Share

Cincin Kawin

Author: Erna Azura
last update Last Updated: 2025-12-03 17:49:13

“Mau ke mana?” Suara lembut Malaikat di rumah ini bertanya.

Rex yang sosoknya sudah hampir masuk ke garasi kemudian memutar badan mendatangi sang mama yang sedang duduk di teras taman belakang.

“Eh Mama ….” Rex mendekat lalu mengecup pipi sang mama.

“Mau ke luar bentar, Papa mana Ma?” Rex mencomot kue lapis yang ada di atas meja dekat dengan cangkir teh favorite sang mama.

“Papa lagi golf, tiba-tiba di telepon pak Mentri … ah pasti tugas Negara lagi ini mah.” Mama Ayara menggerutu.

“Bagus donk Ma, proyek besar lagi pasti.” Rex mencoba menghibur.

“Eh … Kamu belum jawab pertanyaan Mama, kamu mau ke mana?”

“Itu …. “ Rex menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sedang mencari alasan.

“Mau ngemall.” Dia memang akan pergi ke sana.

“Sama siapa? Sama cewek ya?” Mama Ayara sedang dalam mode introgasi.

“Ah Mama tuh curigaan mulu,” tukas Rex tapi tidak menjelaskan juga bersama siapa dia akan pergi.

“Ya terus ngemall sama siapa?” desak mama Ayara dan kali ini beliau memastikan Rex tak aka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ami tsamarat
kira in rex bungsu nya ternyata dia punya adik juga ya.... axel nih mirip nicho nih kyx nya tingkah sebelum nicho ketemu ayara.. kan hedon bgt gaya nya ya... axel kamu gak sombong macam papa nicho dulu kan ya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dimanja Suami Kontrakku   Gosip

    Keesokan paginya, Rex berangkat kerja dengan sisa-sisa kehangatan semalam yang masih menempel di pundaknya.Momen ketika Anita bersandar di bahunya terus berputar seperti kaset rusak di kepala.“Gue harus hati-hati … kadang tangan suka impulsif, tapi gue juga enggak mau berhenti.”Rex menggeleng pelan sebelum masuk lewat lobby kantor cabang. Baru juga melangkah sepuluh meter—ia sudah merasa ada yang aneh.Orang-orang menatap.Menatap dia.Menatap jari manisnya.Dan … berbisik-bisik.Devi yang biasanya genit, pagi ini duduk kaku di meja sekretaris, tangan sibuk dengan komputer meski layar jelas dalam keadaan sleep mode.Rex menyipit.“Devi,” panggilnya singkat.Devi tersentak seperti kena setrum kecil. “P-Pak… pagi Pak!”“Kamu kenapa?”“Enggak apa-apa, Pak…” Devi tertawa kaku, suara fals. “Cuma… ya… surprise aja.”“Surprise?” Rex menaikkan satu alis. “Surprise apa?”Devi langsung menunduk dalam-dalam, jari tel

  • Dimanja Suami Kontrakku   Tidak Sekarang

    Setelah memandikan Nathan, Anita mengganti pakaian dan Rex tampak segar setelah mandi—mereka pergi ke supermarket yang letaknya tidak jauh dari komplek.Supermarket yang memiliki banyak cabang di berbagai daerah di kota Bandung itu tampak ramai mungkin karena hari ini adalah tanggal gajian.Rex menurunkan Nathan di kursi khusus bayi troli belanjaan, bayi laki-laki lucu itu tampak senang—mengayunkan kedua kakinya sambil tertawa.“Nit, jangan irit ya … beli semua kebutuhan kamu, kebutuhan Nathan dan kebutuhan di rumah … siapa tahu besok atau lusa aku harus balik ke Jakarta ….”Tangan Anita yang sudah terangkat hendak meraih susu Nathan terhenti di udara selama beberapa detik.Dia berbalik, menyimpan box susu di troli kemudian mengangguk sambil tersenyum getir.Ada rasa bersalah menyeruak di hati Rex melihat ekspresi Anita.“Nathan, enggak boleh … Kamu iseng ah.” Anita menegur Nathan yang memasukan banyak makanan ke troli.“Enggak apa-apa, mungkin dia mau ngemil sambil nonton kar

