Share

Hari pertama

Penulis: Neny nina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-16 15:18:08

"ini kamar mu nak Azizah. Kamu letakkan tas kamu, lalu kamu ikut saya," titahnya.

Azizah melihat kamar berukuran tiga kali empat meter, yang di dalamnya sudah ada spring bed, kipas angin, televisi dan juga kamar mandinya. Bagi Azizah, kamar itu bahkan lebih bagus dibandingkan dengan kamarnya.

Setelah meletakkan tasnya di atas spring bed,Mak Icun membawa Azizah menaiki anak tangga. Azizah menurut saja dengan ucapan Mak Icun hingga dia sampai di suatu kamar lalu berhenti. "Kamu lihat pintu itu?"

"Ya, Mak."

" Ini adalah kamar tuan muda Yanto. Kamu akan bertugas membersihkan kamarnya dan menyiapkan kebutuhan tuan muda." "Sekarang kamu ikut aku ke dapur," titahnya.

Azizah hanya mengekor, meski di dalam hatinya bertanya-tanya, kenapa hanya kamar tuan muda yang dikasih tahu, sementara kamar yang lain tidak.

"Tunggu ... Tunggu.... Yanto?!" Kok namanya sama dengan laki-laki yang mengantar aku ke sini? Apa dia orangnya atau cuma kebetulan namanya sama?! Ah iya. Di dunia ini ada banyak orang yang bernama Yanto," batin Azizah.

"Ayo.... Kok malah bengong!" Azizah kaget saat Mak Icun membuyarkan lamunannya.

Saat dia ke dapur bersama Mak Icun, tanpa sengaja dia mendengar percakapan antara Anita dengan seorang lelaki. "Kamu sudah pertimbangkan saran Mama, Yan? Ingat! Waktu yang Mama kasih tinggal satu bulan lagi. Jika dalam waktu sebulan Mama tidak mendapatkan kabar yang baik, maka kamu harus menuruti saran Mama."

"Iya, Ma. Yanto ngerti."

"Kok bisa sama ya, nama anak Nyonya Anita dengan orang yang hampir menabrakku tadi? Dan suaranya juga agak mirip," batinnya.

Azizah berusaha untuk mengedarkan pandangannya ke Sember suara. Jika dia dapat melihat wajah orang ini, rasa penasaran dihatinya akan hilang. Tapi baru saja ia celingukan sambil berjalan, suara Mak Icun sudah mengagetkannya, sehingga perhatiannya teralihkan ke Mak Icun.

"Sekarang kamu buat sarapan untuk tiga orang," suruh Mak Icun saat dia sampai di dapur.

Karena Mak Icun buru-buru untuk mengerjakan pekerjaan yang lain, dia lupa memberitahu sarapan apa yang akan dibuat. Akhirnya Azizah membuat sarapan nasi goreng dengan bahan-bahan yang sudah ada di lemari pendingin.

Makanan sudah tersedia di meja makan. Aromanya yang harum menggugah selera penghuni rumah. Adi Bimantara sudah lebih dulu mencicipi nasi goreng buatan Azizah. "Emm, Ini enak banget. Kalian coba deh," suruhnya kepada anak dan istrinya.

Yanto dan Anita sangat jarang makan makanan berminyak di pagi hari. Tapi karena tidak enak hati menolak kata-kata Adi Bimantara sebagai kepala keluarga, mereka mengisi piring mereka dengan satu sendok nasi goreng, lalu mencicipinya.

Ternyata rasanya memang enak, hingga mereka menambah porsi piring mereka.

"Siapa yang masak ini? Gak biasanya kita makan seenak ini," tanya Adi.

"Azizah, Pa.... Dia baru mulai bekerja hari ini di rumah kita," Terang Anita.

"Kalau begitu, dia harus sering-sering masak, Mah...."

"Iya, ya Pa.... Menurut kamu gimana, Yan?"

"Lumayan, Ma...."

"Ini bukan lumayan lagi, tapi benar-benar enak," ujar Adi Bimantara.

Selanjutnya hanya suara denting piring dan sendok yang terdengar. Sesekali disela oleh percakapan kecil mereka.

Percakapan mereka di meja makan tidak berlangsung lama, karena suami dan anak Anita harus pergi ke kantor.

Anita merasa kesepian ditinggal suami dan anaknya. Dia bosan hanya di rumah tanpa ada kegiatan. Akhirnya dia memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan berbelanja ke mall.

"Azizah...."

"Ya, Nyonya."

"Kamu sudah sarapan?"

"Sudah Nyonya, tadi saya sarapan di dapur."

"Sekarang kamu mandi, terus ganti baju. Kamu temanin saya ke mall ya," suruhnya.

"Siap Nyonya." Bergegas Azizah untuk mandi dan bersiap-siap menemani Anita berbelanja. Sebetulnya pagi-pagi sekali dia sudah mandi, tapi karena dia kembali berkeringat dia pun mandi lagi untuk menyegarkan tubuhnya.

