Share

54. Chapter 54

Penulis: Raynasha
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-23 23:25:42

Hari ini adalah, hari di mana Damar dan juga putrinya bertolak ke Indonesia. Urusan mereka di Inggris sudah selesai.

Hal yang ingin sekali pria itu lakukan adalah, menemui Kinanti. Rasanya sudah teramat rindu dengan perempuan itu.

Begitu pula dengan Ola, sang putri. Gadis cilik itu rupanya sudah menyiapkan banyak buah tangan untuk Kinanti.

Damar tersenyum lembut, kemudian ia membelai kepala gadis kecil itu.

“Sudah siap semua?” tanya Damar pelan.

Ola mengangguk mantap. “Sudah, Pa!” serunya.

“Oleh-oleh buat Tante Kinan, juga sudah?” lagi, Damar bertanya.

“Sudah, Papa,” jawab gadis kecil itu dengan senyuman lebar, yang menghiasi wajah cantiknya. “Kalau Papa, bawa apa untuk Tante Kinan?” tanyanya.

Lagi, Damar tersenyum. “Ada, dan itu rahasia.”

“Ih, Papa curang!” seru Ola.

Damar tertawa, kemudian ia menggelitiki putrinya karena gemas. Mereka tertawa bersama di dalam kamar itu.

Sementara di luar kamar, Mega mendenhar obrolan pasangan ayah dan anak itu. Hatinya panas, karena terbak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dikontrak Cinta Dosen Duda   56. Chapter 56

    Kinanti tanpa sadar melonggarkan pelukannya kepada Ola. Ia menatap wanita yang baru saja datang itu. Perempuan itu tersenyum manis sekali, kemudian menatap ke arah Aidan. “Tolong bawakan koper saya sekalian juga ya, Dan?” pintanya. Sementara Aidan menatap sang bos, yang hanya menunjukkan ekspresi datar. Rasanya simalakama sekali, berada di tengah-tengah orang yang tidak disukai oleh bosnya. Bukan apa-apa, masalahnya barang bawaan sang bos saja sudah banyak. Lalu Aidan ketambahan harus membawa barang milik Mega juga? Kalau begini ceritanya, Aidan seperti ingin meminta bantuan Squidward yang punya banyak tangan. Tapi mana mau, Mega mengerti? Satu-satunya orang yang bisa menegur wanita itu, ya hanya bosnya saja. Lagian kenapa pula wanita itu ikut, sih? Mengerti dengan keberatan sang asisten, akhirnya Damar yang angkat bicara. “Jangan merepotkan Aidan, dia sudah banyak barang bawaan,” kata Damar—dingin.“Ya ampun Mas, cuma nitip satu koper aja masa nggak bisa?” kata Mega, sedikit

  • Dikontrak Cinta Dosen Duda   55. Chapter 55

    Kinanti tengah mematut dirinya di depan cermin. Sejak tadi, perempuan itu tak henti-hentinya mengulas senyum. Hari ini rencananya ia akan pergi ke bandara, untuk menjemput Damar dan juga putrinya. Kemungkinan mereka akan tiba di bandara sekitar pukul 10 pagi. Dan sekarang sudah pukul 8, Kinanti sedang bersiap untuk pergi ke bandara, dan menunggu Aidan datang menjemputnya. Perempuan it tersenyum saat menyemprotkan parfum ke beberapa titik, seperti leher dan juga pergelangan tangan.Dan tak berapa lama kemudian ponselnya berdenting, ada satu pesan masuk dari Aidan.[Saya sudah di depan kos ibu]Kinanti mencebik saat membaca pesan itu. “Udah dibilang, jangan panggil ibu. Masih aja!”Kemudian perempuan itu mengambil tas yang sudah ia siapkan sejak semalam, lalu beranjak dari duduknya.Saat membuka pintu ia heran dengan mobil yang dibawa oleh Aidan. Ini bukan mobil Damar, karena biasanya pria itu menggunakan sedan, tapi kali ini mobil yang dibawa oleh Aidan itu jenis mobil SUV. Yang ar

  • Dikontrak Cinta Dosen Duda   54. Chapter 54

    Hari ini adalah, hari di mana Damar dan juga putrinya bertolak ke Indonesia. Urusan mereka di Inggris sudah selesai. Hal yang ingin sekali pria itu lakukan adalah, menemui Kinanti. Rasanya sudah teramat rindu dengan perempuan itu. Begitu pula dengan Ola, sang putri. Gadis cilik itu rupanya sudah menyiapkan banyak buah tangan untuk Kinanti. Damar tersenyum lembut, kemudian ia membelai kepala gadis kecil itu. “Sudah siap semua?” tanya Damar pelan. Ola mengangguk mantap. “Sudah, Pa!” serunya. “Oleh-oleh buat Tante Kinan, juga sudah?” lagi, Damar bertanya. “Sudah, Papa,” jawab gadis kecil itu dengan senyuman lebar, yang menghiasi wajah cantiknya. “Kalau Papa, bawa apa untuk Tante Kinan?” tanyanya. Lagi, Damar tersenyum. “Ada, dan itu rahasia.”“Ih, Papa curang!” seru Ola. Damar tertawa, kemudian ia menggelitiki putrinya karena gemas. Mereka tertawa bersama di dalam kamar itu. Sementara di luar kamar, Mega mendenhar obrolan pasangan ayah dan anak itu. Hatinya panas, karena terbak

