Share

Perlu Bantuan?

Penulis: AD07
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-27 10:34:58

Lura tersenyum senang saat mencicipi masakannya untuk terakhir kali. Rasa gurih dan hangat itu menyebar di lidah, menimbulkan kebahagiaan kecil yang sulit dijelaskan. Ini pagi pertamanya menyiapkan bekal makan siang untuk Khailas, sebuah janji yang ia buat sendiri semalam, yang baginya bukan sekadar tentang makanan, melainkan tentang cinta yang ingin ia berikan dalam bentuk paling sederhana dan paling tulus.

Pagi ini ia bangun jauh lebih awal dari biasanya, bahkan sebelum matahari menyentuh jendela kamar. Meski Khailas sempat menariknya kembali ke pelukan sambil bergumam, “Jangan bangun, Allura… lima menit lagi…”—Lura hanya tersenyum pelan dan membisikkan maaf sebelum perlahan-lahan meloloskan diri dari dekapannya. Ia tahu Khailas sangat suka meringkuk di pagi hari, tapi pagi ini ia punya misi penting, menjadi istri yang membuat suaminya bangga lewat sekotak bekal makan siang.

Ia melesat ke dapur dengan jubah tidur yang ia eratkan di pinggang, langkahnya ringan meski sempat sedikit te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Leniar
Pagi yang manis dan hangat...🫠
goodnovel comment avatar
SAKURA
sweeetttt............
goodnovel comment avatar
Bhebril_
pagi yg manis buat readers dari Khailas_Lura
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Kontrak   Untuk Menguji Kesetiaanku

    Pemberitaan tentang Jelita kini seperti badai yang tak kunjung reda. Setiap hari wajahnya menghiasi layar kaca, media digital, hingga majalah gosip mingguan. Di televisi, nama Jelita disebut nyaris dalam setiap segmen infotainment. Sementara dunia maya tak kalah bising, trending topic, kolom komentar, bahkan akun-akun gosip khusus membahas kejatuhannya. Dan yang paling menyakitkan adalah, semuanya seperti bersekongkol untuk menguliti hidupnya hingga ke tulang-belulang.Lura menatap layar televisi yang menyala tanpa suara. Di sudut kanan bawah layar, wajah Jelita terpampang besar dengan headline menyakitkan, “Model Papan Atas Tersandung Skandal… Jelita dan Masa Lalu Keluarga yang Kelam.” Gambar-gambar lama Jelita muncul bersamaan dengan potongan video pendek yang entah dari mana bocornya, memperlihatkan gaya hidup mewah, pesta eksklusif, dan kalimat-kalimat arogan yang dulu dengan bangga ia ucapkan.Lura mendesah pelan, lalu bersandar di sofa dengan bantal kecil dipeluk erat di perutny

  • Dimanja Suami Kontrak   Akan Menghabisimu!

    Lura menatap ponselnya yang kembali menyala, sebuah notifikasi pesan baru dari Irene muncul di layar. Kali ini hanya satu kalimat pendek: “Lura, aku putuskan lebih baik kita bicara langsung.”Lura membaca ulang kalimat itu, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang semakin tak teratur. Pesan itu menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Apa yang begitu penting hingga Irene tak bisa menyampaikannya lewat pesan atau telepon? Apa yang membuatnya terdengar begitu mendesak, seolah waktu tak bisa menunggu?Jari-jari Lura menggenggam ponsel lebih erat. Ia masih menatap layar yang perlahan meredup, lalu padam. Matanya tidak berkedip, seolah dari sana ia berharap mendapatkan petunjuk. Jantungnya berdetak lebih cepat, bukan karena takut, tapi firasat. Firasat yang entah baik atau buruk namun cukup kuat untuk membuat tubuhnya menggigil ringan.Dan saat itu juga, suara langkah pelan terdengar mendekat.Pintu kamar terbuka perlahan. Khailas melangkah masuk dengan jas masih melekat ra

  • Dimanja Suami Kontrak   Kita Harus Bicara

    Lura duduk bersandar di ranjang empuk kamar rawat inapnya. Jendela terbuka lebar, membiarkan cahaya matahari pagi menyelinap masuk bersama angin yang lembut, menggerakkan tirai putih tipis seolah sedang menari. Di hadapannya, televisi menyala dalam mode diam, namun ada teks berjalan dan headline yang cukup jelas untuk dibaca.“Jelita Resmi Didepak dari Lima Majalah Fashion Internasional. Karier Supermodel Tanah Air Resmi Runtuh.”Lura menatap layar itu tanpa ekspresi. Di layar muncul potongan video Jelita yang terlihat lelah, wajahnya sembab, menolak menjawab pertanyaan wartawan. Di bawah tayangan, cuplikan lain menunjukkan rumah masa kecil mereka disita, halaman luas yang dulu tempat ia bermain dengan sang ibu kini dipasangi garis pembatas, dengan tulisan “Aset Dalam Sengketa.”Hening.Satu-satunya suara yang terdengar di kamar hanya hembusan AC dan detak pelan mesin infus di sampingnya.Tak ada setitik pun rasa iba di hati Lura untuk Jelita. Perempuan itu sudah terlalu jauh menyeret

  • Dimanja Suami Kontrak   Dan Sekarang..?

