Share

Bab 867

Penulis: Clarissa
Arlene yang sedang digendong Sean pun cemberut dan berkata dengan nada lembut, "Papa, ada paman aneh yang mengikuti Mama sejak kemarin, dia bilang ada orang yang ingin bertemu dengan Mama. Saat itu Mama dijemput Kakek pergi, tapi tadi aku lihat dia masih mengikuti Mama di bandara."

Setelah mengatakan itu, Arlene mengangkat tangannya yang lucu dan meletakkannya di wajah Sean yang dingin. "Papa, kamu harus melindungi Mama ya."

Kata-kata Arlene membuat Sean mengernyitkan alisnya, lalu memalingkan wajahnya ke arah Tiffany untuk memastikan kebenarannya.

Tiffany yang tidak memiliki pilihan lain lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pasrah, lalu menganggukkan kepala untuk mengiakan. "Ya. Tapi, hari ini dia mungkin bukan untuk mengikutiku, hanya kebetulan saja. Dia bilang tuannya mengenalku karena dulu kami teman sebangku."

Setelah mengatakan itu, Tiffany tersenyum dengan pasrah. "Aku nggak menanggapinya dengan serius. Saat sedang belajar di Kota Maheswari, teman-temanku semuanya pend
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Muchib Mida
sean dan Arlo harus kerja sama menyingkirkan pengganggu Tiffany
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
terus bersama dalam keadaan apapun Sean Tiffany dan twins, juga sehat selalu, Tiffany apapun masalahnya sekecil apapun itu kasih tau Sean dan Sean juga begitu apalagi yang menyangkut keselamatan bersama
goodnovel comment avatar
Iza Soares
malaikat2 kecil udah mau beraksi itu..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 869

    Tatapan Sean yang nakal membuat Tiffany kesulitan untuk berkata-kata. "Aku .... Bukan begini maksudku."Setelah mengatakan itu, Tiffany kembali mengatur kata-katanya sambil menggigit bibirnya dan mengernyitkan alis. "Maksudku ... kenapa kamu bisa menyiapkan ini di rumah?"Namun, saat secara refleks melihat ke dalam laci, ekspresi Tiffany langsung menjadi serius. "Kenapa ... segelnya terbuka?"Kotak di laci itu jelas sudah terbuka segelnya dan kurang beberapa buah juga setelah dikurangi dengan yang di tangan Sean, berarti Sean sudah menggunakannya sebelumnya. Hatinya langsung terasa dingin. Jika kotak ini bisa disimpan di meja samping tempat tidur, berarti memang Sean yang menggunakannya dan bukan milik orang lain. Jika itu memang milik Sean, Sean menggunakannya dengan siapa?Melihat tatapan Tiffany yang waspada, Sean yang langsung tahu apa yang dicemaskan Tiffany pun mengernyitkan alisnya. Dia tersenyum dan memeluk Tiffany. "Menurutmu, bagaimana aku menggunakan benda ini?"Tiffany meng

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 868

    "Arlene dan Kakak juga akan belajar dengan baik di TK," kata Arlene.Tiffany dan Sean langsung terdiam.Arlo tiba-tiba berkata, "Ikut aku ke atas, jangan buat malu di sini."Arlene membalas, "Nggak mau. Aku mau berpelukan dengan Papa dan Mama."Arlo kembali berkata, "Baiklah. Kalau begitu, aku makan sendiri coklat dari Kakek."Melihat Arlo yang benar-benar naik ke lantai atas, Arlene segera mengejar langkah Arlo. "Huhuhu .... Kak, jangan lari. Arlene mau makan coklat.""Pelan-pelan!" teriak Rika yang segera mengejar kedua anak itu, lalu menggenggam tangan Arlene di tangga agar tidak jatuh.Tiffany yang duduk di sofa langsung tersenyum saat melihat putrinya yang begitu manis dan manja. "Si bodoh ini."Namun, Sean tiba-tiba tersenyum dan berkata dengan nada bercanda, "Sama sepertimu. Putri kita mirip denganmu."Tiffany cemberut, lalu menoleh dan hendak berdebat, "Aku sudah bilang aku nggak bodoh."Namun, Tiffany tidak menyangka jaraknya dengan Sean sudah begitu dekat sampai bibirnya meny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 867

