Karena setelah setengah jam tidak ada perubahan, maka Husein putuskan untuk mengakhiri pertemuan 'tak sengaja' ini sekarang juga. Ia berpikir ingin segera sampai di rumah dan menceritakan semua yang terjadi pada Reynata. Mungkin jika pada sesama wanita, Sarah akan lebih terbuka untuk menceritakan masalahnya.
Berhubung minimarket yang mereka datangi juga bersiap mau tutup, jadi alangkah baiknya kalau-"Ustadz.. boleh saya bicara?"Belum selesai Husein bermonolog dalam hatinya, rupanya Sarah membuka pembicaraan."Sebetulnya itu yang saya harapkan sejak tadi. Tiga puluh menit saya habiskan dengan sia-sia di sini, dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Meminta kamu menceritakan masalahmu jujur itu bukan hak saya, tapi saya tidak bisa meninggalkan kamu sendirian. Bahkan jika itu bukan kamu Mba Sarah, saya akan melakukan hal serupa." kata Husein saat merasakan kelegaan dalam hatinya dan mengucurlah segala unek-unek yang dia tahan selama tiga puluh menit lamanya."Maafkan saya.. saya hanya tidak tahu mau bercerita dari mana. Jujur saat ini saya sedang hancur Ustadz, saya... saya merasa hina.."Menangis lagi, batin Husein.“Mba sarah.. dalam surah Al-Mulk ayat 1-2 dijelaskan bahwa: Maha Suci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Saya rasa Allah sangat menyayangi mba Sarah sehingga tak segan Allah menurunkan ujiannya agar mba Sarah kembali ke jalan Allah, mungkin Allah rindu Mba Sarah curhat pada-Nya."Apalagi yang bisa Husein lakukan selain memberikan pencerahan, bahwa manusia itu adalah ladang ujian."Benar, tapi kali ini hikss.. saya benar-benar hina ustadz.. bagaimana bisa dalam satu waktu saya kehilangan semuanya. Harta, cinta, dan kehormatan..."Deg!Bahunya sedikit berguncang mendengar kata demi kata yang dilontarkan oleh Sarah. Bahkan sebelumnya Husein berkata kalau dia tak berhak mendengar apapun dari Sarah, tapi ini? Justru Husein malah mendengar hal yang sangat mengenaskan."Ustadz, saya ditipu oleh seorang laki-laki, hiks.. saya kehilangan semuanya... materi yang saya kumpulkan dua tahun lamanya, hilang. Cinta yang sudah aku percayakan padanya, juga lenyap dan bahkan lelaki itu meninggalkan bekas yang tak sudi aku ingat. Ustadz, sebelum aku pulang dari Kairo aku memang sudah kotor, aku hina.. tapi aku bertaubat dan menjalani kehidupan di jalan Allah dengan benar. Kata orang, jika sudah bertaubat maka diri kita itu kembali fitrah dan aku sangat-sangat menjaganya.. tapi ini.. hiks.. laki-laki itu ustadz, dia.. hikss.. dia mengotori aku lagi... bagaimana ini ustadz, bagaimana..."Wanita itu menangis tersedu di depan ustadz Husein, yang saat ini tidak bisa berkata-kata lagi. Hanya diam dan menjadi pendengar yang baik karena jujur Husein juga ikut terkejut mendengar semuanya.Husein iba, tapi dia tidak bisa menenangkannya, ini bukan ranah Husein. Mereka bukan muhrim dan Husein tidak mau menyentuh yang bukan miliknya."Mba, Innalilahi wainnailaihi roji'un, saya turut berdukacita atas musibah yang mba alami. Lalu bagaimana sekarang? Apa mba Sarah punya tujuan? Bagaimana kalau kita ke pondok, mungkin Rey, istri saya bisa membantu Mba.."Mendengar nama Reynata, entah kenapa membuat Sarah geram. Perasaan benci muncul seketika karena dia merasa akan berhadapan dengan wanita yang hidupnya jauh lebih sempurna dibanding dirinya. Dikelilingi oleh keluarga yang mencintainya, dan terlebih memiliki seorang laki-laki yang amat melindunginya. Sarah tidak mau melihat Rey nanti akan semakin menumbuhkan