Share

9 Putra Kaisar Yang Gagah

Author: Strawberry
last update Last Updated: 2025-02-27 07:58:21

Ruang megah itu masih dipenuhi keheningan.

 Arcelia bisa merasakan jantungnya berdegup kencang, begitu keras hingga dia hampir yakin semua orang di ruangan ini bisa mendengarnya.

Satu per satu, sembilan pangeran yang berdiri di hadapannya bergerak maju.

Langkah mereka tenang, penuh percaya diri, seolah sudah terbiasa mengendalikan segalanya. Ada aura mengintimidasi yang begitu alami terpancar dari mereka, mengingatkan Arcelia bahwa meskipun mereka kini dalam wujud pria rupawan, mereka tetaplah monster.

 Mereka tidak sepenuhnya manusia.

Dan sekarang mereka adalah suaminya. Tunggu, apa tidak salah? Tidak adakah yang bisa menjelaskan semua ini apa maksud dari ‘suami’ di sini?

 Arcelia menguatkan dirinya saat pangeran pertama mendekat.

 Dia adalah pria dengan mata keemasan dan rambut sehitam malam—dialah naga hitam tadi. Dengan gerakan anggun, dia meraih tangan Arcelia, membungkuk sedikit, dan menekan bibirnya pada punggung tangannya.

 Sentuhannya panas, membuat Arcelia nyaris tersentak.

 "Sebuah kehormatan," suaranya dalam dan beresonansi, seolah membawa jejak api yang masih menggelegak di dalam dirinya.

 Setelah dia mundur, pangeran kedua melangkah.

 Si serigala perak.

 Sorot matanya tajam, nyaris menguliti, membuat bulu kuduk Arcelia berdiri sebelum dia bahkan menyentuhnya. Bibirnya yang tipis menyunggingkan senyum samar saat dia menggenggam tangan Arcelia, dan alih-alih mencium dengan sopan seperti kakaknya, dia menelusuri jemari Arcelia dengan ibu jarinya sebelum akhirnya menekan bibirnya di sana—lembut, namun terasa lebih seperti tanda kepemilikan daripada kesopanan.

 Arcelia merasakan udara di sekitarnya semakin menekan.

 Pangeran ketiga—sang iblis bertanduk—mendekat dengan ekspresi dingin, nyaris tanpa emosi. Dia tidak berkata apa pun saat mencium punggung tangan Arcelia, tetapi mata merahnya seakan menguliti jiwanya.

 Arcelia mulai merasa ada pola dalam interaksi mereka.

 Namun begitu pangeran keempat melangkah maju, pola itu hancur.

 Sang elf berambut perak tidak hanya mencium punggung tangannya, tetapi dia juga membiarkan bibirnya sedikit terbuka, memberikan sensasi hangat yang membuat Arcelia refleks menarik tangannya.

 Pangeran itu tersenyum tipis. Sylas yang pandai memanipulasi.

 "Maaf," katanya dengan nada yang jelas tidak menunjukkan penyesalan. "Aku hanya ingin memastikan bahwa kulit Yang Mulia terasa sama lembutnya dengan yang terlihat."

 Arcelia menegang.

 Saat berikutnya, pangeran kelima—si orc besar—menggenggam tangannya, mencium punggungnya dengan kasar, seolah tidak terbiasa dengan kelembutan.

 Kemudian, pangeran keenam mendekat—sang goblin.

 Arcelia sudah bersiap untuk ciuman biasa, tapi begitu bibir pangeran itu menyentuh kulitnya, sesuatu yang dingin dan basah menjilat punggung tangannya.

 Arcelia tersentak.

 Dia hampir menarik tangannya secara refleks, tetapi genggaman pangeran itu erat.

 "Tidak perlu takut, Yang Mulia," kata pangeran goblin dengan nada licik. "Aku hanya ingin menikmati aroma ratu kami sedikit lebih lama."

 Arcelia menggigil ngeri.

