Home / Urban / Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner / 5. PEMBALASAN APA YANG TUAN MUDA MAU?

Share

5. PEMBALASAN APA YANG TUAN MUDA MAU?

Author: Allina
last update Last Updated: 2023-08-09 15:48:15

Reyhan dengan cepat mengangguk dan mengeluarkan akta nikah dari dari sakunya, “Pa, Ma, ini adalah akta nikahku dan Elaine, kalian lihatlah!”

Sambil berbicara, Reyhan menyerahkan surat nikah itu ke tangan Albert.

Pria paruh baya itu membuka akta nikah yang diberikan Reyhan dan melihat sekilas. Telapak tangannya sedikit gemetar dan jantungnya seperti langsung tenggelam ke dasar jurang, dia bisa melihat bahwa akta nikah ini adalah nyata.

“Ini … ini …” Diana tercengang tidak percaya. Putri mereka benar-benar sudah menikah dengan pria ini, bisa dikatakan nasi sudah menjadi bubur.

“Brengsek!” Albert membanting surat nikah di tangannya ke atas lantai, dengan urat biru yang menonjol di dahinya, “Elaine, semua yang kamu lakukan ini omong kosong, tidak masuk akal! Kamu menikah dengan si sampah ini, bagaimana dengan Tuan William? Bagaimana dengan bisnis keluarga kita? Dia sudah dalam perjalanan datang dan akan segera tiba.”

Pernikahan palsu dengan Reyhan ini pada awalnya dimaksudkan untuk menolak pria tua bernama William agar kedua orang tuanya menghentikan rencana perjodohan ini.

Pria tua itu bahkan lebih pantas menjadi ayah Elaine dibandingkan menjadi suaminya. Reyhan meski tidak memiliki masa depan yang menjanjikan, namun dari segi fisik dan wajah serta usia, masih lebih pantas.

Dikatakan sampah, Reyhan tidak terima dan berkata, “Apa yang Papa katakan barusan? Aku pikir, aku perlu menjelaskan padamu, aku memang menikahi Elaine, tapi aku bukanlah sampah.”

Albert seperti sudah akan mengalami serangan jantung, dia meraung dengan kasar, “Aku tidak mengakui pernikahan antara kamu dan putriku, jangan panggil aku papa, aku tidak mengenalmu!”

“Pa, kamu mungkin belum bisa menerimaku untuk sementara waktu, tidak apa-apa, aku bisa mengerti.” Reyhan dengan tulus berkata.

Bibir Albert bergetar, dia menunjuk ke arah Reyhan dan tidak bisa mengatakan apapun lagi karena marah.

“Ya Tuhan, kejahatan macam apa yang telah kulakukan?” Diana meratapi nasibnya dan tidak tahan untuk menangis, “Putriku, kami menyuruhmu menikah dengan William, itu demi kebaikanmu dan perusahaan kita. Kamu berkorbanlah sedikit, lagipula tidak jarang pernikahan beda usia saat ini.”

Diana berhenti sebentar, lalu ia menatap putrinya lagi dengan kesal.

“Bagaimana bisa kamu menikah dengan sampah seperti dia, kamu ingin membuat mama dan papa mati hidup-hidup?”

Albert akhirnya menstabilkan emosinya, mengambil akta nikah dari atas lantai dan membantingnya ke bawah kaki Reyhan, “Pergi! Cepat pergi! Jangan pernah muncul dihadapanku lagi, kamu dan Elaine harus segera bercerai, segera!”

“Apa bercerai? Pa, bagaimana Papa bisa berkata seperti ini?” Elaine mengangkat tangannya dan dengan lembut membelai perut bagian bawahnya.

“Papa, lantas apakah kamu ingin anakku lahir tanpa seorang ayah? Menyuruhku bercerai, jangan pernah berpikir tentang itu.”

Albert dan Diana tidak percaya, mata mereka melebar dan wajah mereka memucat.

“Elaine … kamu... ha... mil?!"

“Tentu saja, bukankah kalian sudah ingin menimang cucu? Aku akan memberi kalian seorang cucu.” Elaine hanya bisa menambah kebohongan dan menggigit bibirnya.

Reyhan hampir tertegun.

Anak? Mereka baru saja menikah, dan ini pernikahan kontrak, mereka bahkan tidak pernah tidur bersama, darimana datangnya anak ini?

“Siapa namamu? Reyhan, bukan?” Albert menarik napas dalam-dalam dan menunjuk ke arah Reyhan, “Aku akan memberitahumu sekarang, tidak peduli apakah Elaine hamil atau tidak, aku tidak setuju dengan pernikahan kalian!”

