Share

Bab 99

Author: Saraswati_5
last update Last Updated: 2025-08-18 05:53:18

Beberapa hari setelah kembali dari Bali, Jakarta menyambut Ayu dan Ashraf dengan hiruk pikuknya yang khas. Namun, di tengah kesibukan itu, ada kehangatan yang tumbuh di antara mereka, seperti nyala lilin yang terlindung dari angin. Ayu kembali ke galeri seninya, menata lukisan, mengatur jadwal pameran, dan berinteraksi dengan para seniman muda. Semangatnya berkobar, terinspirasi oleh keindahan Bali dan dukungan tanpa henti dari Ashraf.

Suatu pagi, saat Ayu sedang memajang patung kayu di sudut galeri, tiba-tiba kepalanya terasa berputar. Pandangannya kabur, dan perutnya bergejolak. Ia memegangi meja di dekatnya untuk menstabilkan diri.

"Ayu, kamu baik-baik saja?" tanya Rina, asisten galeri, yang melihat Ayu memucat.

"Aku... aku cuma sedikit pusing," jawab Ayu, suaranya pelan. "Mungkin kurang tidur."

Rina mengerutkan kening. "Kamu pucat banget. Sebaiknya kamu istirahat dulu. Aku akan buatkan teh hangat."

Ayu menurut. Ia duduk di kursi di sudut galeri, memejamkan mata. Teh hangat Rina se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 121

    Ledakan di pantai masih membekas di telinga Ayu. Mereka berhasil menyelamatkan diri dengan berenang menuju sisi lain pulau, meninggalkan kapal yang terbakar. Malam itu, mereka bersembunyi di hutan lebat, dingin, basah, dan penuh ketegangan.Ayu duduk bersandar pada batang pohon, tubuhnya gemetar. Bayangan wajah Rio di layar, dengan tatapan dingin yang asing, menghantui pikirannya.“Dia… bukan Rio-ku,” bisik Ayu, air matanya jatuh. “Itu bukan anakku…”Ashraf ingin meraih tangannya, tapi Ayu menarik diri. “Jangan sentuh aku.”Arya yang duduk tak jauh hanya menatap dengan tatapan penuh iba bercampur sesuatu yang lebih gelap—kepuasan terselubung.Sarah memecah kesunyian. “Kalau kita menyerang langsung, kita tidak akan selamat. Pulau ini penuh dengan jebakan. Davin sudah menyiapkan semuanya.”“Lalu apa yang kau sarankan?” tanya Ashraf, tajam.Sarah menatap Ayu. “Satu-satunya cara adalah menyusup. Dan hanya Ayu yang bisa melakukannya.”Ayu menoleh dengan kaget. “Aku?!”“Ya,” jawab Sarah man

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 120

    Helikopter itu menghilang di balik kabut malam, meninggalkan suara gemuruh yang mengguncang dada Ayu. Tangannya masih terulur, seolah bisa meraih Rio yang sudah dibawa pergi. Lututnya goyah, tubuhnya jatuh berlutut di dermaga yang dingin dan basah.“Rio…” suaranya pecah, nyaris tak terdengar.Ashraf meraih bahunya, mencoba menahan gemetar tubuhnya. Tapi Ayu menepis, menoleh dengan tatapan penuh luka. “Kau bohong padaku… selama ini, kau sembunyikan semuanya!”Ashraf terdiam. Tatapannya penuh penyesalan, tapi ia tahu ini bukan saatnya membela diri.Sementara itu, Arya berdiri tak jauh, pistolnya masih di tangan. Ia menatap Ashraf dengan kebencian yang kian membara. “Aku sudah bilang, Ayu. Semua ini karena dia. Kau harus memilih siapa yang bisa kau percaya.”Namun sebelum Ayu menjawab, suara Sarah yang lemah memotong. “Tidak ada waktu berdebat. Davin sudah bawa Rio. Jika kita terlambat, kita tidak akan pernah menemukannya.”Ayu mengusap air matanya, berdiri dengan sisa tenaga. Ia menatap

