Share

Bab 870

Penulis: Clarissa
Saat mengatakan itu, Tiffany merasa makin sedih dan air matanya juga mengalir makin deras. "Aku tahu kamu juga mungkin ada saatnya merasa nggak tahan ... tapi kenapa kamu ...."

Tiffany menyeka hidungnya dan berkata dengan terisak-isak, "Kamu pikir selama lima tahun ini aku nggak punya keinginan? Nggak punya kebutuhan seperti itu? Tapi, kalau orangnya bukan kamu, aku nggak akan melakukannya. Meskipun aku punya kebutuhan itu, aku tetap menahannya. Tapi, kamu bukan hanya mencari wanita lain, kamu juga melakukannya di atas ranjang ini ...."

Ranjang ini memiliki begitu banyak kenangannya bersama Sean saat itu. Namun sekarang, membayangkan Sean bersama wanita lain di atas ranjang ini saja sudah membuatnya merasa sangat jijik. Mengapa Sean bisa melakukannya? Merasa makin marah saat memikirkannya, dia akhirnya mulai meronta. "Lepaskan aku! Aku ...."

Sebelum selesai berbicara, Sean langsung mencium Tiffany dengan kuat. Namun kali ini, dia sama sekali tidak menikmati ciuman itu, melainkan terus
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 873

    Namun, dari percakapan antara Helen dan Athena, Tiffany sudah bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi.Kemungkinan besar, makalah yang sebelumnya dicuri atas perintah Cathy telah dimanfaatkan oleh seseorang untuk membuat masalah.Setelah menarik napas dalam-dalam, dia menepuk tangan Athena dengan lembut, memberi isyarat agar dia tenang.Detik berikutnya, Tiffany tersenyum dan menatap Helen di depannya. "Aku sudah cukup paham dengan apa yang kalian bicarakan.""Soal apakah aku benar-benar melakukan plagiarisme, itu biar tim ahli yang menilai. Aku akan pergi mencari Pak Risyad dan Pak Butomo sekarang."Setelah berkata demikian, Tiffany hendak berbalik dan pergi, tetapi Helen mengulurkan lengannya untuk menghalanginya."Tiffany, mau kabur? Nggak semudah itu!""Pak Risyad bilang waktu kamu pertama masuk ke sini, dia sebenarnya nggak setuju. Hanya karena Pak Butomo bilang kamu punya bakat khusus dan direkomendasikan oleh kenalan, kamu bisa bekerja di lembaga ini.""Tapi setelah kerja, kamu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 872

    Athena menatap Tiffany dengan ekspresi terkejut. "Dokter Tiffany? Kenapa ... kamu balik sekarang?"Setelah mengatakan itu, Athena segera menarik Tiffany ke tangga di sudut lorong seolah-olah takut terlihat orang lain. "Bukankah cutimu masih lama lagi?""Aku ...," seru Tiffany yang langsung tertegun sejenak. Padahal kemarin siang dia sudah mengabari kepala lembaga bahwa dia ingin mengakhiri masa cutinya. Semalam Athena dan rekan lainnya juga sempat membahas tentang acara penyambutan di obrolan grup. Mengapa sekarang Athena malah terlihat seperti tidak tahu dia akan kembali?"Dokter Tiffany, masa cutimu belum habis, kamu harusnya menikmati masa liburanmu. Kenapa kamu malah datang ke lembaga penelitian?"Setelah mengatakan itu, Athena mengedipkan matanya dan bahkan mulai membujuk Tiffany untuk pulang, "Sekarang sedang nggak ada pekerjaan di lembaga penelitian. Kamu dan tunanganmu baru saja bertunangan, seharusnya menikmati waktu berdua."Setelah itu, Athena mulai mendorong Tiffany ke arah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 871

    Dikarenakan sudah mengambil cuti selama dua minggu, Tiffany awalnya berencana untuk berangkat kerja lebih awal keesokan paginya. Namun, rencana selalu berubah dengan cepat.Setelah menahan diri berhubungan suami istri dengan Sean terlalu lama, malam itu semua tenaga Tiffany benar-benar dikuras habis Sean setelah kembali tidur di ranjang besar kamar tidur itu. Akibatnya, dia tidur nyenyak sampai keesokan siangnya. Saat bangun, dia melihat Sean sudah mengantar kedua anak ke TK dan sekarang sudah menindih tubuhnya."Sayang," panggil Sean.Mendengar Sean yang memanggilnya sayang dengan begitu mesra dan menindih tubuhnya, Tiffany langsung memiliki firasat buruk. Ternyata, firasatnya memang benar karena Sean sudah mulai olahraga paginya sebelum dia sempat bereaksi. Saat Sean akhirnya mengangkat tubuhnya yang lemas dari dalam bak mandi, waktu sudah menunjukkan jam sebelas siang lebih.Setelah susah payah mengambil ponselnya dan melihat jam, Tiffany langsung menjerit, "Sean, dasar berengsek!"