  • Dikontrak Cinta Dosen Duda   53. Chapter 53

    “Aku nggak mau!” seru Ola.Mega menghela napas, wanita itu berusaha untuk mengais sisa-sisa kesabarannya. Menghadapi keponakannya yang memang sejak dulu, tidak pernah dekat dengannya.Dan pada dasarnya memang Mega tidak pernah menyukai anak-anak. Bagi wanita itu, mereka sangat merepotkan.Ya, contohnya si Ola ini.Kalau bukan karena ingin mendekati Damar, mana mau Mega bersusah payah mendekatkan diri dengan Ola?Lebih baik ia habiskan saja waktunya di salon atau di kedai kopi.“Memangnya Ola nggak mau jalan-jalan, mumpung masih di sini?” tanya Mega. “Tante bisa ajak Ola, ke tempat favorit Mama Wulan. Hm?”Gadis kecil itu menatap Mega, matanya menyiratkan banyak tanya, tapi masih ada keraguan di sana.Mega tersenyum tipis. “Mama Wulan dulu juga suka pergi ke taman yang ada di dekat sini. Di sana ada banyak sekali bunga mawar, favorit Mama Wulan. Gimana?”Ola masih terdiam, berusaha untuk menimang tawaran Mega.Gadis cilik itu tidak menyukai sang tante, tapi ia juga penasaran dengan apa

  • Dikontrak Cinta Dosen Duda   52. Chapter 52

    Damar yang tengah berkirim pesan dengan Kinanti, mendadak menghentikan aktivitasnya. Kemudian ia menatap wanita yang kini duduk di sofa yang ada di seberangnya. “Dengan siapa aku menjalin hubungan, bukan urusan kamu,” kata Damar pelan. Wanita yang tidak lain adalah Mega—adik ipar Damar, alias adik dari mendiang istri Damar, tersenyum tipis. Ia menumpukan kaki kanannya, di atas kaki kirinya. Gerakannya begitu anggun. “Aku cuma bertanya, Mas,” balas Mega pelan. “Agak kaget sebetulnya sih, karena Mas lebih suka sama daun muda begitu.”Sementara Damar hanya diam, tidak menanggapi sama sekali. Atau mungkin lebih tepatnya, pria itu memang tidak tertarik untuk menanggapi.Melihat tidak ada reaksi dari Damar, Mega sedikit kesal. Selalu seperti itu.Sejak dulu, wanita itu selalu berusaha untuk mendekati kakak iparnya, tapi selalu gagal.Bahkan pernah, Mega berusaha untuk menggoda Damar, saat sang kakak sedang dirawat di rumah sakit.Pada intinya segala hal gila untuk mendekati Damar, suda

  • Dikontrak Cinta Dosen Duda   51. Chapter 51

    Sepanjang perjalanan pulang, Kinanti terus menangis. Hal itu tentu saja membuat Aidan panik. Bagaimana tidak panik? Ia diberi mandat oleh bos nya untuk menjaga si calon istri. Sementara sejak tadi, perempuan itu tidak berhenti menangis. Aidan sendiri tidak tahu, apa penyebab Kinanti menangis sejak tadi. “Ibu—nggak apa-apa?” tanya Aidan hati-hati. Kinanti menyeka air matanya, kemudian ia mengelap cairan yang ada di hidungnya. “Bu, kalau ada yang sakit bilang sama saya, nanti kita ke rumah sakit,” kata Aidan lagi. Tapi Kinanti hanya menggeleng pelan. Sambil terus terisak. Sementara di kursi kemudi, Aidan sudah semakin panik. Masalahnya ini taruhannya adalah nyawanya dan juga masa depannya. “Ibu—butuh sesuatu?” tanya Aidan lagi. “Enggak, Pak,” jawab Kinanti dengan suara serak. “Dan tolong, jangan panggil saya begitu. Kayak biasanya aja, saya belum setua itu.”Aidan meringis. “Kalau untuk yang itu—saya tidak berani, Bu,” ujarnya. Kening Kinanti berkerut samar. “Kenapa?” tanyanya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status