Share

Seonggok Cinta

Mentari pagi mulai bersinar hangat, semua santri sibuk pada kegiatan masing-masing. Pagi ini aku tidak memiliki kegiatan yang begitu membutuhkan keseriusan, sehingga aku memilih untuk bersih-bersih taman.

Bersih-bersih taman adalah hal yang paling aku suka, dan biasanya setiap hari rabu Bu Nyai memanggilku untuk memindah penataan bunga yang ditanam di pot bunga.

Pagi ini agak berbeda, sebab Bu Nyai harus menenangkan Zuhra perihal ungkapannya tadi malam. Tiba-tiba ada terdengar suara seseorang memanggilku, degan suara serak seperti habis menangis.

“Hanna.” Sontak aku menoleh, dan ternyata Zuhra. Matanya merah berkantung agaknya terlalu lama dia menangis. Terlalu banyak air mata yang tumpah, aku tidak tega dan langsung menghampirinya, lalu memapahnya duduk di dekat taman.

Saat pagi, sangat jarang ada teman yang pergi ke taman pesantren, semua sibuk dan kebanyakan dari penduduk pesantren adalah pelajar, sehingga harus segera ke sekolah.

Zuhra menangis, padahal aku belum mengajaknya b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status