    Hal pertama yang menyapa Lura adalah bau rumah sakit yang khas, campuran antiseptik, ketenangan palsu, dan rasa asing yang sulit dijelaskan. Perlahan tapi pasti, kelopak matanya terbuka, penglihatannya kabur sesaat sebelum dunia mulai kembali jelas. Langit-langit putih, bunyi detak monitor, dan hembusan lembut dari ventilator menyambutnya. Ia mengedarkan pandangan perlahan. Sakit di sekujur tubuhnya masih terasa nyata. Tapi lebih dari itu, ada kesadaran samar bahwa ia selamat.Lura menoleh, dan detik itu pandangan matanya bertemu dengan tatapan yang tak asing, mata gelap itu menatapnya tanpa suara, penuh tekanan emosi yang tertahan. Khailas duduk di sana, di kursi sebelah tempat tidurnya. Wajahnya nyaris tak berubah, tetap tenang dan terjaga, tapi sorot matanya menyiratkan kekhawatiran yang dalam.Lura tersenyum pelan, air mata langsung menggenang tanpa bisa dicegah. Ia berbisik nyaris tak terdengar, “Ini… tidak mimpi, kan?”Air matanya jatuh, menyusuri pipi yang masih tampak pucat.

  • Dimanja Suami Kontrak   Meski Jantung Masih Berdetak

    Jelita mondar-mandir di depan ruang operasi. Langkahnya tidak tenang, bibirnya terus meracau, sementara matanya sembab dan wajahnya kehilangan warna. Di dalam ruangan yang disinari lampu terang, Danu sedang berjuang di atas meja operasi. Darahnya masih mengalir saat mereka tiba, dan belum ada kepastian apakah pria itu bisa selamat atau tidak.Tangis Jelita pecah lagi. Ia tidak peduli siapa yang menatapnya. Ibunya hanya bisa meraih bahunya, mencoba menenangkannya. Tapi bagaimana mungkin ketenangan datang saat semuanya di ambang kehancuran?Kuncoro, terduduk diam. Rambutnya acak-acakan, dasi dilepas, tangan gemetar. Semua kendali menguap entah kemana.Lalu suara langkah itu datang.Tegas. Berat. Penuh kuasa.Semua kepala menoleh, dan Kuncoro memejamkan mata. Badai datang. Dan seperti dugaan, pria yang lebih tua tiga tahun darinya itu muncul dengan tongkat di tangan tak membutuhkannya untuk berjalan, tapi selalu membawanya sebagai simbol kekuasaan yang tak bisa diganggu.Ia berdiri di lo

  • Dimanja Suami Kontrak   Maaf, Aku Terlambat

    Langit malam menggantung kelam tanpa bintang. Suara ombak menghantam karang di kejauhan, bersahut dengan gonggongan anjing pemburu yang semakin mendekat, menyesakkan udara di sekitar. Hutan tempat Lura bersembunyi tak lagi memberi rasa aman. Tubuhnya lemah, dingin, gemetar. Nafasnya tidak lagi teratur. Lututnya nyaris tidak mampu menyangga berat tubuh. Ia bersandar ke pohon besar, memeluk dirinya sendiri, menekan isak agar tak terdengar. Tapi air mata tetap mengalir, tanpa bisa ia hentikan.Langkah-langkah mulai terdengar. Samar, tapi jelas mendekat. Cahaya obor perlahan menyinari batang pohon di dekat tempat Lura bersembunyi. Ia menahan napas, menutup mulutnya dengan tangan gemetar. Namun tubuhnya sudah terlalu lemah untuk tetap diam dalam ketakutan. Tubuhnya mulai bergetar hebat.Dan saat cahaya itu tepat di hadapannya, ketika bayangan tinggi menjulang berdiri di depannya—Lura melihat sosok bertopeng. Hitam, besar, membungkus wajah dan tubuhnya sepenuhnya.Lura menjerit dalam bisika

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status