Share

S A T U

Penulis: HalSya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-25 18:16:47

(Author POV)

"Sarah?"

Husein benar-benar tak sengaja menyebut nama itu karena hanya nama Sarah yang terpikir olehnya. Bukan berarti selama ini Husein punya celah untuk memikirkan Sarah, hanya saja wajah itu tampak tak asing menyapa indera penglihatannya.

"Astaghfirullah, apa yang terjadi padamu mba Sarah?"

Yang ditanya hanya diam dan belum bersedia menghentikan tangisannya, bahkan wanita itu juga masih enggan beranjak dari posisinya yang sedang terduduk menyender di pintu mobil Husein dengan wajah yang ditelusupkan ke lipatan tangan.

"Ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? Jika ada yang melihat ini, saya yakin pasti akan mengundang kesalahpahaman dan berujung fitnah."

Husein masih menenteng kantung kresek belanjaannya dan sibuk berpikir apa yang harus dia lakukan sekarang. Pertama mungkin alangkah lebih baik jika dia meninggalkan wanita ini karena demi menghindari fitnah. Tapi ketahuilah, Husein bukan manusia tanpa hati yang tega meninggalkan hamba Allah apalagi terlihat sedang dalam masalah.

Jika tertangkap kedua matanya, maka siapapun itu pasti akan Husein tolong. Kebaikan hatinya yang melekat membuat dia tak segan membantu jika melihat sesama hamba Allah sedang menderita. Selagi mampu dia tolong, maka Husein akan menolongnya.

Pernah waktu itu Husein menemukan wanita gelandangan yang kesakitan karena mau melahirkan, maka Husein dengan sigap mengantarkan wanita itu ke rumah sakit walau dengan bantuan ambulan. Husein menunggu dengan sabar di depan ruang bersalin sampai keluarga si gelandangan tiba dan memgambil alih posisi, bahkan Husein juga turut membiayai administrasi persalinan.

Husein juga pernah membantu anak yang kabur dari sekolah dan hampir ditangkap satpol pp. ketika ditanya apa yang terjadi, si anak bercerita kalau dia malu karena sepatunya jelek dan jadi bahan buly di sekolah. Maka saat itu Husein mengantar si anak kecil ke toko sepatu dan membelikan sepasang sepatu yang bermerek hingga anak itu kembali menemukan semangatny untuk bersekolah.

itu hanya contoh kecilnya saja, sebetulnya masih banyak lagi kebaikan Husein pada sesama mahluk ciptaan Allah tanpa sepengetahuan Rey dan keluarganya. Jadi ketika sekarang bertemu dengan Sarah dalam keadaan kacau seperti ini, maka hati terdalamnya tidak akan tega.

Apalagi Hussein ingat betul siapa Sarah dan jasanya dulu membantu masalah fitnah yang terjadi di kota Danhat.

"Tolong Mba sarah, jika tidak bisa menceritakan apa yang terjadi, tolong berhenti menangis. Jujur saya kebingungan sekarang, dan tidak tahu apa yang harus saya lakukan."

Jika itu Reynata, Husein tak akan segan mendekat lalu memeluk tubuh istrinya, menghujani dengan banyak ciuman agar sang istri berhenti menangis. Kata Reynata, wanita itu hanya butuh pelukan saat hatinya rapuh. Tapi kan sekarang yang menangis bukan istrinya, jadi Husein tidak tahu cara mendiamkan wanita lain yang sedang menangis.

'Wah, istrinya nangis malah diliatin aja'

Salah seorang pejalan kaki yang lewat di antara mereka, menyempatkan diri untuk berkomentar yang bahkan tak seperti jalan pikirannya sendiri.

"Maaf ini bukan istri saya."

'Dih dih, masalah rumah tangga itu emang berat, tapi jangan sampai gak mengakui istrinya sendiri.'

"Tapi dia memang bukan ist..." Husein frustasi. Belum ada sejam dia berpikir kalau situasi ini akan berujung fitnah, sekarang sudah kejadian. Husein mengalihkan pandangannya ke Sarah, meminta supaya wanita itu juga menjelaskan yang sejujurnya kalau mereka tak ada hubungan apa-apa.

"Mba Sarah, tolong! ini saya tidak tahu harus bagaimana..."

Panik dan takut, itulaj yang sekarang sedang dirasakan Husein. Ia hanya Berharap Sarah menghentikan tangisannya agar orang-orang yang melintas tidak akan salah paham lagi.

"Hikss.. maafkan saya.."

