Share

Bab 121

Penulis: Saraswati_5
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-06 22:42:13

Ledakan di pantai masih membekas di telinga Ayu. Mereka berhasil menyelamatkan diri dengan berenang menuju sisi lain pulau, meninggalkan kapal yang terbakar. Malam itu, mereka bersembunyi di hutan lebat, dingin, basah, dan penuh ketegangan.

Ayu duduk bersandar pada batang pohon, tubuhnya gemetar. Bayangan wajah Rio di layar, dengan tatapan dingin yang asing, menghantui pikirannya.

“Dia… bukan Rio-ku,” bisik Ayu, air matanya jatuh. “Itu bukan anakku…”

Ashraf ingin meraih tangannya, tapi Ayu menarik diri. “Jangan sentuh aku.”

Arya yang duduk tak jauh hanya menatap dengan tatapan penuh iba bercampur sesuatu yang lebih gelap—kepuasan terselubung.

Sarah memecah kesunyian. “Kalau kita menyerang langsung, kita tidak akan selamat. Pulau ini penuh dengan jebakan. Davin sudah menyiapkan semuanya.”

“Lalu apa yang kau sarankan?” tanya Ashraf, tajam.

Sarah menatap Ayu. “Satu-satunya cara adalah menyusup. Dan hanya Ayu yang bisa melakukannya.”

Ayu menoleh dengan kaget. “Aku?!”

“Ya,” jawab Sarah man
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 122

    Ruang tahanan itu dingin, bau karat dan lembap menusuk hidung Ayu. Tangannya terikat kuat, tapi bukan itu yang membuat napasnya sesak. Kata-kata Davin masih bergema di kepalanya:> “Aku punya mata di antara kalian.”Siapa? Ashraf? Arya? Atau Sarah?Ayu memejamkan mata, mencoba mengusir bayangan-bayangan yang menyesakkan. Namun ketakutan itu nyata. Seseorang yang selama ini berdiri di sisinya mungkin sementara itu, Ashraf dan Arya bersembunyi di perbukitan kecil yang menghadap markas Davin. Mereka sudah menunggu kode dari Ayu yang tak kunjung datang.“Sudah tiga malam, Ashraf. Kau masih yakin dia baik-baik saja?” Arya menatap tajam.Ashraf menghela napas berat. “Ayu bukan orang lemah. Dia pasti sedang mencari cara.”Arya mendengus pelan. “Atau mungkin dia sudah menyerah dan memilih bersama Davin. Kau terlalu percaya padanya.”Ashraf menoleh tajam. “Jangan bicara sembarangan!”Tapi jauh di dalam hatinya, keraguan kecil tumbuh. Ia tahu Ayu sedang menghadapi badai, dan jika Davin berhasil

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 121

    Ledakan di pantai masih membekas di telinga Ayu. Mereka berhasil menyelamatkan diri dengan berenang menuju sisi lain pulau, meninggalkan kapal yang terbakar. Malam itu, mereka bersembunyi di hutan lebat, dingin, basah, dan penuh ketegangan.Ayu duduk bersandar pada batang pohon, tubuhnya gemetar. Bayangan wajah Rio di layar, dengan tatapan dingin yang asing, menghantui pikirannya.“Dia… bukan Rio-ku,” bisik Ayu, air matanya jatuh. “Itu bukan anakku…”Ashraf ingin meraih tangannya, tapi Ayu menarik diri. “Jangan sentuh aku.”Arya yang duduk tak jauh hanya menatap dengan tatapan penuh iba bercampur sesuatu yang lebih gelap—kepuasan terselubung.Sarah memecah kesunyian. “Kalau kita menyerang langsung, kita tidak akan selamat. Pulau ini penuh dengan jebakan. Davin sudah menyiapkan semuanya.”“Lalu apa yang kau sarankan?” tanya Ashraf, tajam.Sarah menatap Ayu. “Satu-satunya cara adalah menyusup. Dan hanya Ayu yang bisa melakukannya.”Ayu menoleh dengan kaget. “Aku?!”“Ya,” jawab Sarah man