  • Dimanja Suami Kontrakku   Keluarga Kecil

    Suara ketikan laptop, dering telepon internal, dan kursi kantor yang diseret memenuhi ruang meeting lantai dua kantor cabang LZ Corp Bandung. Berkas menumpuk seperti menara kecil, dan papan kaca di dinding sudah penuh coretan alur transaksi mencurigakan.Hari ini, suasananya mulai terasa berbeda.Lebih berat.Lebih serius.Karena audit sudah masuk fase terakhir, pencocokan tanggal transaksi dan identifikasi pihak yang memanipulasi data.Rex berdiri dengan tangan menyilang, menatap layar yang diproyeksikan Bagas, auditor utama.“Pak Rex, ini tiga transaksi terakhir yang pola penyamarannya identik. Menurut saya, ini pelakunya sama,” ujar Bagas.“Cross-check sama tiket IT. Ada siapa yang login pakai akun keuangan tanggal-tanggal itu,” balas Rex.“Sudah, Pak… dan hasilnya—satu nama yang sama muncul di semua akses itu.”Suasana langsung menegang.“Apa … kita harus laporkan ke pusat sekarang?” Devi memberi ide.Rex menatap layar dengan wajah datar. “Saya mau pastikan dulu.”Baga

  • Dimanja Suami Kontrakku   Semakin Sulit Melepaskan

    “Baik,” kata petugas Dinas Sosial sambil membuka tablet. “Sekarang saya ingin memastikan beberapa hal terkait kesiapan keluarga Bapak sebagai wali Nathan.”Rex mengangguk, Anita juga.“Pertama, hubungan pernikahan kalian. Bagaimana kalian berdua menjalani kehidupan rumah tangga selama sepekan ini?”Anita menegang.Rex menautkan jari-jarinya santai di atas paha. “Sejauh ini, kami membagi tugas dengan baik. Istri saya lebih banyak mengurus kebutuhan harian Nathan karena saya bekerja. Kebetulan baru bulan depan Anita mulai mengajar offline. Tapi saya selalu menggantikan tugas ketika pulang.”Anita mengangguk cepat. “I-iya. Suami saya sangat membantu. Dia yang mandiin Nathan malam. Dia juga gantian bangun kalau Nathan rewel.”Nathan memeluk Rex seolah membenarkan pernyataan itu.Petugas tersenyum kecil.“Bagus. Dan… bagaimana komunikasi kalian?”Rex dan Anita saling menoleh—dan sama-sama pura-pura santai.“Baik,” jawab Anita.“Sangat baik sekali,” timpal Rex berlebihan.Anita

  • Dimanja Suami Kontrakku   Kunjungan Dinas Sosial

    Hujan tipis Bandung belum benar-benar berhenti sejak siang. Jalanan basah, udara lembap dan dingin menusuk masuk lewat ventilasi kantor cabang LZ Corp Bandung.Rex menatap jam tangan untuk kelima kalinya dalam sepuluh menit terakhir.16.42.“Pak Rex, ini laporan yang harus Bapak review dulu—”Devi dengan pakaian kantor menantang, berdiri di depan meja setelah tadi mengetuk pintu kemudian berjalan melenggak-lenggokan pinggangnya sambil membawa map merah muda yang sama sekali tidak dibutuhkan Rex hari ini.Rex menatap map itu, lalu menatap Devi.Pikirannya hanya satu: Home visit jam lima.Anita di rumah sendirian.Nathan kemungkinan baru bangun tidur.Dan petugas dinas pasti tepat waktu.“Taruh di meja saya. Besok saja saya periksa,” kata Rex sambil menutup laptop tanpa pikir panjang.Devi langsung mengerjapkan bulu mata palsunya yang panjang cepat-cepat, gaya genit kebiasaannya. “Besok? Tapi… Pak Rex biasanya ngecek semuanya sebelum pulang…”“Besok.” Suara Rex dalam dan teg

  • Dimanja Suami Kontrakku   Sayang yang Tulus

    “Mmm—enak!” Nathan mengulum es krim vanila yang Rex sodorkan dengan penuh dramatis, lelehan kecil mengotori dagu mungilnya.Rex tertawa pelan, matanya menatap gantian pada dua makhluk yang kini mengisi hari-harinya dengan cara paling luar biasa, Anita dan Nathan. “Ayo … suap lagi, buddy. Abisin ya nanti dimakan mami.”Anita yang duduk berhadapan dengan Rex di lantai berkarpet tebal itu mendelik manja sementara Nathan duduk di antara mereka.Dia membelai rambut Nathan sekali dua kali sambil mengunyah ice cream karena bukan hanya Nathan saja yang mendapat ice cream, tentu maminya Nathan juga.Televisi sedari pagi menyala, sempat mati ketika Nathan tidur siang, selebihnya memutar film kartun favorite bocah laki-laki itu.Dan ketika memutar lagu Baby Shark, Nathan sontak berdiri, berjoget sambil tepuk tangan.“Bosen banget aku sama lagu ini, seharian entah berapa kali diputer.” Anita mengeluh.Rex menanggapi dengan tawa pelan. “Enggak apa-apa, namanya juga bayi … kan aneh kalau dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status