Share

Bab 6 Buta Nada

Auteur: Syakia
Milla tahu, jika kerja sama antara Grup Jauhari dan beberapa perusahaan besar gagal malam ini, semua kesalahan pasti akan dilemparkan padanya.

Belakangan ini, Donny, ayah kandung Sunny sekaligus paman ketiga Milla, telah bekerja sama dengan beberapa anggota dewan untuk terus menekan ibunya agar menyerahkan posisi ketua. Tampaknya, foto-foto ini adalah bagian dari rencana licik ayah dan anak itu untuk menjatuhkannya.

Jika mereka berhasil, Milla tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri, terutama mengingat ibunya yang saat ini masih berjuang keras di luar negeri demi mempertahankan Grup Jauhari.

Saat itu, Joy berlari masuk ke aula pesta dengan napas terengah-engah. Dia mendekati Milla dan berbicara dengan cemas, "Milla, aku sudah kirim orang untuk menguasai sistem belakang layar mereka. Begitu timku sampai, kita akan memutuskan tayangan ini."

"Nggak perlu."

Milla mengangkat matanya, tatapannya yang jernih dan penuh ketenangan fokus pada layar besar. Ada ketegasan yang tak tergoyahkan di matanya.

Joy menatapnya dengan penuh kekhawatiran. "Kamu yakin?"

Milla mengangguk, lalu membuka ponselnya dengan tenang. Dia masuk ke email pribadinya dan mengambil beberapa data, lalu menyerahkannya kepada Joy. "Berikan ini ke orang-orangmu dan sambungkan dengan layar besar. Tayangkan ini bersama foto-foto tadi, biarkan layarnya putar ulang."

Melihat aura percaya diri Milla telah kembali, hati Joy menjadi lebih tenang. Dia memegang data yang diberikan Milla, lalu bergegas keluar dari kerumunan.

"Kak."

Sunny mendekat dengan tatapan licik. Dia berbicara dengan nada manis, "Kak, kamu melakukan ini hanya demi kepuasanmu sendiri tanpa memikirkan Grup Jauhari. Ayahku bilang, kerja sama malam ini sangat penting untuk perusahaan."

"Hanya karena beberapa foto, kamu sudah yakin kerja sama ini akan gagal?"

Milla berdiri tegak sambil bersandar pada tongkatnya dan memperbaiki posisinya dengan anggun. Dengan percaya diri, dia berkata, "Kalau begitu, gimana kalau kita bertaruh? Kalau aku berhasil membuat kerja sama ini tetap terjadi?"

Sunny hampir tertawa terbahak-bahak. "Kak, kamu masih punya waktu untuk menarik kata-katamu."

"Jangan buang waktu. Berani bertaruh atau nggak?" Milla menatapnya tanpa gentar.

"Baik!"

Sunny yang sebenarnya takut Milla akan mundur, segera menyuarakan taruhannya dengan nada sinis, "Kalau kamu kalah, kamu harus naik ke panggung dan menari tarian tiang di depan semua orang."

"Nggak masalah."

Milla menerima tantangan itu dengan tenang. "Tapi kalau aku menang, kamu harus naik ke panggung dan menyanyikan sebuah lagu."

Untuk sesaat, mata Sunny menunjukkan kepanikan.

Namun, orang-orang di sekitar mereka mulai bergosip. Kedua kakak beradik ini benar-benar berbeda.

Di balik penampilannya yang polos, Sunny sebenarnya cukup licik. Dia sengaja menantang Milla yang pincang untuk menari di atas panggung. Tujuannya jelas adalah untuk mempermalukan Milla di depan semua orang.

Namun siapa sangka, Milla justru menawarkan taruhan yang terlihat ringan bagi Sunny. Bagi seorang selebriti seperti Sunny, menyanyi seharusnya bukan masalah besar.

Namun, hanya Sunny yang tahu rahasia sebenarnya: dia benar-benar tidak bisa bernyanyi. Suaranya sangat fals, dan semua lagu yang pernah dia rilis adalah hasil kerja keras tim penyunting audio. Jika dia harus menyanyi langsung di depan umum, itu bisa menghancurkan reputasi kariernya.

Meski begitu, tekanan dari orang-orang di sekitar membuat Sunny tidak punya pilihan untuk mundur. Dia melihat ekspresi beberapa mitra bisnis yang masih harus dia bujuk.

Wajah mereka terlihat muram, sama sekali tidak memedulikan upaya anggota dewan Grup Jauhari yang mencoba menjelaskan situasi. Hal itu membuat Sunny sedikit lega.

Pasti Milla hanya mencari perhatian sesaat. Apa yang perlu dia takutkan?

"Oke, sepakat!" Sunny akhirnya setuju dengan taruhan itu.

