Assalamualaikum, Dear lovely reader, makasih banget atas antusiasnya baca novel Pie, D’SMP (Dinodai Sebelum Malam Pertama) Semoga menghibur! Jangan lupa tinggalkan vote dan ulasan ya, semoga Allah membalas kebaikan kalian. Support kalian sangat berarti buat author.
Nuha bangun tidur malas-malasan karena sejak semalam dia gelisah dalam tidurnya setelah melihat bayangan seseorang di balkon kamar dan kejadian listrik padam kemudian. Seolah ada sebuah keterkaitan antara penampakan sosok bayangan dan lampu yang mati. Seperti seseorang tengah menerornya, pikir Nuha.Siapa lagi kalau bukan Daniel Dash yang sekarang telah resmi menjadi adik iparnya.Untuk pertama kalinya Nuha bersedia tidur dalam satu ruangan dengan Darren Dash kendati tentu tidak satu ranjang. Darren Dash harus tidur di sofa bed. Setidaknya kehadirannya membuat Nuha merasa tenang sebab malam itu dia benar-benar ketakutan.Ke dua insan tidur akhirnya di penghujung malam. Nuha bangun lebih dulu seperti biasa. Dia bangun agak kesiangan sekitar pukul empat pagi. Namun dia masih bisa menyempatkan sholat qiyamul lail lalu diteruskan dengan shalat shubuh.Ingin rasanya membangunkan Darren tetapi rasanya sulit bagi bibirnya sekedar mengingatkan waktu shalat. Jangankan mengingatkan waktu sholat
Kini Nuha berada di samping Darren Dash, duduk di seat depan tak seperti biasanya dengan agak sedikit canggung. Nuha merasa malu dan rikuh karena kejadian sewaktu di jalan sekitar kampus. Pikirannya masih dibayang-bayangi Muhammad Attar hingga tanpa sadar memanggil Darren dengan Attar. Darren Dash tampak kecewa mendengar nama tersebut.Setelah merasa diperlakukan istimewa oleh Nuha karena dibuatkan masakan lezat sewaktu di rumah. Perasaan Darren Dash yang melambung seakan dihempaskan dari awang-awang saat mendengar Nuha bersuara tetapi memanggil nama lelaki lain, bukan nama suami. Namun Darren tidak boleh marah apalagi cemburu. Bukankah dirinya yang menyebabkan Nuha patah hati ditinggal oleh mantan tunangannya?Bunga yang sengaja Darren siapkan dari florist langganannya harus berakhir di tong sampah. Dia mungkin terlalu percaya diri bahwa Nuha sudah mulai membuka hati untuknya.Sepanjang perjalanan seperti sudah bisa ditebak. Satu kata yang mewakili hening. Percuma andai Darren mulai
Di area tribun sekolah Madrasah Aliyah Al Fatma.Gadis berkerudung putih itu tengah duduk sendirian di atas sebuah kursi penonton yang kosong, setengah melamun sembari mengayunkan kakinya. Pertandingan olahraga telah usai tetapi dia hanya ingin duduk sejenak rehat dari pikiran negatif yang menguras otaknya.Beberapa hari ini dia malas berada di rumah sehingga saat memiliki waktu luang dia lebih senang menghabiskannya waktunya di sekolah atau perpustakaan. Dia malas bertatap muka dengan sang ibu.Beberapa pekan ini rangkaian peristiwa telah berhasil mengejutkannya. Beruntung dia tidak terkena serangan jantung mendadak dan langsung menghembuskan nafas terakhir.Gadis itu terlihat murung dan sedih. Awalnya, dia merasa hidupnya berjalan normal dan bahagia. Namun kehidupannya semakin hari semakin tak bisa ditebak.Semua berjalan seperti normal dan tampak biasa tetapi pada kenyataannya timpang. Di luar dugaannya. Cukuplah kesedihan itu selepas kepergian sang ayah, pikirnya. Ternyata kesedih
Nuha tak bisa tidur karena merasa gelisah padahal seharian dia beraktifitas di kampus. Seharusnya dia merasa letih dan bisa tidur dengan lelap. Nuha adalah sosok pemikir sehingga selalu memikirkan banyak hal. Otaknya seperti sebuah layar yang menampilkan sejumlah memori satu per satu.Di antaranya fakta tentang Darren Dash yang ternyata bukan orang jahat. Nuha pernah menonton film yang mengisahkan tentang seseorang yang dijebak dengan diberi minuman yang berisi obat perangsang maka orang itu akan tak sadarkan diri karena berada dalam pengaruh obat tersebut. Darren Dash di sini bisa jadi korban pula yang dimanfaatkan oleh adik durhakanya.Nuha mulai berpikir jernih.Biasanya kakak-beradik itu memiliki karakter yang mirip. Namun apa yang Nuha lihat mereka terlihat berbeda. Yang satu dewasa dan mandiri sedangkan yang satu lagi kenakan-kanakkan, urakan dan bad boy.Yang membuat Nuha merasa tersentuh ialah saat mengetahui bahwa Darren Dash mengubah keyakinannya demi bisa bertanggung jawab