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 870

    Saat mengatakan itu, Tiffany merasa makin sedih dan air matanya juga mengalir makin deras. "Aku tahu kamu juga mungkin ada saatnya merasa nggak tahan ... tapi kenapa kamu ...."Tiffany menyeka hidungnya dan berkata dengan terisak-isak, "Kamu pikir selama lima tahun ini aku nggak punya keinginan? Nggak punya kebutuhan seperti itu? Tapi, kalau orangnya bukan kamu, aku nggak akan melakukannya. Meskipun aku punya kebutuhan itu, aku tetap menahannya. Tapi, kamu bukan hanya mencari wanita lain, kamu juga melakukannya di atas ranjang ini ...."Ranjang ini memiliki begitu banyak kenangannya bersama Sean saat itu. Namun sekarang, membayangkan Sean bersama wanita lain di atas ranjang ini saja sudah membuatnya merasa sangat jijik. Mengapa Sean bisa melakukannya? Merasa makin marah saat memikirkannya, dia akhirnya mulai meronta. "Lepaskan aku! Aku ...."Sebelum selesai berbicara, Sean langsung mencium Tiffany dengan kuat. Namun kali ini, dia sama sekali tidak menikmati ciuman itu, melainkan terus

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 869

    Tatapan Sean yang nakal membuat Tiffany kesulitan untuk berkata-kata. "Aku .... Bukan begini maksudku."Setelah mengatakan itu, Tiffany kembali mengatur kata-katanya sambil menggigit bibirnya dan mengernyitkan alis. "Maksudku ... kenapa kamu bisa menyiapkan ini di rumah?"Namun, saat secara refleks melihat ke dalam laci, ekspresi Tiffany langsung menjadi serius. "Kenapa ... segelnya terbuka?"Kotak di laci itu jelas sudah terbuka segelnya dan kurang beberapa buah juga setelah dikurangi dengan yang di tangan Sean, berarti Sean sudah menggunakannya sebelumnya. Hatinya langsung terasa dingin. Jika kotak ini bisa disimpan di meja samping tempat tidur, berarti memang Sean yang menggunakannya dan bukan milik orang lain. Jika itu memang milik Sean, Sean menggunakannya dengan siapa?Melihat tatapan Tiffany yang waspada, Sean yang langsung tahu apa yang dicemaskan Tiffany pun mengernyitkan alisnya. Dia tersenyum dan memeluk Tiffany. "Menurutmu, bagaimana aku menggunakan benda ini?"Tiffany meng

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 868

    "Arlene dan Kakak juga akan belajar dengan baik di TK," kata Arlene.Tiffany dan Sean langsung terdiam.Arlo tiba-tiba berkata, "Ikut aku ke atas, jangan buat malu di sini."Arlene membalas, "Nggak mau. Aku mau berpelukan dengan Papa dan Mama."Arlo kembali berkata, "Baiklah. Kalau begitu, aku makan sendiri coklat dari Kakek."Melihat Arlo yang benar-benar naik ke lantai atas, Arlene segera mengejar langkah Arlo. "Huhuhu .... Kak, jangan lari. Arlene mau makan coklat.""Pelan-pelan!" teriak Rika yang segera mengejar kedua anak itu, lalu menggenggam tangan Arlene di tangga agar tidak jatuh.Tiffany yang duduk di sofa langsung tersenyum saat melihat putrinya yang begitu manis dan manja. "Si bodoh ini."Namun, Sean tiba-tiba tersenyum dan berkata dengan nada bercanda, "Sama sepertimu. Putri kita mirip denganmu."Tiffany cemberut, lalu menoleh dan hendak berdebat, "Aku sudah bilang aku nggak bodoh."Namun, Tiffany tidak menyangka jaraknya dengan Sean sudah begitu dekat sampai bibirnya meny

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status