Perkataannya baru saja keluar, tiba-tiba seorang pria tua dengan rambut yang telah memutih muncul. Orang yang ditunggu oleh Albert akhirnya tiba.

Pria itu datang tidak dengan tangan kosong, dia membawa satu buah lukisan, karena dia tahu Albert sangat menyukai lukisan.

Pikiran William dipenuhi dengan bayangan berhubungan intim dengan Elaine, dia berjalan cepat ke ruang tamu.

Dandanan Elaine hari ini terlihat lebih dewasa di mata William, dengan rok hitam dan atasan biru muda, ini memberikan kesan gadis kecil yang seksi dan sentuhan wanita dewasa.

William sepenuhnya mengabaikan keberadaan Reyhan, dia pikir Reyhan adalah pengawal yang disewa Elaine.

Pria itu langsung menyerahkan lukisan itu pada Albert, “Tuan Albert, ini adalah lukisan yang dipilih langsung olehku dengan sepenuh hati.”

“Sudah! Sudah! Sudah berapa banyak hadiah yang kamu berikan padaku, aku mana mungkin tidak menghargainya.

Tapi matanya terus tertuju pada lukisan itu, Albert langsung mengerutkan kening ketika mengamati lukisan dari William.

Tapi Reyhan tidak bisa menahan diri untuk mengangkat sudut alisnya, meski dia sudah lama tidak berada di lingkaran orang kaya, tapi dia sekilas saja bisa melihat kalau barang diberikan pria itu adalah palsu.

"Tuan, berapa kau beli lukisan ini?"

Pertanyaan yang dilontarkan Reyhan tiba-tiba membuat Albert dan William hening. Pria berpakaian lusuh ini membicarakan lukisan?!

"Kenapa memangnya? Berapapun itu kau tidak akan sanggup membelinya!" ucap William seraya memicingkan mata.

Reyhan tiba-tiba maju ke depan, lalu meraba permukaan lukisan itu dengan telapak tangannya. Elaine yang sedari tadi hanya memperhatikannya seketika wajahnya menegang.

Apa yang mau dilakukan pria ini, belum cukupkah dia menambah omelan dari papa!

"Tidak, aku hanya penasaran berapa banyak uang yang kamu keluarkan hanya untuk lukisan palsu ini."

Deg!

Ucapan Reyhan bak belati yang menancap di hati William. Sedangkan Albert hanya bisa tercengang, bagaimana pria tak berguna ini bisa mengetahuinya?

Reyhan lantas mengambil sebuah sumpit kecil di meja dan mulai menarik garis dari ujung ke ujungnya. Terlihat sangat jelas permukaan lukisan tersebut tidak "bergelombang"

"Lihat? Lukisan ini tidak seperti dilukis, melainkan hanya seakan dicetak saja. Lagipula, lukisan aslinya hanya ada di balai seni negara. Jadi, semirip apapun lukisan tersebut, tetap saja itu merupakan barang palsu!"

Semua orang terkesiap!

Reyhan meraba lukisan dengan tangannya. Teksturnya berbeda dari lukisan pada umumnya. Berkas-berkas cat pada kanvas lukisan tersebut tidak memiliki kontur, melainkan rata, membuatnya seakan-akan hanya gambar cetakan biasa yang dipigura dengan rapi. Itu adalah teknik paling dasar dalam menentukan sebuah lukisan itu asli atau palsu

Elaine tiba-tiba ternganga mendengar penjelasan Reyhan. Walaupun ia tidak begitu mengerti tentang seni, namun penjelasan Reyhan benar-benar meyakinkan.

"Dari mana kamu tau cara melakukannya?" tanya Albert yang masih meraba-raba lukisan dari William.

Reyhan yang tengah berjongkok mendongak ke atas dan tersenyum,

"Aku hanya baca buku-buku tentang itu."

Padahal, semua orang tidak tahu, lukisan-lukisan yang ada di kantor-kantor pertemuan keluarga besarnya merupakan lukisan-lukisan mahal dan dikurasi langsung oleh Reyhan.

Ia mendapatkan pelatihan kuratorial langsung dari salah satu pelukis terkenal di negara itu, sebelum akhirnya meninggal dunia karena stroke.

Bisa dibilang, Reyhan adalah murid langsung pelukis paling terkenal di negara itu.

Elaine tak bisa berkata-kata. Reyhan hanyalah suami bayaran yang disewa Elaine selama dua tahun, tanpa ada sama sekali latar belakang yang mumpuni. Tapi, Ia menunjukkan seakan-akan ia adalah menantu yang menguasai segala hal!