Milla menundukkan kepala sedikit, menyembunyikan kilatan dingin di matanya yang hanya terlihat sekilas.

Beberapa saat kemudian, tiba-tiba terdengar suara terkejut dari salah satu tamu di bawah panggung.

"Eh? Lihat itu! Apa itu di layar?"

Layar besar yang sebelumnya menampilkan foto-foto Milla berubah, menampilkan dokumen-dokumen penting. Foto-foto tersebut diperbesar dan tamu-tamu mulai menyadari bahwa itu adalah salinan kontrak bisnis besar dari perusahaan Ryan.

Kontrak-kontrak tersebut tampaknya terkait dengan pria-pria yang ada di foto sebelumnya. Tak lama kemudian, beberapa orang mulai menghubungkan titik-titik tersebut.

"Kontrak-kontrak ini sepertinya terkait sama pria di foto tadi. Lihat, tanda tangan di setiap kontrak itu punya Bu Milla. Dia yang langsung menegosiasikan bisnis dengan para eksekutif ini!"

Dalam sekejap, opini publik mulai berbalik arah.

"Jadi, ternyata Nona Besar Keluarga Jauhari ini punya kemampuan bisnis yang luar biasa! Beberapa kontrak besar yang terkenal di perusahaan Ryan ternyata hasil kerja kerasnya!"

"Siapa sangka dia bukan cuma cantik, tapi juga berbakat! Kalau Ryan menikahinya, itu adalah keberuntungan besar bagi Keluarga Samali!"

Para tamu mulai mengubah pendapat mereka. Selain karena kemampuan bisnis yang ditampilkan di layar, mereka juga terkesan dengan cara Milla menanggapi hinaan sebelumnya. Keteguhannya, sikapnya yang tenang, dan martabatnya menunjukkan bahwa dia memang berasal dari keluarga terpandang.
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Beatrix Abineno
jadi berbalik....rasain
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 334 Chris Sedang Berkencan

    Tak lama kemudian, pintu kantor terbuka. Bertrand masuk dan mengangguk sopan sambil berterima kasih kepada asisten yang membukakan pintu. Wajah asisten itu langsung memerah. Kemudian, dia buru-buru mundur dan keluar.Setelan jas hitam yang pas badan, dipadukan dengan sweter leher tinggi warna putih. Bertrand adalah pria yang paling memesona dengan balutan hitam putih yang pernah dilihat Milla, tidak ada tandingan. Aura elegannya alami dan menawan, tak heran membuat si asisten wanita tak mampu menahan pesonanya."Pak Bertrand, ada urusan apa datang selarut ini?" Milla tersenyum sambil menuangkan teh untuk Bertrand."Dari mana kamu tahu aku suka teh?" tanya Bertrand."Tebak saja." Milla tersenyum tipis. Orang yang kondisi tubuhnya tidak terlalu baik biasanya tidak terbiasa minum kopi, jadi dia menebak Bertrand lebih suka teh."Ehem ... terima kasih." Bertrand menutupi mulutnya dengan saputangan. "Tapi, nggak perlu repot-repot. Aku hanya mampir sebentar dan berniat mengajakmu makan malam.

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 333 Pak Chris Tidak Pilih-Pilih

    Mobil berhenti di pinggir jalan dan memercikkan genangan air. Shania yang kaget saat tetesan air itu mengenai betisnya pun langsung meloncat menjauh.Namun, pintu mobil terbuka dan terlihat orang yang keluar adalah Wilson. "Pak Chris menyuruhmu masuk ke mobil.""Pak Chris?" tanya Shania yang makin panik."Ayo masuk," desak Wilson.Shania tidak berani menolak pun membuka pintu belakang dan masuk ke dalam mobil, lalu duduk di samping Chris dengan gemetar. "Pak Chris, maaf, aku sudah basah kuyup. Nanti mobilmu akan kotor .... Sebaiknya aku turun saja ... kantor juga sudah dekat ....""Sudah waktunya pulang kerja, kenapa kamu kembali ke kantor?" tanya Chris sambil mengangkat kepala dan memberikan isyarat mata pada Wilson.Melihat isyarat itu, Wilson pun berbalik dan menyerahkan sebuah handuk pada Shania."Target penjualanku untuk minggu ini belum tercapai, pulang rumah pun merasa gelisah. Jadi, aku ingin lembur ...," jawab Shania sambil menundukkan kepala untuk berterima kasih pada Wilson.