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 120

    Helikopter itu menghilang di balik kabut malam, meninggalkan suara gemuruh yang mengguncang dada Ayu. Tangannya masih terulur, seolah bisa meraih Rio yang sudah dibawa pergi. Lututnya goyah, tubuhnya jatuh berlutut di dermaga yang dingin dan basah.“Rio…” suaranya pecah, nyaris tak terdengar.Ashraf meraih bahunya, mencoba menahan gemetar tubuhnya. Tapi Ayu menepis, menoleh dengan tatapan penuh luka. “Kau bohong padaku… selama ini, kau sembunyikan semuanya!”Ashraf terdiam. Tatapannya penuh penyesalan, tapi ia tahu ini bukan saatnya membela diri.Sementara itu, Arya berdiri tak jauh, pistolnya masih di tangan. Ia menatap Ashraf dengan kebencian yang kian membara. “Aku sudah bilang, Ayu. Semua ini karena dia. Kau harus memilih siapa yang bisa kau percaya.”Namun sebelum Ayu menjawab, suara Sarah yang lemah memotong. “Tidak ada waktu berdebat. Davin sudah bawa Rio. Jika kita terlambat, kita tidak akan pernah menemukannya.”Ayu mengusap air matanya, berdiri dengan sisa tenaga. Ia menatap

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 119

    Kilatan cahaya menyilaukan mata. Suara tembakan bersahut-sahutan. Jeritan Rio terdengar menusuk telinga Ayu. Waktu seakan melambat.Ayu menutup telinga dan memejamkan mata, tubuhnya bergetar hebat. Ia yakin semuanya sudah berakhir.Namun, ketika ia membuka mata kembali… Rio masih berdiri. Bom di lehernya memang berkedip lebih cepat, tapi tidak meledak. Remote di tangan Reza berasap, rusak oleh peluru yang ditembakkan Ashraf tepat pada waktunya.“Tidak… ini tidak mungkin!” Reza menggeram, menatap remote yang hancur di tangannya.Sarah, dengan wajah pucat berlumuran darah, ikut terengah. “Aku bilang padamu, Reza. Kau terlalu percaya diri.” Ia tersenyum samar meski tubuhnya gemetar.Namun, ketegangan belum usai. Arya masih menodongkan pistol ke arah Ashraf, jari di pelatuknya. “Kau menyelamatkan Rio… tapi aku tetap tidak bisa membiarkanmu ada di sisinya, Ashraf. Kau adalah sumber semua masalah ini.”Ayu menoleh cepat. “Arya! Tidak! Jangan lakukan ini!”Arya menatap Ayu dengan mata berkac

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 118

    Hening menyelimuti ruangan yang penuh debu setelah kepergian Sarah. Hanya suara batuk Ayu dan tarikan napas berat Ashraf yang terdengar. Ayu masih terisak, tubuhnya gemetar hebat, sementara Ashraf mengepalkan tinjunya hingga buku jarinya memutih.“Dia membawa Rio…” suara Ayu bergetar. “Anak itu… satu-satunya alasanku bertahan hidup… Sarah membawanya…”Ashraf mendekat, meraih bahu Ayu. “Tenang. Kita akan menemukannya.”Tatapan Ashraf tajam, seakan berjanji pada dirinya sendiri.Arya, yang sejak tadi diam, menatap keduanya dengan mata gelap. “Masalahnya, Sarah bukan sekadar musuh. Dia tahu semua langkah kita. Kalau kita terburu-buru, Rio bisa jadi taruhannya.”Ayu menoleh, matanya penuh amarah. “Kau selalu bicara logika, Arya. Tapi ini anakku! Aku tidak peduli jika aku harus menyerahkan nyawaku, asalkan Rio selamat!”Arya membalas tatapan Ayu, seolah ingin mengatakan sesuatu—namun menahannya.---Beberapa jam kemudian, sebuah pesan misterius tiba. Kertas tipis, ditinggalkan di depan pin

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 117

    Suara tembakan masih bergema di ruangan sempit itu. Asap tipis mengepul, menyisakan bau mesiu yang menusuk hidung. Semua orang terdiam, waktu seakan berhenti.Ayu menahan napas, matanya terpaku pada sosok yang terjatuh di lantai. Darah merah mengalir, membasahi lantai dingin.Arya berteriak, "Tidak!!!" lalu segera merunduk, mendekati tubuh yang roboh.Ternyata, yang tertembak adalah Sarah.Peluru menembus bahunya, membuatnya meringis kesakitan. Wajah cantiknya kini berubah pucat, namun matanya masih menyalakan api kebencian."Reza… kau brengsek," desis Sarah dengan napas terengah.Reza tertawa pelan, suaranya dingin. "Kau pikir aku tidak tahu permainanmu, Sarah? Aku selalu satu langkah di depanmu."Ashraf berdiri tegak, pistolnya masih terarah pada dada Reza. Tubuhnya penuh luka, wajahnya pucat, tapi sorot matanya tajam seperti pisau."Sudah cukup, Reza," ucap Ashraf pelan, tapi penuh ancaman. "Lepaskan Ayu. Kau hanya akan menambah musuh jika terus memainkannya."Reza tersenyum sinis.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status