Share

Bab 90

Penulis: Ririichan13
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 17:59:26

Kakek Gala kembali mengetukkan jemarinya ke tongkat dengan ritme perlahan, sorot matanya penuh perhitungan.

"Ah iya, aku lupa sesuatu, Arkan," ucapnya dengan suara yang dalam dan juga tegas. "Dalam permainan ini, kau tak bisa selalu bertahan. Ada saatnya kau harus menyerang, tapi bukan dengan emosi melainkan dengan strategi."

Arkan menelan ludah, merasakan beratnya beban yang kini harus ia pikul. Ia memang tidak sendiri, tapi apa yang harus ia lakukan tetaplah sulit. Kevin bukan lawan yang bisa diremehkan.

"Langkah pertama," lanjut Kakek Gala, "biarkan Kevin berpikir dia sedang mengendalikan permainan. Jangan melawan secara terang-terangan, tapi buat dia merasa berada di atas angin."

"Berarti aku harus tetap membiarkan dia mengancamku dan menyerahkan perusahaan?" tanya Arkan sambil mengernyit, tak suka dengan gagasan itu.

"Ya dan tidak." Agra menimpali, kali ini dengan nada lebih serius. "Kau harus membuatnya percaya bahwa ancamannya berhasil. Jangan bereaksi berlebihan, tapi tetap b
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 34

    Sore mulai menyapa. Seperti janji di pagi hari tadi, rencananya hari ini mereka akan berburu pancong di jembatan.Andri sudah bersiap semenjak kumandang adzan ashar tadi. Sementara Arkan, masih sibuk memindahkan beberapa mainannya ke ruang tamu."Mainan teross yang diurusin!" seru Andri sedikit kesal.Arkan mengernyit heran. "Bumil sensitif banget. Biasanya juga santuy markutuy kalau aku lagi ngurusin maenan. Kenapa sekarang jadi serba salah sih?"Andri mendengus sambil menyilangkan lengannya di dada. Arkan mendesah pelan. Ini tidak baik, pasti setelah ini akan ada drama yang panjang kali lebar lagi.Tak butuh waktu lama, selang beberapa menit kemudian, Arkan pun untuk bergegas mandi, dan memakai kaos santai serta celana pendeknya, setelah itu bergegas mengambil kunci motornya."Sudah siap, Ndoro Putri? Ayo kita jajan," ucap Arkan dengan penuh hormat.Andri mengulum senyumnya sebentar lalu mengangguk mantap.Ia pun segera meraih lengan sang suami dah berjalan ke luar rumah.Perjalanan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 33

    Sekitar lima belas menit kemudian, Arkan bersiap. Ia mengambil kunci motornya lalu segera keluar rumah. Setelah itu, motor pun mulai melaju entah kemana.Dari jendela kamar, Andri melihat semuanya. Melihat bagaimana Arkan pergi dengan langkah yang terburu-buru dah wajahnya yang sedikit lelah.Namun, egonya masih tinggi. Masih menghantui perasaan ingin di mengerti.Arkan melajukan motornya hingga ujung komplek. Menuju warung seblak MaBin yang terpaksa harus buka lebih cepat."Assalamualaikum, MaBin," panggil Arkan dari luar pagar.Seseibu yang tengah berbelanja di warung sayur depan warung seblak nampak memperhatikan Arkan yang sudah pagi-pagi ke sana."Tumben Mas Arkan, pagi-pagi udah manggil Mama Bintang," ucap salah satu ibu-ibu disana."Iya, Bu. Andri pingin banget seblak pagi-pagi gini, makanya aku terpaksa ke sini deh," ucap Arkan lirih dan mendapat anggukan dari para ibu-ibu di sana."Bener-bener suami siaga ya Mas Arkan ini," puji ibu-ibu lain.Arkan hanya tersenyum tanpa berni

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 32

    Pagi mulai menyapa. Cahaya keemasan masuk ke celah gorden kamar yang tak tertutup sempurna. Hawa kamar masih terasa begitu sejuk karena AC yang menyala.Arkan bangun lebih dahulu. Menggeliat perlahan sambil melirik ke arah samping. Andri masih terlelap di sana, sambil memeluk bantalnya seolah tubuhnya sama sekali tak bergerak semalaman.Arkan bangkit perlahan, menarik selimutnya hingga naik ke bahu sang istri. Lalu, ia melirik ke arah kakinya. Bengkak di kakinya perlahan mulai kempes, semoga ini menjadi pertanda baik bagi sang istri.Ia mulai menjejakkan kakinya di lantai gang terasa dingin. Dengan perlahan, ia keluar dari kamar dan menuju dapur, berniat untuk membuat sarapan untuknya dan juga sang istri.Namun, baru saja ia selesai menyiapkan sarapannya dan baru duduk di kursi ruang keluarga. Suara Andri terdengar menggema dari arah kamar. Setengah berteriak, dan setengah merengek.“Mas…! Adek lapar. Pengen seblak yang super pedes. Sama semangka beku, ya? Yang kemarin kurang dingin.”