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 119

    Kilatan cahaya menyilaukan mata. Suara tembakan bersahut-sahutan. Jeritan Rio terdengar menusuk telinga Ayu. Waktu seakan melambat.Ayu menutup telinga dan memejamkan mata, tubuhnya bergetar hebat. Ia yakin semuanya sudah berakhir.Namun, ketika ia membuka mata kembali… Rio masih berdiri. Bom di lehernya memang berkedip lebih cepat, tapi tidak meledak. Remote di tangan Reza berasap, rusak oleh peluru yang ditembakkan Ashraf tepat pada waktunya.“Tidak… ini tidak mungkin!” Reza menggeram, menatap remote yang hancur di tangannya.Sarah, dengan wajah pucat berlumuran darah, ikut terengah. “Aku bilang padamu, Reza. Kau terlalu percaya diri.” Ia tersenyum samar meski tubuhnya gemetar.Namun, ketegangan belum usai. Arya masih menodongkan pistol ke arah Ashraf, jari di pelatuknya. “Kau menyelamatkan Rio… tapi aku tetap tidak bisa membiarkanmu ada di sisinya, Ashraf. Kau adalah sumber semua masalah ini.”Ayu menoleh cepat. “Arya! Tidak! Jangan lakukan ini!”Arya menatap Ayu dengan mata berkac

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 118

    Hening menyelimuti ruangan yang penuh debu setelah kepergian Sarah. Hanya suara batuk Ayu dan tarikan napas berat Ashraf yang terdengar. Ayu masih terisak, tubuhnya gemetar hebat, sementara Ashraf mengepalkan tinjunya hingga buku jarinya memutih.“Dia membawa Rio…” suara Ayu bergetar. “Anak itu… satu-satunya alasanku bertahan hidup… Sarah membawanya…”Ashraf mendekat, meraih bahu Ayu. “Tenang. Kita akan menemukannya.”Tatapan Ashraf tajam, seakan berjanji pada dirinya sendiri.Arya, yang sejak tadi diam, menatap keduanya dengan mata gelap. “Masalahnya, Sarah bukan sekadar musuh. Dia tahu semua langkah kita. Kalau kita terburu-buru, Rio bisa jadi taruhannya.”Ayu menoleh, matanya penuh amarah. “Kau selalu bicara logika, Arya. Tapi ini anakku! Aku tidak peduli jika aku harus menyerahkan nyawaku, asalkan Rio selamat!”Arya membalas tatapan Ayu, seolah ingin mengatakan sesuatu—namun menahannya.---Beberapa jam kemudian, sebuah pesan misterius tiba. Kertas tipis, ditinggalkan di depan pin

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 117

    Suara tembakan masih bergema di ruangan sempit itu. Asap tipis mengepul, menyisakan bau mesiu yang menusuk hidung. Semua orang terdiam, waktu seakan berhenti.Ayu menahan napas, matanya terpaku pada sosok yang terjatuh di lantai. Darah merah mengalir, membasahi lantai dingin.Arya berteriak, "Tidak!!!" lalu segera merunduk, mendekati tubuh yang roboh.Ternyata, yang tertembak adalah Sarah.Peluru menembus bahunya, membuatnya meringis kesakitan. Wajah cantiknya kini berubah pucat, namun matanya masih menyalakan api kebencian."Reza… kau brengsek," desis Sarah dengan napas terengah.Reza tertawa pelan, suaranya dingin. "Kau pikir aku tidak tahu permainanmu, Sarah? Aku selalu satu langkah di depanmu."Ashraf berdiri tegak, pistolnya masih terarah pada dada Reza. Tubuhnya penuh luka, wajahnya pucat, tapi sorot matanya tajam seperti pisau."Sudah cukup, Reza," ucap Ashraf pelan, tapi penuh ancaman. "Lepaskan Ayu. Kau hanya akan menambah musuh jika terus memainkannya."Reza tersenyum sinis.

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi Sultan   Bab 116

    Tubuh Ayu terhempas ke tanah, darah hangat merembes membasahi bajunya. Nafasnya tersengal, matanya berkunang-kunang. Suara dunia di sekelilingnya terdengar samar, bercampur antara derap langkah, teriakan, dan desingan peluru yang entah dari mana datangnya.Dalam kabut kesadarannya, ia mendengar suara Arya."Ayu! Bertahanlah!" seru Arya, wajahnya panik. Ia berlari ke arah Ayu, berlutut, lalu menekan luka di dada Ayu dengan tangannya yang gemetar. "Kau tidak boleh meninggalkanku… aku tidak akan membiarkanmu pergi!"Namun, suara lain terdengar, dingin, menusuk hati. Sarah."Jangan sentuh dia, Arya." Suaranya tegas. "Biarkan saja. Itu mungkin jalan yang terbaik untuknya."Arya menoleh dengan mata yang berapi-api. "Diam, Sarah! Jangan bicara omong kosong!"Ayu ingin mengatakan sesuatu, ingin menjerit, ingin menolak semua pengkhianatan yang menjeratnya. Tapi suaranya hanya keluar lirih, nyaris tak terdengar. "Kenapa… kalian…"Kesadarannya meredup, seperti lilin yang hampir padam.---Gelap.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status