rasa irinya."Saya tidak mau ustadz, saya belum siap bertemu dengan Mba Rey. Maaf saya sudah merepotkan anda, untuk sekarang saya hanya perlu mencari tempat tinggal. Mungkin di emperan masjid, atau ikut berteduh di bawah kolong jembatan. Saya sudah hina kok, jadi berkumpul dengan binatang juga saya jauh lebih pantas."Sarah mulai berdiri dan merapikan tas yang tadi dia bawa, hanya sebuah tas usang yang diisi dengan baju yang tidak banyak. Husein pun terketuk hatinya untuk sekedar membantu Sarah kali ini. Apakah seorang ustadz yang sudah diberi ilmu hablumminannas akan tega jika melihat wanita itu luntang-lantung di jalan?Tentu tidak."Baik, jika mba Sarah berkenan. Bagaimana jika saya belikan sebuah apartemen sederhana untuk Mba Sarah menginap?"Katakanlah Husein bodoh, tapi dia tidak ingin dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat kelak, apabila terjadi sesuatu pada Sarah. Karena orang terakhir yang bersama wanita itu, adalah dirinya.***Dengan sangat perlahan Husein mendekati Rey yang tidur memunggunginya. dia memeluk tubuh kecil itu dari belakang sembari mencium kepala belakang Rey dengan sangat lama. Tak lupa sebelah tangannya juga mengelus perut bunci berusia lima bulan itu."Ana uhibbuka fillahi, Rey.. Demi Allah saya sangat mencintai kamu.. walaupun kamu milik Allah, tapi saya tidak mau Allah mengambilmu.."Tentu tak akan ada jawaban, karena Rey terlelap dalam tidurnya. Husein tahu mungkin saja istrinya itu kelelahan, sehingga sejak sore tadi menjadi lebih sensitif. Dan pikirnya, Masih banyak waktu untuk berbicara mengenai masalah mereka yang Husein tidak tahu karena apa, tetapi sepertinya Ini masalah serius. Dia akan menyelesaikannya besok pagi saat keduanya sudah merasakan tubuh yang segar.Tapi..Sayangnya ketika bangun tidur saat terdengar murrotal sebelum adzan subuh itu, Husein tidak menemukan Reynata. Pikir Husein, mungkin Rey ke dapur sedang memasak seperti hari-hari biasanya, jadi Husein hanya beranjak
Terdengar seperti kata-kata penuh ketegasan, dan seolah enggan mengatakan hal lebih dari itu. Jelas memang terjadi sesuatu pada istrinya, dan sukses membuat Husein tidak tenang."Rey, tatap saya dulu!"Reynata menoleh sejenak, menuruti perintah Husein tanpa mengatakan apapun."Jika kamu tidak keberatan, setelah makan malam, saya ingin berbicara denganmu."Meski sempat terdiam sebentar, Reynata kemudian hanya mengangguk dan mengatakan. "Ya!" dengan singkat. Baiklah, Husein tak akan menunda apapun lagi, dia mengambil tas yang dia simpan di sofa tadi lalu meninggalkan ruangan tersebut, dengan lemah masuk ke kamar mereka sembari sesekali melihat Reynata yang fokus menscrol ponsel dari arah belakang. Tubuh yang begitu lelah tak dirasanya lagi, justru Husein merasa sangat khawatir dan tak mau ini semakin berlarut-larut. Reynata, tidak pernah bersikap dingin padanya, selama ini sosok Reynata selalu mampu membuat Husein berdebar sepanjang saat. ***Waktu berlalu begitu cepat. Setelah bicara
Ketika Husein pulang ke rumah pada pukul setengah enam sore, ia mendapati istriinya sedang duduk menonton televisi. Wanita cantik itu terlihat segar karena sepertinya baru mandi, terlihat dari sisi kiri kanan bajunya yang masih kelihatan basah. Padahal tadi baru beberapa menit yang lalu Husein berkali-kali menghubungi Reynata untuk sekedar menanyakan mau pesan apa, atau mau makanan apa. Namun karena tak kunjung mendapatkan balasan Husein mengira Rey sedang sibuk.Dan apa yang dia lihat saat ini berbalik dengan pikirannya tadi. Justru ponsel yang tadi dihubungi Husein itu terlihat bertengger santai di atas meja tak jauh dari posisi duduk istrinya. Jelas Husein merasa heran karena Reynata tidak menyambut kehadiran dia seperti biasanya. "Assalamualaikum, Ay.." sapa Husein saat mencoba duduk di samping Istrinya."Waalaikumsalam." Hanya ucapan itu, tanpa menoleh tanpa embel-embel senyum dan teriakan kangen seperti biasanya. Duduknya pun tidak berpindah posisi bahkan televisi yang Rey to