 Dia menahan napasnya saat pangeran ketujuh, kedelapan, dan kesembilan mendekat secara bergantian.

 Masing-masing dari mereka memiliki cara tersendiri untuk menyentuhnya, tetapi ada satu kesamaan yang tidak bisa Arcelia abaikan—mereka semua menunjukkan minat.

 Bukan hanya ketertarikan fisik, tetapi sesuatu yang lebih dalam.

 Seolah mereka melihatnya sebagai teka-teki yang harus dipecahkan, atau mungkin… sesuatu yang harus dimiliki.

 Arcelia mulai merasa sesak.

 Dia harus mengingatkan dirinya sendiri bahwa ini bukanlah dunia manusia.

 Di dunia ini, perasaan manusia tidak selalu menjadi pertimbangan utama.

 Dan kini, dia harus mencari cara untuk bertahan.

Tapi bagaimana caranya?

 Apakah dia harus melayani mereka semua?

 Apakah ada cara lain bagi iblis untuk berkembang biak selain melalui persetubuhan?

Pertanyaan itu berputar-putar di kepalanya, membuatnya semakin resah. Oh, tidak!! Jika itu benar, itu bukan hal yang baik. ‘Tidak adakah yang bisa menjelaskannya padaku?’

 Namun, lebih dari segalanya, ada sesuatu dalam tatapan para pangeran ini yang membuatnya semakin waspada.

 Mereka bukan hanya pria tampan yang kini menjadi suaminya.

 Mereka adalah monster yang penuh rahasia.

 Dan masing-masing dari mereka… memiliki motif tersembunyi.

 Arcelia memasang alarm dalam dirinya.

 Dia harus berhati-hati.

 Sebab meskipun dia kini bergelar Ratu, bukan berarti dia benar-benar berkuasa di antara para iblis ini. Dan dia tidak merasa kalau dirinya seorang iblis. Dia tetap manusia yang memiliki batasan moral.

Arcelia berdiri di tengah ruangan megah, tubuhnya masih terasa kaku dengan jubah merah darah yang menyelimuti tubuhnya. Cahaya dari ribuan lilin yang tergantung di langit-langit melayang seperti bintang-bintang yang berpendar, memberikan nuansa mistis yang seakan semakin menekankan bahwa tempat ini bukanlah dunia manusia.

Tatapan sembilan pangeran iblis itu masih tertuju padanya.

 Mereka tidak berbicara, hanya berdiri dalam keheningan yang nyaris menyesakkan. Namun, dalam tatapan mereka ada banyak hal yang tersembunyi—keingintahuan, ketertarikan, dan sesuatu yang lebih dalam yang belum bisa Arcelia pahami.

 Di antara kesembilan pangeran itu, tiga di antaranya menarik perhatian Arcelia lebih dari yang lain; Naga, Srigala dan Vampir.

 Naga dengan rambut hitam keemasan itu berdiri tegap, posturnya tinggi dengan bahu yang lebar dan tubuh yang terlihat begitu kuat. Sorot matanya tajam seperti mata elang, memancarkan aura keagungan yang menekan siapa pun yang berada di dekatnya.

Kaelthor—sang naga hitam.

 Arcelia bisa merasakan hawa panas samar yang menguar dari tubuhnya, seperti sisa-sisa bara api yang tersembunyi di balik permukaan tenang. Dia bukan pria yang suka bicara, tapi tatapannya cukup untuk mengungkapkan segalanya.

Penguasa api dan langit yang sombong serta penuh dominasi.

 Saat dia berjalan mendekat, langkahnya penuh percaya diri, auranya begitu kuat hingga udara di sekitar Arcelia terasa lebih berat.

 "Ratu," suaranya dalam dan bergemuruh, seolah berasal dari kedalaman bumi. "Aku tidak tahu apakah kau harus merasa beruntung atau justru celaka."

 Dia meneliti wajah Arcelia, mata keemasannya menyelidik seakan ingin menembus hingga ke dasar jiwanya.

 Ada sesuatu yang mendebarkan dalam tatapan itu.