______________Aruni merasa sangat menyesal karena telah menampar wajah Salwa. Salwa pergi ke kamarnya dan mengurung diri di sana. Dia terisak dan sangat kesal dengan sikap ibunya yang reaksioner. Dia tak sepenuhnya benar dan salah. Dia mungkin terlalu berani dan bersikap lancang, tak bisa menjaga adab saat berbicara dengan sang ibu.Aruni tak kalah kecewa padanya.Aruni duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong. “Maafkan Ummi, Nak,” lirih Aruni. Karena terbawa emosi, Aruni menampar wajah putrinya, padahal sebelumnya dia tak pernah melakukan hal sebar-bar itu pada semua anak-anaknya.Aruni membiarkan Salwa merenungi kesalahannya di mana dia dengan begitu mudah berasumsi berdasarkan kenyataan yang dia sendiri tidak tahu. Lalu dia menyalahkan sang ibu atas semua yang terjadi pada sang kakak.Salah Aruni yang senantiasa menutupi rahasia masa lalu.Aruni masih mengingat jelas peristiwa yang dia alami dulu. Namun karena rasa trauma yang begitu mendalam sehingga membuatnya memilih bungkam
Ke tiga pemuda yang tengah berada di ruang tamu menatap kedatangan Darren dan Nuha secara bergantian.“Wow! Selamat malam kakak ipar!” seru Daniel Dash saat menyadari kehadiran sang kakak yang diikuti oleh Nuha di belakangnya. Dia tersenyum miring menatap tajam gadis itu.Di antara ke tiga pemuda tersebut hanya Huda yang merasa iba pada Nuha. Dia merasa sangat menyesal apa yang terjadi padanya. Beruntung dia tidak ikut meniduri gadis itu karena saat malam itu teman mereka mengalami kecelakaan hingga mereka mengurungkan niat mereka.Huda ingin meminta maaf atas apa yang terjadi pada Nuha. Namun dia sungkan karena Nuha pasti tidak akan pernah memaafkannya. Adapun Romi bersikap biasa saja, merasa bukan sebuah dosa mengerjai gadis itu. Mereka bertindak sesuka hati sebab dalam kondisi setengah sadar, mereka ada dalam pengaruh obat-obatan.Saat mendengar sapaan Daniel Dash, Darren Dash langsung menggeser tubuhnya yang tinggi besar, menghalangi keberadaan Nuha yang berada tak jauh dari sisi
Setelah pertemuan pertama dengan sang menantu, Kinan merenung semalaman. Sebenarnya apa rencana Daniel untuk gadis itu dan untuk kakaknya.Daniel pernah mengatakan dia menyukai seorang gadis. Namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Apakah Nuha gadis yang dia maksud? Menurut kabar yang tersebar dari mulut besar teman-temannya, Daniel terlihat tergila-gila pada gadis muslim yang seorang mahasiswi aktif di kampus. Mariyam Nuha namanya. Siapa lagi kalau bukan gadis yang diperistri oleh putra sulungnya.Di antara gadis-gadis yang dibawa padanya dan diperkenalkan padanya sebagai teman dekat, mungkin Nuha adalah gadis yang paling berbeda di mata Daniel.Cantik tak usah ditanya. Dia berbeda karena seorang perempuan agamis.Lantas mengapa Daniel membiarkan kakaknya yang menikahinya?Cinta seperti apa yang dimaksud Daniel pada gadis itu. Kinan mulai curiga dengan sikap Daniel yang seperti memiliki sifat yang sulit ditebak.Masuk akal jika Daniel menjebak sang kakak sebab dirinya pun mengiyakan
_______________Dengan sabar dan telaten Darren mengolesi ke dua telapak tangan Nuha dengan salep khusus untuk luka bakar. Perih dan panas menyatu. Lalu dia membalutnya dengan perban. Nuha terpaksa menerima bantuannya meskipun dalam hati merasa tak rela sebab dia menyentuh tangannya. Darurat.Nuha tak bisa melakukan aktifitas dulu beberapa waktu. Beruntung cepat ditangani sehingga kulit tangannya tak sampai melepuh. Hanya saja untuk tetap menjaga area luka yang terkena air panas maka dibalut perban untuk melembabkan.“Makasih,” cetus Nuha membuat jari jemari Darren berhenti saat melilitkan perban.Nuha berterima kasih pada Darren, murni karena dia sudah menolongnya.“Kau harus istirahat. Nanti juga sembuh soalnya sudah keburu dikasih salep. Kalau butuh apa-apa katakan saja padaku! Aku suamimu!” tekan Darren tanpa canggung, seolah memerintah. Dia harus meyakinkan Nuha bahwa dia serius dengan perkataannya dan janji sucinya pada Tuhan dalam bahtera pernikahan. Darren serius soal menjad