Chapter: Mereka MencarimuKhailash lalu meremas lembut kedua pundak Lura, jemarinya yang besar terasa hangat namun tak menekan.Ia menatap Lura melalui pantulan cermin—pandangan dalam, penuh dominasi namun tak mengandung kekerasan.“Aku sengaja pulang lebih awal,” ucapnya rendah, hampir seperti bisikan, “karena ingin makan siang bersamamu. Jangan buat aku menunggu lebih lama, hm?”Nada suaranya tak memaksa, namun penuh bobot.Lura spontan mengangkat wajah, mata membulat, lalu mengangguk cepat.“I-ya… tentu.”Ia segera bangkit dari kursinya, gerakannya sedikit terburu-buru—seolah keinginan Khailash adalah perintah mutlak yang tak boleh ditunda.Namun baru selangkah ia menjauh, tangan kuat Khailash menangkap pinggulnya dan menariknya kembali dalam rengkuhan.Lura terkesiap, tubuhnya menegang. Nafasnya tercekat oleh kedekatan mereka yang begitu mendadak. Tapi sebelum ia sempat menyusun pikiran, suara pria itu kembali menyusup ke telinganya, lembut namun menancap.“Jangan gugup… apalagi takut.”Khailash memiringka
Last Updated: 2025-05-05
Chapter: Ini, Baru Nyonya MudaDengan sabar dan telaten, kepala pelayan membuka kancing piyama Lura satu per satu. Tangannya bekerja tenang, tidak tergesa, dan sangat hati-hati.Lura sempat menahan napas, tubuhnya kaku. Meski ia tahu pelayan itu hanya menjalankan tugas, rasa malu tetap menyeruak.Namun saat mata mereka bertemu, kepala pelayan hanya menatapnya dalam, penuh pengertian, tanpa penilaian.Tatapan itu seolah berkata: “Tak perlu malu, Nyonya. Anda aman di sini.”Dan dengan sedikit anggukan kecil, Lura akhirnya melepaskan rasa canggungnya. Piyama yang lembut akhirnya terlepas dari tubuhnya yang ramping dan penuh luka.Dalam pantulan kaca besar kamar mandi, terlihat jelas bekas-bekas cambukan di punggungnya.Warna merahnya sudah memudar, tapi garis-garis panjang itu masih tampak nyata. Beberapa bagian mulai sembuh, namun tetap meninggalkan nyeri seperti bara yang belum padam.Lura menunduk, menahan rasa sesak yang kembali naik ke dada. Tapi kepala pelayan tidak bersuara apa-apa. Ia hanya memberi isyarat lem
Last Updated: 2025-05-04
Chapter: Kasih Sayang KhailashMungkin di antara semua pagi yang pernah Lura lewati dalam hidupnya—pagi-pagi penuh perintah, amarah, atau diam dingin yang mencekam di rumah keluarganya—pagi ini adalah yang paling berbeda, paling tenang, dan mungkin… paling indah.Untuk pertama kalinya, ia terbangun bukan karena teriakan, bukan karena paksaan, dan bukan karena ketakutan yang menggumpal di dada. Melainkan karena sinari matahari yang menyusup lembut lewat tirai sutra tipis, menyapa wajahnya dengan hangat.Aroma harum menguar dari sudut kamar. Perpaduan wangi lavender, bunga segar, dan kayu manis menyatu dengan kehangatan tempat tidur yang empuk. Ketika Lura membuka matanya perlahan, dunia yang menyambutnya terasa begitu asing—namun bukan dalam makna buruk. Asing yang menyamankan. Asing yang menenangkan.Dan di tengah keheningan pagi yang hampir magis itu, Lura mendapati kepala pelayan dan dua orang pelayan lainnya telah berada di dalam kamar.Mereka semua berpakaian rapi dan bergerak dengan sopan dalam koordinasi yang
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: Masihkah Kau Menganggapnya Ayah?Lura perlahan membuka mata saat bertemu tatap dengan Khailash, napasnya masih lemah, namun kesadarannya mulai pulih sedikit demi sedikit. Pandangannya kabur sesaat, tapi sosok tegap di hadapannya tak mungkin ia salah kenali.Khailash baru saja keluar dari kamar mandi, hanya mengenakan handuk putih yang melilit rapi di pinggangnya. Tetes air masih mengalir di kulitnya, membentuk jejak di otot-otot dadanya yang bidang dan perut berotot sempurna.Lura menatapnya lirih, matanya berkedip pelan, nyaris tidak percaya dengan pemandangan di depannya.Khailash berjalan mendekat dengan langkah tenang dan percaya diri. Ia menyadari bahwa Lura sudah terjaga. Dengan ekspresi tenang namun penuh penegasan, ia berkata, “Kita suami istri. Mulai sekarang, kau harus terbiasa dengan apa pun yang akan kau lihat dariku.”Kata-katanya tidak bernada keras, namun jelas. Bukan sekadar peringatan, tapi pernyataan akan kedekatan yang tidak bisa dihindari—karena ikatan mereka kini sah.Khailash lalu menunduk sedik
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: Itu SumpahkuKhailash membaringkan Lura dengan sangat hati-hati di atas ranjang besar berlapis seprai linen putih bersih. Gerakannya pelan, nyaris lembut, seolah takut menyakiti wanita yang kini telah sah menjadi istrinya.Wajah Lura masih pucat, napasnya berat dan tidak stabil. Matanya tertutup rapat, tubuhnya tak bergerak.Tanpa berkata apa pun, Khailash berdiri, lalu melepas jasnya dan melemparkan asal ke kursi di sudut ruangan. Tangan terampilnya membuka dua lapis rompi satu per satu, kemudian dua kancing atas kemejanya, membiarkan udara dingin ruangan menenangkan kulitnya yang mulai terasa tegang.Ia lalu berlutut, melepas sepatu Lura perlahan, hati-hati, sebelum menarik selimut hingga menutupi tubuh mungil istrinya yang tampak kelelahan luar biasa.Setelah memastikan Lura nyaman, ia melangkah ke arah pintu dan memanggil asistennya yang sudah menunggu di luar.“Panggilkan dokter Willi. Segera.”Nada suaranya dalam dan tegas, tidak membuka ruang tunda sedikit pun.Asisten itu segera mengangguk
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: Ia Mencium LuraTanpa ragu, ia merogoh dompetnya dan membayar tagihan taksi. Setelah itu, dengan langkah terseok, ia keluar dari mobil, menyeret koper kecilnya menuju pos pengamanan di depan gerbang.Seorang penjaga berdiri tegak di sana, mengamati kedatangannya dengan ekspresi netral.Lura tidak banyak bicara. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia mengulurkan kartu nama yang sejak tadi ia genggam erat.Penjaga itu melirik kartu nama tersebut, lalu tanpa bertanya lebih lanjut, ia menekan tombol di panel keamanan. Gerbang besar itu terbuka.“Silakan masuk, Nona. Saya bisa membawakan koper anda,” ucapnya dengan sopan.Lura menggeleng lemah. “Tidak perlu, terima kasih.”Dengan sisa tenaga yang dimilikinya, ia melangkah masuk, mengikuti jalan setapak yang mengarah ke pintu utama rumah itu.Setibanya di depan pintu, seorang pelayan paruh baya sudah berdiri menunggunya. Wajahnya ramah, tetapi tetap formal. Tanpa bertanya, pelayan itu membuka pintu dan mengisyaratkan agar Lura mengikutinya.Langkah Lura te
Last Updated: 2025-04-11