 Seolah dia adalah raja yang terbiasa mendapatkan apa pun yang dia inginkan—dan kini, dia menginginkan Arcelia.

Sang Serigala: Kael, Pangeran Bulan yang Liar dan Menggoda

 Kael—sang serigala perak.

 Tatapannya tajam dan penuh perhitungan, bibirnya yang sedikit melengkung dalam seringai jahil memperlihatkan taring samar yang mengintip di sudut bibirnya.

Pemburu bayangan yang senang bermain-main dengan mangsanya.

Tidak seperti naga yang terkesan keras dan mendominasi, Kael lebih santai, tetapi ada sesuatu dalam caranya bergerak yang membuat Arcelia tetap waspada.

 "Jangan terlalu tegang, Ratu," katanya dengan suara rendah yang terdengar sedikit menggoda. "Kami tidak akan menggigit… kecuali jika kau menginginkannya."

 Dia mendekat, terlalu dekat.

 Aroma khas hutan dan tanah basah menguar dari tubuhnya, seolah dia baru saja kembali dari perburuannya di tengah malam.

 Arcelia menahan napas ketika jari-jari Rael terulur, menyentuh dagunya dengan gerakan santai, tetapi matanya menunjukkan sesuatu yang lebih dari sekadar keisengan.

 "Matamu terlalu polos," bisiknya, menyelidik dalam iris mata Arcelia yang jernih. "Aku penasaran, berapa lama kepolosan itu bisa bertahan di tempat ini?"

 Arcelia mengertakkan giginya, menepis sentuhannya. Kael hanya terkekeh pelan, seolah dia menikmati reaksinya.

 Dia bukan pria yang akan memaksa—tidak seperti naga—tapi dia juga bukan pria yang akan melepaskan sesuatu yang menarik perhatiannya.

 Dan kini, Arcelia telah menarik perhatian itu.

Sang Vampire: Lucien, Pangeran Malam yang Ramah dan Misterius

 Arcelia tidak menyangka akan menemukan satu di antara mereka yang terlihat ramah, tetapi saat pria dengan rambut hitam kebiruan itu melangkah maju, dia bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari yang lain.

 Lucien—sang vampir malam.

Pria yang penuh kelembutan, tapi menyimpan sesuatu di balik senyumnya.

 Berbeda dengan yang lain yang penuh dominasi dan godaan, Lucien tersenyum tipis, membungkuk sedikit dengan sikap sopan yang lebih mirip seorang bangsawan sejati.

"Tidak perlu takut, Yang Mulia," suaranya lembut, tetapi dalam. "Kami mungkin monster, tetapi kami tahu bagaimana memperlakukan Ratu kami."

 Dia mengambil tangan Arcelia dengan gerakan anggun, menempelkan bibir dinginnya pada punggung tangannya dengan penuh kelembutan.

Tidak ada tekanan.

 Tidak ada ketergesaan.

 Hanya sentuhan yang dingin seperti embun malam, tetapi justru karena itu Arcelia bisa merasakan bahwa dia sangat berhati-hati.

 Lucien tidak ingin menakutinya.

 Tapi justru itulah yang membuat Arcelia semakin waspada.

 Karena seseorang yang terlalu lembut di tengah lingkungan penuh monster bisa saja menyimpan rahasia yang paling berbahaya.

 Kaelthor dengan dominasi dan keagungannya yang membuatnya ingin tunduk namun juga melawan.

Rael dengan kebebasan dan sifat liarnya yang tidak bisa ditebak.

Lucien dengan kelembutan yang seakan menyelimuti, tetapi penuh misteri.

 Mereka berbeda, tetapi semuanya memiliki satu kesamaan—mereka tertarik padanya.

 Dan itu membuat Arcelia tidak nyaman.

 Dia bukan siapa-siapa sebelumnya.

Gadis sialan yang dibuang keluarganya, yang dianggap pembawa malapetaka.

 Tapi sekarang…

 Dia adalah Ratu di dunia iblis.