Dilihatnya Sarah yang sedang mencoba mengatur nafas dan berusaha menghentikan tangisan. Lalu sekuat tenaga dia berdiri dan menghapus jejak air mata yang masih tertinggal di pipi.

"Ustadz Husein kan ini?"

Matanya yang sembab dan merah terangkat menatap Husein sedangkan ustadz tampan di depannya langsung menundukkan pandangan.

"Iya ini saya.. MasyaAllah, sudah dua tahun berlalu dan saya tidak menyangka mba Sarah ada di Bandung."

Hening, tidak ada yang menjawabnya lagi.

"Maaf ya ustadz, saya sudah membuat kesalahpahaman."

Sarah kembali mengusap air matanya dan saat itu, Husein menyerahkan sebotol air mineral untuk membantu menenangkan perasaan Sarah. Entah apa yang terjadi, Husein tidak mau tahu karena itu bukan haknya..Tapi, setidaknya Husein bisa pergi saat melihat wanita itu jauh lebih tenang.

Bodohnya Husein saat dia hanya membeli satu botol air mineral untuk dia minum saat perjalanan pulang dan sekarang botol minum itu sudah jadi milik Sarah.

****

HalSya

Bersambung bestai.. sehari empat bab, mau tidak??? tunjukkan komentar kalian ya, biar author semangat!!!!

| 1
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Belum Siap Ketemu

    Dengan sangat perlahan Husein mendekati Rey yang tidur memunggunginya. dia memeluk tubuh kecil itu dari belakang sembari mencium kepala belakang Rey dengan sangat lama. Tak lupa sebelah tangannya juga mengelus perut bunci berusia lima bulan itu."Ana uhibbuka fillahi, Rey.. Demi Allah saya sangat mencintai kamu.. walaupun kamu milik Allah, tapi saya tidak mau Allah mengambilmu.."Tentu tak akan ada jawaban, karena Rey terlelap dalam tidurnya. Husein tahu mungkin saja istrinya itu kelelahan, sehingga sejak sore tadi menjadi lebih sensitif. Dan pikirnya, Masih banyak waktu untuk berbicara mengenai masalah mereka yang Husein tidak tahu karena apa, tetapi sepertinya Ini masalah serius. Dia akan menyelesaikannya besok pagi saat keduanya sudah merasakan tubuh yang segar.Tapi..Sayangnya ketika bangun tidur saat terdengar murrotal sebelum adzan subuh itu, Husein tidak menemukan Reynata. Pikir Husein, mungkin Rey ke dapur sedang memasak seperti hari-hari biasanya, jadi Husein hanya beranjak

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Mengobrol Nanti Malam

    Terdengar seperti kata-kata penuh ketegasan, dan seolah enggan mengatakan hal lebih dari itu. Jelas memang terjadi sesuatu pada istrinya, dan sukses membuat Husein tidak tenang."Rey, tatap saya dulu!"Reynata menoleh sejenak, menuruti perintah Husein tanpa mengatakan apapun."Jika kamu tidak keberatan, setelah makan malam, saya ingin berbicara denganmu."Meski sempat terdiam sebentar, Reynata kemudian hanya mengangguk dan mengatakan. "Ya!" dengan singkat. Baiklah, Husein tak akan menunda apapun lagi, dia mengambil tas yang dia simpan di sofa tadi lalu meninggalkan ruangan tersebut, dengan lemah masuk ke kamar mereka sembari sesekali melihat Reynata yang fokus menscrol ponsel dari arah belakang. Tubuh yang begitu lelah tak dirasanya lagi, justru Husein merasa sangat khawatir dan tak mau ini semakin berlarut-larut. Reynata, tidak pernah bersikap dingin padanya, selama ini sosok Reynata selalu mampu membuat Husein berdebar sepanjang saat. ***Waktu berlalu begitu cepat. Setelah bicara

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Berubah

    Ketika Husein pulang ke rumah pada pukul setengah enam sore, ia mendapati istriinya sedang duduk menonton televisi. Wanita cantik itu terlihat segar karena sepertinya baru mandi, terlihat dari sisi kiri kanan bajunya yang masih kelihatan basah. Padahal tadi baru beberapa menit yang lalu Husein berkali-kali menghubungi Reynata untuk sekedar menanyakan mau pesan apa, atau mau makanan apa. Namun karena tak kunjung mendapatkan balasan Husein mengira Rey sedang sibuk.Dan apa yang dia lihat saat ini berbalik dengan pikirannya tadi. Justru ponsel yang tadi dihubungi Husein itu terlihat bertengger santai di atas meja tak jauh dari posisi duduk istrinya. Jelas Husein merasa heran karena Reynata tidak menyambut kehadiran dia seperti biasanya. "Assalamualaikum, Ay.." sapa Husein saat mencoba duduk di samping Istrinya."Waalaikumsalam." Hanya ucapan itu, tanpa menoleh tanpa embel-embel senyum dan teriakan kangen seperti biasanya. Duduknya pun tidak berpindah posisi bahkan televisi yang Rey to