Akhirnya mereka sampai di sebuah Mall terbesar di kota itu. "Kamu coba pakai baju ini," suruh Anita kepada Azizah.

"Saya, Nya?" tanya Azizah untuk memastikan.

"Iya, kamu," jawab Anita sambil menyerahkan satu stel baju yang di bandrolnya tertera angka yang pantastis.

"Saya takut nanti bajunya rusak, Nya," tolak Azizah.

"Gak akan rusak, kamu coba aja. Kalau rusak nanti saya yang bayar," suruhnya meyakinkan Azizah.

Dengan terpaksa Azizah mencoba baju itu di kamar pas. Setelah itu ia keluar untuk memperlihatkannya kepada Anita. Sampai lima stel baju yang ia coba, semua dibayar oleh Anita.

"Yang ini tidak perlu di ganti lagi," katanya saat Azizah mencoba baju yang ke lima.

Setelah membayar semuanya, Anita mengajaknya untuk ke restoran yang ada di lantai atas.

"Azizah, sekarang sudah jam makan siang. Sebaiknya kita ajak Yanto untuk makan siang bersama," ujarnya seraya menarik bangku untuk duduk di salah satu meja.

"Saya ngikut aja, Nya."

"Kamu cantik sekali pakai baju itu, Azizah."

"Nyonya.... Dari tadi Nyonya bilang begitu. Saya jadi tersanjung Nyonya. Tapi Nya, kalau saya pakai baju ini lama-lama, nanti bisa kotor. Nanti orang yang mau Nyonya hadiahi gak mau lagi menerima, bagaimana?"

"Hahaha...."

"Kok Nyonya tertawa?"

"Karena kamu terlihat lucu saat sedang cemas. Baju itu memang untukmu, Azizah. Jadi gak usah cemas," ucapnya dengan senyum yang belum lepas dari bibirnya.

"Lha.... Kenapa Nyonya ini memberiku baju yang begitu mahal? Bahkan gajiku saja mungkin tak akan cukup untuk membeli satu baju ini. Lagi pula, aku belum genap bekerja satu hari pun, Ini aneh sekali," batin Azizah.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dinikahi Majikan   47

    "Kesabaranku sudah habis. Aku pastikan kamu akan mendapatkan balasannya Azizah," gumam Rudi.Keesokkan harinya, Azizah terbangun di dalam mobil. Seingatnya dia semalam berada di sebuah kamar dengan suaminya Yanto setelah merayakan malam tahun baru."Aduh," ringisnya seraya memegang kepalanya yang terasa berat. Di luar mobil, dia melihat tiga orang laki-laki sedang berbicara, lebih tepatnya sedang bernegosiasi. Satu orang yang tidak dikenalnya, sementara yang dua orang lagi adalah orang yang dikenalnya. Mereka adalah Rudi dan Doni. Azizah kembali menajamkan penglihatannya. Ya, ternyata memang mereka berdua, tidak salah lagi. Azizah segera membuka pintu mobil untuk melarikan diri. Tapi ternyata pintunya terkunci dan tidak bisa dibuka.Ketiga orang itu sekarang masuk ke dalam mobil dan tersenyum sinis kepada Azizah."Dimana saya?! Kenapa saya ada di sini?! Ayah dan Rudi kenapa kalian juga ada di sini?!"Dengan sinis Rudi menjawab pertanyaan Azizah."Kami di sini untuk menjualmu! Uangnya

  • Dinikahi Majikan   46

    Hari-hari berlalu tanpa ada kegaduhan. Doni seperti menghilang ditelan badai semenjak dia melancarkan aksinya. Yuni sudah mulai tenang. Azizah juga tidak lagi mencemaskan adik-adiknya akan diculik oleh sang ayah.Malam ini adalah malam tahun baru. Mereka semua yang ada di rumah Yanto sedang bersiap-siap untuk merayakan tahun baru ke sebuah pantai.Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya mereka sampai di sebuah pantai yang indah."Ayo masuk, Sayang." Elena menuntun Azizah masuk ke sebuah villa yang sangat indah."Ini adalah villa kita." "Indah sekali, Ma." Azizah memandang takjub keindahan villa itu. "Kamu akan lebih kagum lagi jika melihat pemandangan laut dari balkon. Ayo mama tunukkan," ajak Anita kemudian.Sesampainya di balkon, Azizah benar-benar terpesona dengan pemandangan laut yang tampak dari sana.Elena mencoba memanfaatkan waktu untuk mendekati Yanto disaat Azizah sibuk dengan mertua, ibu dan adik-adiknya."Sayang. Sudah lama kita tidak ke sini, ya?" Elena meran

