Share

68. Pergi Kencan

last update Last Updated: 2025-03-30 21:42:00
Malam harinya, setelah jam kerja usai, Arsen mengajak Lily keluar. "Kita perlu mencari hadiah untuk kolega bisnisku," katanya.

Mata Lily berbinar. "Oke!" sahutnya, senang. Namun, sedetik kemudian ia menatap Arsen dari atas ke bawah. "Tapi, kamu harus sedikit menyamar."

Arsen menaikkan sebelah alisnya, tak percaya. "Menyamar?"

Lily mengangguk serius, lalu mengambil jaket dan topi dari lemari. Ia berdiri di depan Arsen yang kini berdiri di depan cermin besar di ruang ganti. Dengan cekatan, Lily memasangkan jaket dan topi itu pada Arsen

"Ini berlebihan," komentar Arsen datar, menatap pantulan dirinya yang kini tampak berbeda.

"Ini lebih baik daripada kita bertemu orang yang mengenali kita, lalu jadi gosip," balas Lily, tersenyum manis. Namun, senyumnya memudar saat melihat tatapan datar Arsen di cermin.

Ia menunduk, memainkan ujung jaket Arsen. "Aku ingin orang-orang tahu kita sudah menikah. Tapi, seperti yang kubilang biarkan aku mendapatkan posisi direktur itu dulu." Ia mendongak,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Yg ga sabar kencan sama Arsen ,mau nonton dirumah hihi
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Hahahaha ..lily kasih kode biar bisa buat anak kecil wkwk
goodnovel comment avatar
tyaswahyoe
gass pak Arsen...segera wujudkan anak kecil lainnya ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   191. Mengakui Identitas Part 2

    Di ruang makan Lily duduk bersama Risha menikmati teh dan kue yang dia bawa. Mereka berbincang tentang kehamilan Lily. “Apa kamu masih suka mual?” tanya Risha. "Apa sudah mulai ngidam sesuatu?" “Em ... aku sudah jarang mual kok, Bund,” jawab Lily lalu menyesap teh miliknya. "Ngidam ya? Entah, sepertinya calon anakku ini tidak neko-neko, hanya saja belakangan aku ingin terus menempel ke suamiku." “Baguslah kalau sudah tidak terlalu sering,” balas Risha. "Ngidam macam apa itu? Bunda yakin itu hanya alasanmu saja, Bunda tahu kamu sangat bucin ke Arsen." Lily tertawa, pipinya seketika merona karena malu. “Lalu, kapan jadwal periksanya lagi?” tanya Risha kemudian. “Minggu depan,” jawab Lily. "Oh .. ya Bunda dengar Monica masuk rumah sakit." Wajah Risha terlihat sedikit sedih. Meskipun hubungannya sedikit retak dengan Monica, tapi tak bisa dipungkiri mereka pernah berteman baik. Lily mengangguk. "Apa Bunda mau menjenguknya?" tanyanya kemudian. Lily menatap Risha yang

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   190. Mengakui Identitas Part 1

    Arsen tak bisa menyembunyikan rasa gemasnya ke Lily. Dia mencium gemas pipi wanita itu sampai Lily memberontak memintanya untuk berhenti. Arsen tertawa, tawa yang tidak pernah dia pikir akan bisa kembali dalam hidupnya. Dia kemudian menatap Lily yang cemberut akibat ulahnya. "Duduklah dulu, sarapannya sebentar lagi siap," kata Arsen. Lily menganggukkan kepala lalu duduk sambil terus memandangi punggung Arsen. Dia tiba-tiba saja memikirkan hal mesum, dan kaget saat Arsen menoleh padanya. Arsen mendekat, meletakkan piring berisi sarapan yang sudah jadi ke depan Lily. "Selamat makan," ucap Lily sebelum menikmati sarapan buatan sang suami. "Hm ... bahagianya aku. Adakah yang lebih beruntung dariku?" Lily bicara lalu memandang Arsen yang juga sedang sarapan. "Ada, kamu tidak bisa melihatnya?" balas Arsen seraya menunjuk pada dirinya sendiri. Lily mengulum bibir. Arsen yang dingin kalau seperti ini terlihat manis sekali. ***Sore menjelang siang, Arsen mengajak Lily ke rumah Adhitam

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   189. Menyepi Bersama Part 2

