Share

34. Pertemuan

Arya mencoba menggedor pintu kamar Ririn, setelah mendengar lengkingan tangis Dira, yang tak kunjung reda dari dalam kamar. Dibantu Bik Kokom dan Bik Iyem, ketiganya berusaha mendobrak pintu kamar, namun sayang, pintu begitu koko sehingga tak dapat didobrak oleh ketiganya. Arya hanya bisa mendorong semampunya, karena tubuhnya masih lemas. Ditambah tenaga dua orang wanita paruh baya, tentulah susah mendobrak pintu kamar yang kokoh itu.

"Tuan, saya panggil security di depan ya," usul Bik Iyem.

"Cepat, Bik!" titah Arya dengan keringat sudah membanjiri wajah dan tubuhnya. Kepalanya seakan berputar-putar, hingga tubuhnya pun terhuyung ke belakang, membentur meja vas bunga.

Bugh

"
Eh, Tuan. Ya, Allah. Gimana ini?" Bik Kokom bingung sendiri saat Arya kembali pingsan di lantai. Anes pun ikut berwajah panik, melihat sang papa pingsan, sedangkan di dalam kamar sana, adiknya menjerit nangis.

"Non, ambil minyak kayu putih, cepat!" pinta Bik Kokom pada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status