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 31

    Selesai makan malam, satu persatu keluarga mereka mulai berpamitan untuk pulang.Arkan mengantarkan mereka semua sampai garasi rumahnya. Setelah itu, barulah ia merapihkan motor dan juga mobilnya untuk masuk ke garasi."Mas Arkan, di dalem belum rapih semua gimana ya?" tanya Mbok Puji yang ternyata memang belum pulang juga dari sana."Biarin besok aja, Mbok sisanya. Udah malem ini, waktunya istirahat. Mbok juga besok nggak usah dateng terlalu pagi, nggak apa-apa kok. Paling Andri juga bangunnya siang," ucap Arkan."Baik, Mas. Terimakasih pengertiannya," ucap Mbok Puji dan mendapat anggukan dari Arkan.Setelah memastikan Mbok Puji pulang, Arkan pun segera mengunci pintu rumahnya, setelah itu ke kamar mandi sebentar untuk membersihkan dirinya sebelum akhirnya ia masuk ke dalam kamar.Begitu masuk ke dalam kamar, cahaya temaram dari lampu tidur, menyebar ke seluruh ruangan. Aroma harum minyak telon pun, samar tercium di udara. Membawa sejenak aroma ketenangan.Ia mengintip ke arah ranjan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2- Bab 30

    "Insyaallah, Mas Arkan. Semoga, Mbak Andri sehat-sehat terus sampai lahiran nanti. Dan nggak ada drama yang membuat kepala pecah ya, Mas," ucap Pak Basuki tetangga samping rumah Arkan.Arkan hanya terkekeh pelan mendengar candaan itu."Bismillah semoga aja, Pak. Tapi keknya kalau hamil nggak ada drama kek ada yang kurang, Pak. Apalagi, kita udah nunggunya lama, terus pernah berdoa nggak apa kita riweh sama drama mereka asal Andri bisa segera hamil.""Dan sekarang beneran terkabul ya, Mas," ledek Pak Basuki kembali dan langsung mendapat tawaan dari Arkan.Setelah itu, satu persatu para tamu pun berpamitan pada Arkan dan keluarganya. Suasana pun kembali sepi, hanya menyisakan keluarga besar Arkan, Pak RT, Pak Ustadz serta dua orang sesepuh masjid yang dibawa oleh Pak Ustadz ke sana.Arkan pun menjamu empat orang tamu kebesarannya itu bersama dengan Oom Nathan dan juga Ayah Revan di sana.Suasana di antara mereka sedikit hening, sampai akhirnya Ayah Revan mulai bersuara."Pak Ustadz, pun

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 29

    Magrib mulai menyapa. Semua persiapan empat bulanan telah selesai semua. Rumah Arkan terasa lebih hangat dari biasanya. Keluarga besar dari pihak Andri dan Arkan pun nampak berkumpul bersama di sana.Mereka semua duduk lesehan sambil mengobrol ringan di garasi, karena ruang tamu rencananya untuk para jemaah masjid.Di sana pula, aroma dupa dan bunga melati nampak menguar. Beberapa buah, kopi dan rokok tersedia di sudut ruangan sebagai sarat untuk menghargai keluarga yang sudah lebih dahulu wafat.Sebenarnya, untuk pembakaran dupa itu tak termasuk. Namun, karena keluarga Arkan awalnya adalah keluarga non muslim, jadi ia kadang tetap menjunjung tinggi adat yang dibawa oleh sang papa.Sesekali, Arkan keluar masuk rumah, mengecek segala persiapan takut ada yang terlewat. Sementara Andri, duduk berselonjor di ruang tengah. Kedua kakinya saat itu tengah di pijat oleh Arsy, sementara punggungnya di pijat oleh Nadira."Duh, sering-sering aja kalian berdua begini. Bahagia kali aku jadi kakak,"

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status