Share

Bab 17 - Berputar-putar

Author: Night Shade
last update Last Updated: 2025-05-16 02:06:15

"Gilang?"

Elok memanggil nama pria itu untuk kedua kalinya karena hanya diam ketika Elok bertanya mengenai perasaan Gilang tadi.

"Elok," panggil Gilang pada akhirnya.

"Jadi apa maksudnya?" tanya Elok bingung.

Elok hanya berpikir Gilang mungkin hanya ingin mengungkapkan rasa yang dimiliki untuk saat ini. Mungkin senang atau sedih.

"Jadi," ucap Elok ketika Gilang tidak membuka suara lagi. "Perasaan kamu saat ini maksudnya ya? Senang atau sedih. Begitu kan?"

Elok berusaha mencari sendiri jawabannya. Berusaha menerka apa yang dibutuhkan oleh Gilang saat ini.

"Elok," panggil Gilang lagi.

"Ya?" sahut Elok. "Sekali lagi cuma panggil namaku, aku tutup teleponnya."

Dia berusaha menahan kesalnya pada Gilang yang sejak tadi hanya memanggil-manggil namanya.

"Kamu nyaman bersama Damar?"

Pertanyaan itu membuat Elok mengernyit. "Kenapa memangnya?"

"Aku mau memastikan aja."

"Enggak tau." Hanya itu yang bisa Elok berikan pada pertanyaan Gilang.

Sungguh, semua benar-benar mendadak baginya. Kejadian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 17 - Berputar-putar

    "Gilang?"Elok memanggil nama pria itu untuk kedua kalinya karena hanya diam ketika Elok bertanya mengenai perasaan Gilang tadi."Elok," panggil Gilang pada akhirnya."Jadi apa maksudnya?" tanya Elok bingung. Elok hanya berpikir Gilang mungkin hanya ingin mengungkapkan rasa yang dimiliki untuk saat ini. Mungkin senang atau sedih."Jadi," ucap Elok ketika Gilang tidak membuka suara lagi. "Perasaan kamu saat ini maksudnya ya? Senang atau sedih. Begitu kan?" Elok berusaha mencari sendiri jawabannya. Berusaha menerka apa yang dibutuhkan oleh Gilang saat ini."Elok," panggil Gilang lagi."Ya?" sahut Elok. "Sekali lagi cuma panggil namaku, aku tutup teleponnya."Dia berusaha menahan kesalnya pada Gilang yang sejak tadi hanya memanggil-manggil namanya. "Kamu nyaman bersama Damar?"Pertanyaan itu membuat Elok mengernyit. "Kenapa memangnya?" "Aku mau memastikan aja.""Enggak tau." Hanya itu yang bisa Elok berikan pada pertanyaan Gilang.Sungguh, semua benar-benar mendadak baginya. Kejadian

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 16 - Mengenai Perasaan

    "Siapa, Mas?" Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk rumah. Ketegangan di dalam mobil tersebut makin terasa. "Sudah sampai, Pak, Bu." Suara supir memecah keheningan. Mata Damar yang berkilat marah membuat Elok menciut. Dia mulai takut. Walau bagaimanapun mereka masih suami istri. "Keluar." Ucapan Damar pelan akan tetapi tidak mau dibantah sama sekali. Elok menurut. Dia keluar dari dalam mobil kemudian diikut Damar. Segera pria itu mencengkeram lengan Elok lalu membawanya masuk ke dalam rumah."Mas, sakit." Elok merintih. Lengannya dicengkeram begitu kuat oleh Damar."Diam!" Damar mulai membentak. Pria itu mulai mengeluarkan tanduknya yang sejak tadi ditahannya.Damar terus membawanya ke lantai dua menuju kamar mereka. Sesampainya di dalam kamar, pria itu melempar Elok hingga jatuh terjerembab ke lantai yang dingin."Mau apa dia telepon kamu? Hah? Berani kamu hubungin Gilang? Iya?"Elok diam. Dia mundur hingga punggungnya membentur pinggiran tempat tidur. Matanya melebar meli