    Arlene yang sedang digendong Sean pun cemberut dan berkata dengan nada lembut, "Papa, ada paman aneh yang mengikuti Mama sejak kemarin, dia bilang ada orang yang ingin bertemu dengan Mama. Saat itu Mama dijemput Kakek pergi, tapi tadi aku lihat dia masih mengikuti Mama di bandara."Setelah mengatakan itu, Arlene mengangkat tangannya yang lucu dan meletakkannya di wajah Sean yang dingin. "Papa, kamu harus melindungi Mama ya."Kata-kata Arlene membuat Sean mengernyitkan alisnya, lalu memalingkan wajahnya ke arah Tiffany untuk memastikan kebenarannya.Tiffany yang tidak memiliki pilihan lain lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan pasrah, lalu menganggukkan kepala untuk mengiakan. "Ya. Tapi, hari ini dia mungkin bukan untuk mengikutiku, hanya kebetulan saja. Dia bilang tuannya mengenalku karena dulu kami teman sebangku."Setelah mengatakan itu, Tiffany tersenyum dengan pasrah. "Aku nggak menanggapinya dengan serius. Saat sedang belajar di Kota Maheswari, teman-temanku semuanya pend

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 866

    Karena pernikahan Xavier dan Miska sudah selesai dan Xavier sendiri juga sudah sadar, Tiffany berpikir dia harusnya bisa kembali menjalani hidupnya dengan baik. Bagaimanapun juga, dia sudah tidak masuk kerja di lembaga penelitian selama setengah bulan lebih.Namun, Tiffany tidak menyangka akan bertemu dengan pria berpakaian hitam yang semalam mencarinya di pintu keluar setelah pesawat mendarat di bandara Kota Aven."Nona Tiffany, kita bertemu lagi. Sungguh kebetulan," sapa pria berpakaian hitam itu sambil menatap Tiffany dengan tatapan yang tetap ramah."Kebetulan ya?" kata Tiffany. Dia tidak merasa pertemuan ini hanya kebetulan, dia pasti sudah diikuti.Pria itu tersenyum. "Nona Tiffany nggak perlu begitu waspada, aku datang ke Kota Aven hanya untuk mengurus tugas dari tuanku. Benar-benar hanya kebetulan."Setelah itu, pria itu tersenyum pada Tiffany. "Aku pergi dulu ya."Selesai mengatakan itu, pria itu langsung pergi meninggalkan Tiffany.Tiffany yang berdiri di tempat pun cemberut,

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 865

    Tiffany mengernyit, benar-benar tidak bisa mengingat kapan dirinya pernah punya teman sebangku yang punya latar belakang sehebat ini. Saat dia hendak menolak lagi, Bronson sudah mengemudikan mobil keluar dari area basemen.Dia menggigit bibir. Sambil menggandeng dua anaknya ke mobil, dia menoleh ke arah pria berbaju hitam di belakangnya dan berucap, "Tolong sampaikan pada tuanmu, aku masih punya urusan pribadi yang harus diurus. Kalau dia mau mencariku, serahkan saja semuanya kepada takdir."Setelah itu, Tiffany langsung membuka pintu dan masuk ke mobil.Si pria berbaju hitam mengernyit, hendak mengatakan sesuatu, tetapi mobil Bronson sudah melaju pergi."Orang tadi siapa?" tanya Bronson sambil menyetir. Suaranya terdengar tenang.Tiffany menggeleng. "Nggak kenal. Katanya, tuannya ingin bertemu denganku. Dia juga bilang dulu kami pernah jadi teman sebangku."Dia mengangkat bahu dengan tak berdaya. "Waktu aku sekolah dulu, semua teman sebangkuku adalah anak-anak dari desa sekitar Kota M

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 864

    "Jangan keras kepala ya!"Tiffany tak tahu harus tertawa atau menangis. "Ayah, bukankah dulu Ayah bilang jangan terlalu mudah berdamai dengan Sean?"Bronson mengernyit. "Memang dulu aku bilang begitu, tapi kamu juga nggak dengar. Sekarang aku sudah paham.""Seumur hidupku, aku nggak pernah menghargai waktu bersamamu dan ibumu. Itulah kenapa sekarang aku menyesal dan merasa sangat sedih.""Kamu berbeda. Kamu dan Sean masih punya masa depan yang panjang. Kalau bisa bersama terus, jangan pernah berpisah."Tiffany hanya bisa menggeleng dengan pasrah. "Sebenarnya aku berniat pulang besok."Kemudian, dia melirik Bronson dengan kesal. "Aku cuma ingin lebih lama satu hari sama Ayah. Ayah nggak senang ya? Kenapa malah usir aku?""Bukan mau usir." Bronson menarik napas dalam-dalam. "Aku juga berniat tinggalkan Kota Zimbab besok.""Tentang kebenaran insiden yang menimpa ibumu dulu dan dendam terhadap Keluarga Tanuwijaya, sudah saatnya aku menjelaskan semuanya pada orang-orang di rumah. Selain itu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status