 Dan para monster ini—entah itu takdir atau kutukan—semuanya telah memilihnya.

 Namun, pilihan apa yang sebenarnya Arcelia miliki?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Razi Maulidi
yuk lanjut kk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Ratu Sang Penyeimbang

    Istana Kristal Aeloria Lumira bersinar dalam bias keemasan. Dindingnya memantulkan cahaya matahari abadi yang tidak berasal dari langit, melainkan dari inti dimensi itu sendiri. Air bening mengalir dari dinding seperti tirai cahaya, dan bunga-bunga emas yang tidak layu tumbuh dari lantai kristal, menyanyikan lagu lembut dalam bahasa roh.Di tengah ruangan, Arcelia duduk bersila, tubuhnya melayang sedikit dari tanah, dikelilingi lingkaran sihir bercahaya ungu dan biru. Aura spiritualnya mulai menyesuaikan frekuensi alam Aeloria.Aurelitha berdiri tak jauh, mengawasi dengan tenang. Wajahnya tenang, namun matanya mengamati detik demi detik proses penyatuan Arcelia dengan energi leluhur. Di sekeliling, roh-roh tua mulai muncul—makhluk transparan yang wajahnya menyimpan kebijaksanaan zaman yang telah lama terlupakan.“Dia akan diuji,” ucap salah satu roh tua. “Bukan oleh kami… tetapi oleh dirinya sendiri.”Dalam keadaan trans-meditatif, Arcelia mendapati dirinya berada di dataran putih tan

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Ratu Sang Penyeimbang

    Istana Kristal Aeloria Lumira bersinar dalam bias keemasan. Dindingnya memantulkan cahaya matahari abadi yang tidak berasal dari langit, melainkan dari inti dimensi itu sendiri. Air bening mengalir dari dinding seperti tirai cahaya, dan bunga-bunga emas yang tidak layu tumbuh dari lantai kristal, menyanyikan lagu lembut dalam bahasa roh.Di tengah ruangan, Arcelia duduk bersila, tubuhnya melayang sedikit dari tanah, dikelilingi lingkaran sihir bercahaya ungu dan biru. Aura spiritualnya mulai menyesuaikan frekuensi alam Aeloria.Aurelitha berdiri tak jauh, mengawasi dengan tenang. Wajahnya tenang, namun matanya mengamati detik demi detik proses penyatuan Arcelia dengan energi leluhur. Di sekeliling, roh-roh tua mulai muncul—makhluk transparan yang wajahnya menyimpan kebijaksanaan zaman yang telah lama terlupakan.“Dia akan diuji,” ucap salah satu roh tua. “Bukan oleh kami… tetapi oleh dirinya sendiri.”Dalam keadaan trans-meditatif, Arcelia mendapati dirinya berada di dataran putih tan

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Kekuatan Iblis Tua

    Azrael berdiri dari singgasananya. Jubah hitam legamnya berkibar ringan saat ia berjalan menuju balkon tinggi tempat ia biasa memandang dunia bawah yang terbentang luas di bawah kakinya. Namun hari ini, pemandangan itu terasa seperti jurang. Dalam dan sunyi."Pertemuan darurat?" gumamnya datar, namun sorot matanya menggelap. "Tentu saja... mereka tak akan tinggal diam."Ia melangkah melewati koridor, iring-iringan penjaga mengikuti dari kejauhan tanpa berani menyapa. Semua merasakan tekanan dari aura Kaisar hari ini. Dingin dan mengguncang.Langkahnya akhirnya tiba di Ruang Pertemuan Hitam—tempat berkumpulnya para tetua, penasihat, dan perwakilan klan tertua di dunia bawah. Begitu ia membuka pintu besar berukir tengkorak dan akar iblis, percakapan yang semula riuh langsung terhenti. Semua menunduk memberi penghormatan.Azrael menatap tajam ke sekeliling ruangan. Para bangsawan dari ras bayangan, penyihir kabut, hingga jenderal dari kaum iblis bersayap gelap hadir di sana. Wajah-wajah