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 15 - Doa yang Terdengar

    “Tega banget kamu, Mas.”Elok menatap Damar yang duduk tenang di sampingnya. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan pulang menuju rumah. “Aku cuma minta kamu tes saja.” Damar berkata dengan nada datar. Matanya tidak menatap Elok sama sekali.Elok menunduk menyembunyikan air matanya. Dia teringat tadi ketika hendak menolak. Mata Damar menatapnya tajam. “Tapi kamu ancam saya, Mas.” Elok berkata lirih.Damar menoleh. “Ancam bagaimana? saya Cuma tunjukkan kondisi Ibu kamu saat ini yang sudah mulai tahap pemulihan pasca operasi. Memangnya saya ancam?”Ucapan Damar yang panjang lebar dan tanpa mau dibantah itu membuat Elok memejamkan mata. Mulutnya sudah terbuka akan tetapi tertutup lagi. Dia tidak tahu lagi harus berkata apa pada Damar. Memang, tidak ada kata mengancam dari nada ucapan Damar ketika dia menunjukkan telepon video dengan perawat yang menjaga Saraswati di Malaysia. ‘Kalau enggak di depan dokter, pastilah dia mengancamku.’ Pikir Elok.Posisi mereka sedang berada di ruanga

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 14 - Pagi Darurat

    Elok menghentikan minumnya. “Ke mana, Mas? Saya mau olahraga pagi dulu.”Elok sudah tahu ke mana arah pembicaraan Damar. Pria itu pasti ingin mengajaknya ke rumah sakit. Menjenguk Anjani. Padahal mertuanya sudah jalan tadi. ‘Apakah mereka enggak berpapasan tadi?’ pikirnya.“Cepat.” Damar kini menarik tangannya dan Elok berusaha menolak.“Ke mana? saya enggak mau ikut Mas Damar!” Elok menjangkau meja untuk berpegangan agar tidak ditarik paksa oleh Damar. Dia masih tidak mau menjenguk Anjani. Dia tahu sikapnya itu salah tetapi hatinya masih belum menerima pernikahan itu. Terlebih lagi ketika tahu Damar dan Anjani sebenarnya sudah menjalin hubungan sejak lama. Tidak akan Elok ikut. “Nanti saya cerita. Sekarang ikut. Ini darurat.”Wajah Damar yang cemas luar biasa tidak lantas membuat Elok luluh. Dia benar-benar tidak ingin datang ke rumah sakit tempat Anjani dirawat yang entah di mana. “Ke mana, Mas?” Elok bertanya lagi. Tangannya masih memegang pinggiran meja makan. Berharap meja i

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 13 - Putar Balik Fakta

    “Apa katanya?” bisik Elok heran. Langkah kakinya berhenti. fitnah macam apa itu. “Buat Gilang katanya?” bisik Elok skeptis. Mertuanya pintar sekali putar balik fakta. “Kenapa bisa kabur Gilang, Jeng Rima?” “Enggak tau,” jawaban Rima terdengar jelas di telinga Elok yang berpura-pura mengambil ponsel dari tas tangannya. “mungkin enggak mau sama Elok yang … yah … Jeng Erna tau sendiri wajahnya.” “Oh, saya ngerti.” Jeng Erna membalas. “Damar baik banget, Jeng. Kalau saya jadi Damar, enggak mau juga, Jeng. Lihat Kakaknya kabur, malah dia yang tumbalin.” “Yah, Damar memang baik dari kecil, Jeng Erna. Selalu ngalah dari Gilang.” Elok memutar matanya. “Pret,” gerutunya. Dia kemudian segera berjalan keluar dari ruangan itu. Dia tidak mau mendengar lagi fitnahan kejam untuk Gilang. “Bukan kebalik,” gerutu Elok. Dia masih kesal dengan pembicaraan dua wanita itu. “Gilang yang selalu ngalah. Bisa aja dia bawa semua barangnya. Tapi malah enggak. Ditinggal gitu aja. Apa itu namanya kala

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 12 - Malam Pesta yang Panjang

    “Ya.” Hanya itu yang dijawab Elok pada pertanyaan dari tamu undangan yang datang. Elok berpikir, malam itu akan menjadi malam yang sangat panjang baginya. Dia bahkan tidak ingin berinteraksi dengan siapa pun lagi. Dia tidak ingin mengeluarkan sepatah katapun. Matanya menatap sekeliling. Mereka kini seakan melihatnya dengan berbeda. Terlebih lagi dia duduk di pelaminan bersama dengan mertuanya. Dia memerhatikan Anjani yang sedang berbicara dengan Damar. Entah apa yang dibicara. Elok tidak peduli. “Ma, boleh saya turun? Saya lapar.” Elok berbicara lagi untuk ketiga kalinya. “Sana.” Rima akhirnya memperbolehkannya. “Terima kasih, Ma.” Perlahan Elok turun dari pelaminan itu. Sebenarnya dia tidak lapar akan tetapi dia harus makan. Dia tidak mau sakit perutnya kambuh lagi. Dia mengambil satu zuppa sup yang masih ada lalu duduk di kursi yang tersedia. Sesekali dia mengecek ponselnya. ‘Enggak ada lagi chat dari Gilang.’ Pikirnya. ‘Mungkin tidur.’ Ketika dilihatnya waktu diponsel menunj