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Di Hotel

    "Loh itu kan mobil Akang?" Reynata jelas melihat siluet yang dia kenal, sedang duduk di dalam mobilnya, saat ia harus berhenti di lampu merah. Memang bagaimana bisa Reynata, tidak tahu?Dialah lelaki yang tidur bersamanya selama lima tahun. Tapi ke mana arah perginya? Bukankah seharusnya dia ada di lokasi pembangunan? Itu bukan arah pondok pesantren As-Salam yang baru dan ketika lampu sudah hijau mobil Husein lurus melewati Reynata. Tanpa pikir panjang lagi, Rey menggunakan lajur kanan untuk putar balik dan Ya! Dia mengikuti ke mana arah perginya mobil sang suami."Baiklah, ini sudah saatnya aku tahu ke mana perginya Akang yang bersembunyi di balik kata sibuk beberapa hari ini. Ada apa dengan kertas UGD dan segalanya, aku menjadi lebih penasaran." decit perempuan itu saat matanya tak henti untuk mengikuti ke mana arah laju mobilnya Husein.Dengan berat hati, Rey mengakui bahwa saat ini, dia sedang mencurigai suaminya. Lalu dia paksa terus mengikutinya hingga tak lama, dia masuk ke se

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Ready For Konflik?

    "Hoaammm.."Hah? Dengan sangat terkejut Reynata mencoba untuk mendudukkan dirinya dan mulai menelaah keadaan sekitar. Berapa lama ia tertidur?Sepertinya tiga jam, karena saat ini pukul satu siang dan selama itu tidak ada yang membangunkannya?Padahal Rey tau anak-anaknya sudah pulang dan kenapa bundanya juga tak membangunkan dirinya? Rey benar-benar tidak sadar sudah tidur selama itu, seperti pingsan atau mati suri saja. Padahal sebelumnya-sebelumnya Rey dapat julukan pemilik telinga tajam, tapi ini seperti baru saja tidur 30 menit, namun kenyataannya justru tiga jam.Kepalanya terasa sedikit berdenyut namun Rey paksakan jalan keluar kamar dan di sana ia melihat sang bunda sedang memberi makan dua anaknya."Bunda... kenapa gak bangunin Rey? Anak Uma udah pulang? Belajar apa tadi?" Wanita cantik itu mencium kening dua buah hatinya dan menarik kursi lalu duduk di samping ibunya. Ia mengambil garpu lalu menojos buah apel yang sudah dikupas bundanya itu."Uhmm apelnya enak.. siapa yang

  • Dinikahi Ustadz Tampan 2   Tolong Kuatkan Saya

    "Apa yang ustadz Husein sembunyikan? Apa jangan-jangan ustadz pemilik dari sebuah kawasan apartemen? Hahaha wajah ustadz memerah tadi."Reza tak berhentinya tertawa saat menyaksikan wajah Husein yang sempat menegang tadi. Pikirnya, kenapa Husein harus takut kalau dia kepergok ada di sebuah kawasan apartemen, sedang seorang manusia itu punya sejuta kegiatan di satu tempat dan gak musti sedang mengerjakan hal-hal yang negatif kan?Lagian kalau tidak ada apa-apa kenapa harus takut menjelaskan?"Apa kamu sedang mengajak saya bercanda?""Hah, aduh maaf ustadz, saya tidak bermaksud begitu. Saya bukan mengajak bercanda, hanya saja saya seperti melihat ustadz dan tak jauh di sana ada seorang perempuan. Tapi yah itu sudah pasti bukan anda kan? Karena yang saya lihat perempuan itu bukan Reynata."Tanpa dipungkiri, Husein dua kali lebih tegang dari sebelumnya.TEETTTTTTTEEETTTTTT"Ahh sudah bunyi bel..Kalau begitu, saya pergi dulu ya ustadz. Selamat pagi, dan assalamualaikum.""Wa-waalaikumsala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status