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Meninggalkan Singgasana

    Angin kencang menampar wajah Kaisar Azrael dan juga Pangeran Api, Pyrion, langit mendung bergulung kelam di atas tebing curam tempat mereka berdiri. Petir sesekali menyambar, seolah menandai ketegangan antara dua makhluk terkuat Dunia Bawah."Kalau Kaisar sudah tidak menginginkannya, lepaskan!" bentak Pyrion dengan suara membara seperti lava yang mengalir. "Jangan sakiti dia dengan janji palsu dan mulut manismu!"Azrael mengangkat dagunya, sorot matanya dingin namun tajam. "Apa maksudmu? Aku tidak pernah meninggalkannya, tidak pernah berhenti mencintainya." Tangannya mengepal kuat, menahan amarah yang membuncah, “berani kamu berkata seperti itu kepada Ayahmu!.”Pyrion maju selangkah, aura apinya bergetar di udara. "Kau tidak sadar, kan? Selama kau di singgasana itu, kau akan terus menyakiti Arcelia. Kau tak bisa lepas dari sistem istana dan semua selirmu. Arcelia terlalu lembut untuk menerima semua itu!"Azrael tertawa kecil, namun bukan karena senang—lebih seperti rasa pahit yang ter

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Hilangnya Ratu

    Kaisar Azrael duduk gelisah di singgasananya yang dingin. Matanya menatap nanar ke arah pintu paviliun Ratu yang kosong. Hatinya diliputi kecemasan yang membuncah, terlebih setelah mengetahui bahwa Arcelia tak berada di tempatnya sejak pagi.“Arcelia… ke mana kau pergi?” gumamnya lirih, jari-jarinya mengepal.Ia menyesal. Menyesali ucapannya, tindakannya, bahkan napasnya pagi itu. Arcelia sudah bersikap lembut—terlalu lembut, seperti menyembunyikan sesuatu—dan kini dia menghilang.Laporan dari Lira hanya membuatnya semakin khawatir. “Yang Mulia,” ujar Lira dengan gugup, “Ratu… pergi tanpa pamit. Saya sempat melihat beliau melangkah ke luar lewat jendela menembus awan, sendirian.”Wajah Azrael menegang. “Kenapa kau tak menghentikannya?”“Saya pikir beliau hanya ingin menyendiri… seperti biasanya,” jawab Lira dengan kepala tertunduk. “Saya mohon maaf.”Azrael berdiri dari singgasana, tubuhnya dipenuhi energi yang tak tenang. “Tidak. Ini salahku. Aku membuatnya menjauh.”Tapi sebagai Kai

  • Dinikahi Kaisar Iblis dan 9 Putranya   Aeloria Lumira Surga Tersembunyi

    Aurelitha mengantarkan Arcelia ke sebuah tempat yang terasa seperti surga tersembunyi di balik kelopak dunia. Di sana, alam bernafas dalam harmoni—angin berembus lembut membawa aroma bunga liar, sementara suara gemericik air mengalun seperti musik dari zaman yang telah dilupakan.Di tengah hamparan padang berbunga emas, berdirilah Istana Kristal. Bangunannya memantulkan cahaya mentari yang menembus kabut, dinding-dindingnya transparan berkilauan, dan atapnya seperti dibentuk dari kelopak langit yang membeku. Saat Arcelia melangkah masuk, seluruh tubuhnya merasakan ketenangan luar biasa, seolah seluruh beban yang mengendap di hati perlahan terangkat.“Tempat ini akan membantumu membuka gerbang energi spiritual dalam tubuhmu,” bisik Aurelitha sambil tersenyum. “Di sini tak satupun makhluk merasakan lapar, mengantuk, lelah, semua yang bersifat keduniawian. Jadi, itulah tujuan Ratu di sini.”Arcelia duduk di tengah ruangan berbentuk lingkaran, lantainya dari batu kristal bening berkilau.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status