Share

Hesty, pengemis?

"Mbak, semua bisa dibicarakan baik-baik," ucap Pak RT. "Ayo bubar, bubar semuanya! Ada tetangga ribut kalian malah diam saja, bubar!"

Sorak sorai para tetangga membuat Maya geleng-geleng. Eti menangis, menjerit sambil memegangi kepalanya yang hampir botak membundar karena tarikan tangan Nabila terlampau kencang sedangkan Bu Saroh memeluk putrinya seolah tengah melindungi istri kedua Satria itu dari penjahat.

"Maaf atas keributan yang saya ciptakan, Pak. Kedatangan saya kesini hanya untuk mengabarkan kalau surat gugatan cerai sudah saya kirim ke Pengadilan Agama, itu saja," jelas Nabila tenang. "Tapi dia memang wanita tidak tau diri, sudah lah merebut suami orang, menghancurkan mimpi-mimpi anak saya, eh ternyata nggak punya muka pula," cibir Nabila sengit.

"Mana ada pelakor yang punya muka," imbuh Bu Sur mengompori. "Harusnya timpuk saja kepalanya pakai batu!"

"Jaga mulutmu, Sur!" teriak Bu Saroh sengit. "Urusan kita sudah selesai, jangan kau ikut-ikutan masalah anakku lagi!"

Bu Sur me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status