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 332 Dia Akhirnya Terjebak

    Setelah masuk ke dalam mobil, Chris menelepon Milla dan bertanya dengan nada muram, "Sudah pulang kerja?""Itu .... Maaf ya, malam ini aku mungkin akan pulang sangat larut," jawab Milla sambil meminta maaf."Sibuk apa lagi?" tanya Chris dengan lemas."Ada beberapa pesanan kerja sama tambahan dari pameran, aku harus segera mengurusnya malam ini. Aku harus segera siapkan kontraknya agar besok departemen penjualan bisa mengurusnya," jelas Milla."Nggak bisa kerjakan di rumah saja?" tanya Chris lagi. Entah mengapa, perasaan kesepian ini membuatnya sangat ingin bertemu dengan Milla."Aku lembur bersama rekan kerjaku, lebih mudah komunikasi kalah bertatap muka langsung," jawab Milla."Oh," balas Chris dengan singkat.Merasa suasana hati Chris yang berada di ujung telepon agak muram, Milla tersenyum dan menghibur, "Aku janji besok malam aku pasti akan pulang kerja tepat waktu.""Baiklah. Kebetulan aku juga ada beberapa urusan di perusahaan yang harus ditangani," kata Chris yang membantu Milla

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 331 Pak Chris Maaf

    "Pak Khavin ... baik, namaku Shania, dua puluh tiga tahun. Aku biasanya suka baca buku ...," kata wanita itu yang mulai memperkenalkan dirinya dengan suara yang bergetar. Sebagian besar pengucapannya sudah cukup standar, tetapi ada beberapa kata yang masih jelas terdengar logat daerahnya.Zeno mengangkat tangannya dan menyela perkataan Shania. "Sudah cukup. Ingat apa yang aku katakan, besok kamu mulai bekerja di Grup Mahendra. Kamu akan segera bertemu dengan Chris, tapi jangan banyak bicara di hadapannya.""Baik ...," jawab Shania dengan sedih, lalu berhenti berbicara.Ekspresi Khavin juga terlihat meremehkan. Dia tidak khawatir lagi karena gadis dengan kualitas seperti ini tidak mungkin bisa menarik perhatian Chris lebih dari seminggu. Namun, dia teringat sesuatu dan bertanya dengan cemas, "Kalau Chris sudah bosan dengannya dan kembali mencari Milla lagi, apa yang harus kita lakukan?""Aku tahu sifatnya Milla, dia bukan orang yang membiarkan Chris mempermainkannya sesuka hati. Kalau C

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 330 Adikku

    Milla yang tidak menyangka Tessa dan Helen adalah sahabat dekat pun menggigit bibir dan berpikir dunia ini memang kecil. Saat pertama kali dia terjebak di ladang bunga dan jatuh ke air, pantas saja Tessa merasa pakaian tradisional yang dipinjamkan Graham untuk dipakainya itu familier. Ternyata pakaian itu milik Helen.Setelah mendengar Graham menceritakan sedikit kejadian di masa dulu, Milla merasa jauh lebih lega."Sebentar lagi akan ada kompetisi yang diselenggarakan oleh konferensi parfum internasional, para peserta dari berbagai negara akan mendaftar karya andalan mereka. Kamu mau ikut aku ke Melasa untuk ikut kompetisi? Leon yang kamu kenal dari perkelahian itu juga ikut," tanya Graham."Karya andalanku adalah Kupu-Kupu Sibelia, 'kan?" kata Milla dengan gembira.Graham cukup mengagumi kemampuan muridnya ini. "Terserah kamu. Aku rasa hanya dengan beberapa parfummu ini, kamu sudah bisa membuka jalanmu.""Kalau begitu, aku akan ikut kamu pergi mendaftar," jawab Milla yang langsung me

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 329 Cinta Suci

    Candies terkekeh-kekeh sambil menutup mulutnya, lalu mendekati Milla dan berkata, "Masih bilang nggak ...."Kenrick langsung merasa canggung, lalu bertanya, "Apa aku ada salah bicara?""Terserah kamu saja," jawab Milla sambil melambaikan tangannya, ingin membuat Kenrick diam."Uhuk uhuk."Namun, tiba-tiba terdengar suara Chris yang berdeham dari belakang, lalu berkata, "Masih mau foto?""Foto!" jawab Milla, lalu segera berdiri di posisi paling tengah.Sementara itu, Chris berdiri di sebelah kanan Milla dengan penuh wibawa dan yang lainnya juga secara refleks memberinya ruangan yang cukup.Kenrick juga memanfaatkan kesempatan itu untuk berdiri di sebelah kiri Milla.Melihat situasi itu, Candies juga menyelinap dan berdiri di sebelah kanan Chris.Keempat orang itu memiliki maksud tersembunyi masing-masing.Setelah foto bersama selesai, pameran hari pertama pun berakhir. Sebagai penyelenggara, Milla dan Chris mengantar semua tamu dan mitra kerja untuk meninggalkan gedung itu.Saat tamu te

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status