"Loh itu kan mobil Akang?" Reynata jelas melihat siluet yang dia kenal, sedang duduk di dalam mobilnya, saat ia harus berhenti di lampu merah. Memang bagaimana bisa Reynata, tidak tahu?Dialah lelaki yang tidur bersamanya selama lima tahun. Tapi ke mana arah perginya? Bukankah seharusnya dia ada di lokasi pembangunan? Itu bukan arah pondok pesantren As-Salam yang baru dan ketika lampu sudah hijau mobil Husein lurus melewati Reynata. Tanpa pikir panjang lagi, Rey menggunakan lajur kanan untuk putar balik dan Ya! Dia mengikuti ke mana arah perginya mobil sang suami."Baiklah, ini sudah saatnya aku tahu ke mana perginya Akang yang bersembunyi di balik kata sibuk beberapa hari ini. Ada apa dengan kertas UGD dan segalanya, aku menjadi lebih penasaran." decit perempuan itu saat matanya tak henti untuk mengikuti ke mana arah laju mobilnya Husein.Dengan berat hati, Rey mengakui bahwa saat ini, dia sedang mencurigai suaminya. Lalu dia paksa terus mengikutinya hingga tak lama, dia masuk ke se
"Hoaammm.."Hah? Dengan sangat terkejut Reynata mencoba untuk mendudukkan dirinya dan mulai menelaah keadaan sekitar. Berapa lama ia tertidur?Sepertinya tiga jam, karena saat ini pukul satu siang dan selama itu tidak ada yang membangunkannya?Padahal Rey tau anak-anaknya sudah pulang dan kenapa bundanya juga tak membangunkan dirinya? Rey benar-benar tidak sadar sudah tidur selama itu, seperti pingsan atau mati suri saja. Padahal sebelumnya-sebelumnya Rey dapat julukan pemilik telinga tajam, tapi ini seperti baru saja tidur 30 menit, namun kenyataannya justru tiga jam.Kepalanya terasa sedikit berdenyut namun Rey paksakan jalan keluar kamar dan di sana ia melihat sang bunda sedang memberi makan dua anaknya."Bunda... kenapa gak bangunin Rey? Anak Uma udah pulang? Belajar apa tadi?" Wanita cantik itu mencium kening dua buah hatinya dan menarik kursi lalu duduk di samping ibunya. Ia mengambil garpu lalu menojos buah apel yang sudah dikupas bundanya itu."Uhmm apelnya enak.. siapa yang
"Apa yang ustadz Husein sembunyikan? Apa jangan-jangan ustadz pemilik dari sebuah kawasan apartemen? Hahaha wajah ustadz memerah tadi."Reza tak berhentinya tertawa saat menyaksikan wajah Husein yang sempat menegang tadi. Pikirnya, kenapa Husein harus takut kalau dia kepergok ada di sebuah kawasan apartemen, sedang seorang manusia itu punya sejuta kegiatan di satu tempat dan gak musti sedang mengerjakan hal-hal yang negatif kan?Lagian kalau tidak ada apa-apa kenapa harus takut menjelaskan?"Apa kamu sedang mengajak saya bercanda?""Hah, aduh maaf ustadz, saya tidak bermaksud begitu. Saya bukan mengajak bercanda, hanya saja saya seperti melihat ustadz dan tak jauh di sana ada seorang perempuan. Tapi yah itu sudah pasti bukan anda kan? Karena yang saya lihat perempuan itu bukan Reynata."Tanpa dipungkiri, Husein dua kali lebih tegang dari sebelumnya.TEETTTTTTTEEETTTTTT"Ahh sudah bunyi bel..Kalau begitu, saya pergi dulu ya ustadz. Selamat pagi, dan assalamualaikum.""Wa-waalaikumsala