  • Dinikahi Majikan   45

    Tok. Tok. Tok.Suara ketukan pintu membuat perhatian Azizah teralihkan. Dia yang tadinya saling pandang dari balik kaca transparan bersama sang suami, kini menoleh ke arah pintu."Masuk," seru Azizah.Ternyata Rudi yang datang dengan membawa beberapa laporan."Setelah memeriksa sejenak, Azizah berucap dengan nada dingin."Kenapa laporannya jadi berbeda dengan aslinya?!""M_maksudnya?""Pak Dino sudah menyerahkan tentang laporan gaji karyawan yang banyak potongannya. Saya harap Pak Rudi segera menyelesaikannya dalam satu bulan. Laporan ini sangat tidak akan bagus jika sampai ke tangan Pak Yanto. Jadi tolong kerja samanya. Berhenti jadi orang culas, karena itu akan menyengsarakan dirimu sendiri. Atau... kamu mau mendekam di penjara?!"Yanto terperangah dan berkeringat dingin mendengar kata-kata Azizah. Dalam hatinya berkata, "Sombong sekali dia sekarang. Baru sehari menjadi bos sudah sok-sokan gayanya. Tapi aku ti

  • Dinikahi Majikan   44

    Rudi merasa bersyukur karena Azizah menolak menolong Pela secara halus. Karena dia tidak mau kebusukannya di perusahaan akan ketahuan oleh Pela. Mau ditaruh di mana mukanya jika dia ketahuan korupsi. Pela pasti akan membatalkan rencana pernikahan mereka. Rudi menyeka keringat yang ada di keningnya dan menghembuskan napas secara perlahan."Azizah benar, Sayang. Dan... menurutku, sebaiknya kamu tidak usah bekerja lagi. Kita kan mau menikah, jadi, biar aku saja yang bekerja.""Umm, so sweet...." Pela menggenggam tangan Rudi dengan mesra..Azizah sedikit merasa kecewa mendengar Rudi melarang Pela untuk bekerja. Apalagi melihat kemesraan yang mereka tunjukkan di depan Azizah. Dia bermonolog dalam diam."Ternyata Rudi memang sangat mencintai Pela. Jika tidak, dia tidak akan melarang Pela untuk bekerja. Pela memang sudah mengisi hatinya. Sedangkan aku hanya sekedar penjaga jodoh sepupuku. Nasibnya memang jauh lebih baik dariku. Walaupun sekarang aku sudah menikah, suamiku tetap milik perempu

  • Dinikahi Majikan   43

    Elena terperangah hingga matanya melotot mendengar ancaman dari Azizah. Tapi Azizah mengulang kembali ancamannya."Kalau kamu berani mempermalukan aku di depan para tamu, aku pastikan semua orang akan mengetahui tentang perselingkuhan mu dengan Nofer mantan pacarmu."Elena terperangah mendengar ancaman dari Azizah. Dia tidak menyangka gadis lugu seperti Azizah akan berani mengancamnya."S_siapa Nofer? Jangan mengada-ada, kamu! Beraninya kamu mengancamku dengan membuat kebohongan!"Mendengar Elena mengatakan itu, Azizah tertawa kecil. "Elena, Elena. Aku pernah melihatmu bermesraan dengan Nofer di Mall, seperti halnya yang mas Yanto lihat. Tadinya aku pikir, cuma aku yang lihat. Tapi ternyata, mas Yanto juga melihatnya. Yah aku kasihan melihatmu bertengkar dengan mas Yanto. Tapi jika kamu mempermalukan aku nanti, bukan cuma dengan mas Yanto, tetapi, kamu akan bertengkar dengan mama dan papa mertua juga. Sebagai bonusnya, kamu akan menjadi bahan perbincangan semua orang. Bagaimana, Elen

  • Dinikahi Majikan   42

    "Kurang ajar! Kenapa aku bisa ketahuan. Yang lebih parahnya lagi, paman juga terseret. Gara-gara dia, paman harus dirawat di rumah sakit."Selama ini aman-aman saja. Tidak ada pemeriksaan gaji karyawan atau pun tentang uang bahan baku. Rudi bekerja sama dengan pamannya untuk menilap uang perusahaan karena dilihatnya sang Presdir jarang masuk ke perusahaannya. Tapi semenjak dia menikah, dia jadi sangat rajin memeriksa segala sesuatunya. Keadaan jadi sangat buruk untuk Rudi dan pamannya.Walau terasa lama, tapi akhirnya waktu berlalu. Rudi masih menimbang-nimbang apakah ia akan datang menghadiri pesta yang diadakan oleh bosnya. Pesta untuk memperkenalkan istrinya.Tapi dia memang harus pergi ke pesta itu, karena Yanto sudah memberikan signal kepadanya dengan memberikan keputusan jangka waktu jatuh tempo pelunasan uang gaji karyawan yang ia korupsi.Dia segera menghubungi Pela. Pela sangat senang sekali karena Rudi mau mengajaknya ke pesta yang diadakan bosnya. Tapi sayangnya dia merasa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status