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 11 - Pesta Sesungguhnya Dimulai

    “Di mana kamu?”Pertanyaan menggelegar itu membuat Elok menjauhkan ponsel dari telinganya. Harapannya pupus. Bukan Gilang yang meneleponnya melainkan Rima. Ibu mertuanya.“Cepat datang! tadi kamu bersama Damar kan?”Elok menghela napas. “Iya, Ma. Tapi Mas Damar tinggalin aku di mobil.”“Alah, banyak alasan! Cepat datang.”Elok melihat sekeliling. Dia bingung harus ke mana. “Tempatnya di mana, Ma? Saya ada di depan restoran hotel.”“Kamu itu!” Rima membentaknya di ujung telepon. “Diam di sana. Saya suruh Damar jemput kamu!”Tanpa menunggu jawaban dari Elok, Rima segera menutup teleponnya. Hotel itu besar. Dia bisa saja bertanya pada petugas hotel. Pasti mereka tahu tetapi Elok sedang tidak ingin melakukannya. “Kalau aku punya uang, aku lebih baik pulang.” Elok bergumam. “Enggak mau aku lihat Mas Damar dan Anjani.” Kemudian dia menghela napas pelan. Hatinya hancur berkeping-keping. Keinginan membangun rumah tangga yang penuh berkah hilang sudah. Dihapus air mata yang menitik. Dia tida

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 10 - Ternyata Pestanya Belum Dimulai

    “Enggak perlu.” Elok membuang muka. Dia tidak mau tahu mengenai rahasia apapun yang dipunyai Gilang. “Yah, sayang sekali.” Damar bersuara dengan menghela napas. “Bersangkutan dengan keturunan padahal.”Elok mengepalkan tangan. Mulut Damar benar-benar menyebalkan. Elok menoleh. Ditatapnya Damar kesal. “Mau kamu apa sih, Mas? Apa tujuannya jelek-jelekkan Gilang? Dia Kakak kamu.” Elok mencoba bersuara dengan menahan marah. Dia mencoba bicara setenang mungkin.Damar menghentikan gerakannya hendak membuka pintu mobil. Dia menatap Elok dengan mata melotot. Sejurus kemudian satu tangannya sudah mencengkeram kedua pipi Elok.“Kamu mau tahu kenapa? hah?” Mata Damar berkilat.Tiba-tiba saja jantung Elok berdebar kencang. Dia mulai takut melihat tingkah Damar. Walau begitu, dia memilih diam. Cengkeraman tangan Damar terasa sakit sekali di pipinya.“Karena dia sudah kurang ajar dekat kamu! Kamu itu istriku! Masih sah!”Nada suara Damar meninggi di dalam mobil. Kedua tangan pria itu mencengkeram

  • Dimadu Suami Dinikahi Kakak Ipar   Bab 9 - Rahasia yang Bukan Rahasia

    “Mas, jaga bicara kamu.” Elok hampir meninggikan suaranya. Dia tidak menyangka Damar akan mengatakan hal demikian. Damar tersenyum miring. Senyum melecehkan menurut Elok. “Loh, saya kan cuma bicara. Apa salah?”Elok mengepalkan tangannya. “Pikiran kamu itu yang harus diperbaiki, Mas. Jelek terus.”Damar menatapnya lagi dari atas sampai bawah. “Apa yang dilihat Gilang dari kamu sih? Enggak ada bagus-bagusnya dari atas sampai bawah.” Elok menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Damar terus saja membuat dirinya tidak nyaman. Entah apa tujuannya. Kemudian sebuah pemikiran muncul. Mungkinkah Damar ingin membuatnya tidak datang ke pesta pernikahan itu? itu tidak akan terjadi.Elok melangkah maju kemudian berjalan mendahului. “Cepat, Mas. Katanya kamu mau nikah. Nanti terlambat.”Dia tidak memedulikan panggilan Damar yang terdengar kesal. Elok tidak ingin membuat mentalnya turun hanya karena ucapan Damar yang tidak ada benarnya sama sekali. Di depan halaman rumah besar itu sudah men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status