    Lily menekuk bibir. "Sifatku yang buruk pasti kamu sudah hafal, tidak usah aku sebut," ucapnya. Arsen tertawa, dia meneggakkan punggung lalu mengapit pipi Lily. "Kamu memang menggemaskan, sudah sekarang mandi, aku siapkan makan malam untuk kita." Lily mengerutkan kening memandang punggung Arsen yang bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi. "Kenapa dia meminta semua pelayan libur? aneh." Lily berbisik di dalam hati. Dia akhirnya membiarkan Arsen keluar kamar untuk melakukan apa yang sudah pria itu bilang tadi. Lily tak berlama-lama di kamar mandi. Dia lekas mandi, ganti baju, lalu turun menuju dapur mencari keberadaan Arsen. Lily agak takut, rumah sebesar ini kini hanya ada dirinya dan Arsen saja. Dia berjalan cepat ke dapur dan lega melihat sang suami sedang berdiri memotong sayuran. “Biar aku bantu mencuci sayurnya,” ucap Lily. Arsen mengangguk lalu kembali sibuk mengolah masakannya. Lily melirik Arsen, mengibaskan tangannya yang basah lalu mendekat dan memelu

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   188. Menyepi Bersama Part 1

    Lily berdiri dari kursinya. Dia tidak sanggup meneruskan pembicaraan itu karena tidak tega melihat Rani, sekaligus tidak ingin sampai melunak lalu mengambil keputusan memaafkan Sonia. "Maaf Bibi, aku harus pulang. Suamiku menunggu, Bibi pulanglah, hati-hati di jalan." Lily menundukkan sedikit kepalanya setelah bicara. Dia membuang napas seraya berjalan ke arah Arsen yang sudah menunggunya di dalam mobil. "Ayo pulang," ajak Lily. Dia menutup pintu mobil dan terus memandang Arsen yang menatapnya. "Kenapa?" tanya Lily heran. "Kamu tidak menangis atau mengambil keputusan memaafkan Sonia, 'kan?" Lily menggeleng membalas pertanyaan Arsen yang menatapnya curiga, setelah itu berkata, "Aku tidak akan memaafkan Sonia, hanya saja aku kasihan ke ibunya." Arsen hanya bisa membuang napas, kemudian menyalakan mesin mobil untuk pergi meninggalkan gedung perusahaan. Lily menatap kaca spion, dari pantulannya melihat Rani berjalan lemah keluar gedung. Arsen menyadari Lily sedang memer

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   187. Memohon Agar Dimaafkan

    Thomas memasukkan ponsel ke kantong setelah mengirim pesan ke Hendra. Dia kemudian pergi ke ruangan Arsen membawa dokumen yang Arsen butuhkan. “Hendra baru saja memberi kabar kalau dia belum mendapat informasi lagi soal Juna, Pak,” ucap Thomas. “Hm …,” balas Arsen sambil mengecek berkas, “bagaimana perkembangan kasus Sonia?” tanya Arsen kemudian. “Berkas perkaranya sudah naik, jadi dia tidak akan bisa lari dari jeratan hukum,” jawab Thomas menjelaskan. Arsen mengangguk-angguk pelan. “Apa kamu sudah menyiapkan apa yang aku minta?” tanya Arsen sambil menatap Thomas yang berdiri di depan mejanya. Dia menyodorkan berkas yang baru selesai ditanda tangani. “Anda tenang saja, saya sudah menyiapkan semuanya. Silakan menikmati weekend Anda berdua dengan Nona Lily,” jawab Thomas. "Jika butuh bantuan apapun selama bibi Jess pergi, jangan ragu menghubungi saya," imbuhnya. ** Sementara itu di hari yang sama Arya datang ke kantor polisi untuk memberikan keterangan soal keterlibatanny

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   186. Tugas Besar

    Arsen duduk di kursi kerjanya setelah Anthony pergi. Dia diam memikirkan perbincangan mereka tadi. Hingga, saat Thomas masuk. Arsen mulai menceritakan apa yang dia pikirkan. "Aku curiga dengan bukti yang diberikan Anthony." "Curiga? Maksud Anda?" Thomas mengerutkan alis bingung. "Sosok pria dalam video dan suara rekaman itu bukan Arya. Sama seperti dia yang menjebak papa Lily menggunakan teknologi AI, sepertinya pelaku sebenarnya juga melakukan hal yang sama." Thomas terkejut, dia seketika berspekulasi. "Apa Pak Anthony yang melakukannya?" Arsen menggeleng, menunjukkan sikap yang sangat tenang. "Bukan. Kamu tahu jelas Anthony juga rugi banyak. Bukankah kamu sendiri yang menghitung harga per liter bahan baku pembuat produk skincare premium itu?" balas Arsen. Thomas mengangguk. "Benar, mustahil pak Anthony melakukan itu, dia tidak punya masalah dengan Anda, kecuali ibunya yang menyukai Nona Lily." Thomas mengatupkan rapat bibirnya setelah bicara. Arsen hanya diam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status