum.Seketika itu juga, Milla merasa
"Aku tahu ini bukan Kota Huari, juga bukan wilayahmu. Jadi, aku akan tetap mendampinginya," kata Chris melihat Graham mulai gelisah. Suaranya terdengar pelan, berusaha menenangkan."Kamu yang temani?" Graham menyeringai dingin. "Kamu pikir tubuhmu terbuat dari baja dan kulitmu nggak bisa ditembus peluru ya?"Di sekitar mereka mulai terdengar bisikan pelan dari para penonton dan suara batuk Bertrand juga sesekali terdengar.Milla melirik ke arah Chris, melihat keyakinan di matanya. Sepertinya dia memang sudah punya rencana. Perasaan Milla menjadi sedikit tenang.Dia pun maju dan menggandeng tangan Graham sambil membujuk, "Sudahlah, Guru. Ayo kita balik. Marah-marah juga nggak akan menyelesaikan apa-apa, 'kan?""Yang ditahan itu kamu! Bukan aku! Aku marah buat apa!" Graham pura-pura kesal dan menepis tangan Milla, lalu bertumpu pada tongkatnya dan masuk ke mobil.Begitu iring-iringan mobil kembali ke lokasi acara, mereka melihat Alfie sudah berdiri di sana bersama sejumlah orang untuk me