William yang kehilangan sorot saat itu seketika wajahnya memerah. Bagaimana bisa ia dipermalukan oleh laki-laki lusuh dan miskin ini dengan sangat telak!

"Memangnya, kau membawa hadiah apa hah!? Jangan bisanya hanya mengkritik saja!"

Albert yang menyadari William naik pitam pun langsung tersadar dari ketakjubannya, dan langsung membelanya.

"Dasar laki-laki tidak tahu diri! Sebaiknya kau tidak lagi banyak bicara dan pergi dari sini!"

Reyhan bergeming, sementara Elaine maju selangkah dan mensejajarkan dirinya dengan Reyhan, bersiap membelanya dari tindakan-tindakan papanya.

“Cepat pergi sana! Dasar sampah!”

Yang Reyhan tidak tahu bahwa sejak tadi ponselnya tidak sengaja mengangkat panggilan dari Farzan, sehingga pengacara keluarganya itu mendengar semua percakapan yang terjadi di ruangan itu.

Farzan lalu mengirimkan pesan untuk Reyhan, “Tuan muda, apa yang ingin anda lakukan untuk membalas perlakuan mereka? Keluarga Sunarya akan melakukannya untukmu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Linda Eldrich
Hina saja terus, blm tau kau siapa Reyhan...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   BAB 177. EXTRA CHAPTER

    Elaine merasa dia sudah berusaha adil pada kedua anaknya. Tapi entahlah namanya pemikiran orang dia tidak bisa menebak.Elaine mengerucutkan bibirnya, “Bagaimana bisa aku begitu menyayangi anak itu, aku memarahinya satu kali maka dia akan membalas 10 kali. Anak itu begitu pandai berbicara, dia pantas menjadi penerusmu.”“Abi ingin menjadi seorang pengacara, menegakkan keadilan.” Elaine tersenyum.Tahun ini Kaesha sudah berusia 17 tahun dan Abimanyu 11 tahun. Saat itu Reyhan datang ke kamar putrinya, dengan canggung berkata, “Bagaimana dengan sekolahmu?”“Papa.” Kaesha tidak lantas menjawab, lantaran kaget dengan sosok papanya yang masuk ke kamar. Perasaan campur aduk kini memenuhi seluruh ruangan.Reyhan tidak akan secanggung ini jika bertemu dengan Abimanyu atau sekedar mengobrol dengannya, mungkin karena Abimanyu adalah laki-laki sedangkan Kaesha adalah seorang putri yang sudah remaja. Sangat tidak baik jika dia memberikan kesan yang buruk.“Sekolah, baik Pa.”“Tahun depan kamu suda

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   176. ENDING 2 (AKHIR KEBAHAGIAAN)

    Reyhan diberitahukan seperti itu, tidak kalah paniknya dengan Elaine. Dia berlari keluar dan memanggil sopir untuk menyiapkan mobil. Setibanya di rumah sakit, Elaine didorong menggunakan brangkar. Dokter dan perawat lalu masuk melihat kondisi Elaine. Dokter mencium cairan itu dan berkata dengan gugup, “Nyonya, jangan bergerak, cairan ketuban pecah. Aku akan segera perintahkan untuk mempersiapkan ruang persalinan dan dokter kandungan yang akan menanganimu.” Setelah mendengar itu, wajah Elaine menjadi pucat. Cairan ketuban pecah itu artinya anak akan segera lahir, tapi kandungannya baru berusia 7 bulan. “Dokter, tolong lakukan yang terbaik!” Elaine memegang perutnya dengan cemas dan bibirnya bergetar hebat. Reyhan pernah mendampingi Allesia melahirkan tapi dia tidak pernah menghadapi hal seperti ketuban pecah dan lain sebagainya. Karena dia merasakan ada keanehan, dia lalu bertanya pada dokter, “Apa yang terjadi, Dok?” “Istri anda akan dibawa ke ruang persalinan karena air ketubann

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   175. ENDING 1

    “Maaf Tuan, tiba-tiba ada seorang wanita yang muncul di depan mobil. Untung saja saya cepat menginjak rem, kalau tidak hasilnya akan parah sekali.” Supir sudah berkeringat dingin karenanya.“Turun dan lihat kondisinya. Jangan menunda waktu dan cepat bereskan.” Reyhan berbicara sembari melirik jam tangannya. Sama sekali tidak ada maksud untuk ikut turun dari mobil.Supir buru-buru mengangguk, mendorong pintunya dan turun dari mobil. Di depan mobil Mercedes hitam, seorang wanita duduk dengan sangat lemah. Kulit kakinya tergores membuat dia terus saja menangis kesakitan.Ketika perempuan itu mendengar ada orang yang mendekatinya, dia langsung menatapnya dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Alhasil, rencananya gagal, yang keluar bukanlah CEO yang tadi bersamanya.“Nona, apakah tidak apa-apa?” Supir berjalan menghampirinya, lalu melihat perempuan itu dari ujung kaki ke ujung rambut. Ketika tidak menemukan luka serius pada tubuhnya, kecuali kaki yang tergores sedikit, supir itu ba

