Share

aku hanya

"Aku hanya mengutarakan keheranan dan sedikit keberatanku, entah kenapa aku jadinya seperti pembantu di matamu, Mas," jawabku menangis. Aku terjatuh di sudut ranjang lalu tergugu, kehabisan kata kata untuk meluapkan sisi emosionalku.

Pria itu masih berdiri di depanku, Tak seperti dulu, dia selalu tidak tega melihatku menangis dan segera membujuk diri ini untuk tenang dan menghentikan air mata. Berbeda dengan sekarang, dia hanya berdiri saja seperti patung, seakan dia senang menyaksikan diriku yang sedih dan tergugu pilu demi dirinya. Mungkin, rasanya keren sekali jika seorang laki-laki sepertinya diperebutkan oleh dua wanita.

"Apakah aku harus diperebutkan oleh dua lelaki juga agar bisa merasakan sensasi perasaan yang dirasakan Mas Albi sekarang?" Pikiran garang itu muncul di hatiku tiba tiba.

"Sudah jangan menangis!" Dia tidak mengatakannya dengan lembut melainkan setengah bentakan.

"Aku harus pergi, jika kau menangis maka aku akan celaka."

Apa hubungannya menangis dengan celaka?
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
kau yg bodoh aini.
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status