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   174. TIDAK BERHASIL

    “Hallo, Nona Elaine. Aku Audi putri kedua dari Pak Walikota. Maaf dari tadi aku belum sempat menyapa.” Audi memegang tangan Elaine.“Tuan Reyhan, apa kabar?” Audi tidak lupa menyapa Reyhan, dibandingkan dengan Andin, Audi jauh lebih agresif dan terlihat berterus terang.“Nona Elaine, sekarang kamu sudah bergabung dengan wanita kelas atas. Mari aku perkenalkan teman-temanku. Kamu pasti bisa menyesuaikan diri dengan mereka.” Dengan cepat Audi menarik tangan Elaine agar menjauh dari Reyhan.Selang waktu berjalan, Reyhan sudah menghabiskan wine yang ada di gelas. Tiba-tiba seorang pelayan datang lagi menghampirinya, dan mengatakan bahwa Elaine sedang menunggunya di lantai atas dan meminta untuk ke sana.“Tunggu, untuk apa istri saya ke atas? Ini rumah pribadi, bukan hotel yang bisa dia masuk sesuka hati.”“Nona kedua mengatakan kalau Nyonya Elaine merasa tidak nyaman pada perutnya. Dia lalu membawa Nyonya Elaine beristirahat di kamarnya.”Reyhan merasa ini cukup masuk akal, tapi sebelum i

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   173. BERTEMU DENGAN TEMAN KULIAH

    “Ceritanya sangat panjang, bahkan aku saja tidak tahu harus menceritakannya darimana.” “Ya Tuhan! Sungguh dia bahkan tidak mengundangku dalam pernikahan kalian. Apa dia sudah tidak menganggapku sebagai teman lagi?” Dania dari tadi begitu banyak pertanyaan dan Elaine tidak bisa menjawab semuanya. Dia dan Reyhan bisa dibilang memang sudah menikah, tapi pesta pernikahan dan acara lainnya bahkan belum diadakan sama sekali. “Apakah kalian menikah secara diam-diam?” Dania sungguh orang yang tidak bisa mengontrol ucapannya. “Bisa dibilang seperti itu, dan aku rasa itu juga cukup baik.” Dari ucapan Elaine, Dania bisa menyimpulkan bahwa wanita di hadapannya ini adalah wanita sederhana juga cantik. Reyhan menatap mereka dengan dingin, hatinya sudah dibakar oleh perasaan cemburu terhadap Dania yang jelas-jelas tidak sebanding dengan dirinya dilihat dari sisi manapun. Ketika Dania merasakan tatapan Reyhan, dia lalu berkata padanya, “Reyhan, kamu tidak mengundangku di hari pernikahanmu. Diam

  • Dikira Duda Miskin Ternyata Kuadriliuner   172. ROBOT BARBIE

    Di dalam sebuah ruangan, ada boneka barbie besar seukuran dirinya. Boneka itu bisa bergerak dan memberi hormat, bagaikan robot tapi sangat mirip dengan manusia sungguhan.Hanya saja ketika tahu bahwa tangan Kaesha sedang memegang remote untuk menggerakkannya, Elaine tersenyum padanya.“Nyonya, apakah ada yang bisa dibantu?” Betapa terkejutnya Elaine, ternyata robot itu bisa berbicara.“Di mana kalian mendapatkan robot seperti ini?” tanya Elaine penasaran.“Robot barbie ini didatangkan langsung dari German oleh papa. Papa sudah memesannya selama satu tahun, dan bertepatan dengan hari ulang tahun Kaesha, robot itupun selesai dirakit. Jadi papa menjadikannya sebagai hadiah untuk Kaesha.”Elaine sungguh tercengang mendengarnya, apakah mereka benar-benar tidak memiliki tempat lagi untuk menyimpan uang. Hanya ulang tahun seorang anak kecil berusia 6 tahun, apakah perlu menghamburkan uang seperti ini?Apakah putranya nanti juga akan dimanjakan hingga ke atas langit ke tujuh seperti ini? Ya t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status