Share

03 - Konsekuensi

Penulis: Bintang_langit
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-17 23:41:09

Fajar mulai menyingsing ketika Vella dan Maria terus berjalan menyusuri jalan setapak yang jarang dilalui. Kaki mereka terasa lelah dan tubuh mereka kedinginan oleh embun pagi. Namun, semangat untuk terus melarikan diri dari cengkeraman Carlos memberikan kekuatan pada setiap langkah mereka.

Maria berhenti sejenak, mengambil napas dalam-dalam. "Kita perlu mencari tempat untuk bersembunyi dan beristirahat, Vella. Kita tidak bisa terus berjalan tanpa henti."

Vella mengangguk, mengakui kebenaran kata-kata Maria. "Tapi di mana? Kita tidak tahu jalan ini."

Mereka melanjutkan perjalanan, berharap menemukan tempat aman. Setelah beberapa saat, mereka melihat sebuah rumah kecil di kejauhan, dikelilingi oleh pepohonan dan semak belukar. Rumah itu tampak seperti pondok tua, tetapi mungkin bisa menjadi tempat persembunyian sementara.

"Di sana," kata Maria, menunjuk ke arah pondok. "Kita bisa beristirahat di sana untuk sementara waktu."

Vella setuju, dan mereka mempercepat langkah menuju pondok tersebut. Mereka membuka pintu kayu yang berderit dan masuk ke dalam. Pondok itu sederhana, dengan beberapa perabotan tua dan sebuah perapian yang sudah lama tidak digunakan. Tetapi itu cukup untuk mereka beristirahat dan merencanakan langkah berikutnya.

Sementara itu, di mansion, Carlos memerintahkan anak buahnya untuk memperluas pencarian. Dia duduk di ruang kontrol keamanan, matanya tidak pernah lepas dari layar monitor. Kegagalan untuk menangkap Vella dan Maria membuatnya semakin marah dan terobsesi.

"Temukan mereka," katanya dengan suara penuh kebencian. "Mereka tidak akan bisa lari jauh."

Anak buah Carlos menyisir setiap jalan dan hutan di sekitar mansion, menggunakan kendaraan dan anjing pelacak untuk mencari jejak mereka. Carlos tahu bahwa waktu tidak berpihak padanya, dan dia tidak akan berhenti sampai berhasil menangkap Vella dan Maria.

Di pondok, Maria dan Vella duduk di dekat perapian, mencoba menghangatkan diri. Vella membuka tas kecil yang dibawa Maria, mencari makanan dan air.

"Kita harus memikirkan rencana berikutnya," kata Vella sambil mengunyah sepotong roti. "Carlos pasti tidak akan berhenti mencariku."

Maria mengangguk. "Aku setuju. Kita harus menemukan cara untuk keluar dari daerah ini dan mencari bantuan. Mungkin kita bisa pergi ke kota terdekat dan melapor ke polisi."

Vella merasa sedikit lega mendengar rencana itu. "Tapi bagaimana kita bisa sampai ke sana tanpa tertangkap?"

Maria mengeluarkan peta yang dia bawa. "Kita akan menggunakan jalan-jalan kecil yang tidak banyak dilalui orang. Aku mengenal daerah ini sedikit, dan aku tahu ada beberapa jalan setapak yang bisa membawa kita ke kota tanpa harus melewati jalan utama."

Vella mengangguk, merasa sedikit lebih optimis. "Baiklah. Kita harus beristirahat sejenak, lalu melanjutkan perjalanan sebelum mereka menemukan kita."

Beberapa jam kemudian, setelah beristirahat dan memulihkan tenaga, Vella dan Maria siap untuk melanjutkan perjalanan. Mereka meninggalkan pondok dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang melihat mereka. Mereka mengikuti peta yang dibawa Maria, berjalan melewati jalan-jalan setapak yang tersembunyi di antara pepohonan dan semak belukar.

Perjalanan terasa melelahkan, tetapi Vella dan Maria terus berjalan dengan tekad yang kuat. Setiap suara dan gerakan di sekitar mereka membuat mereka semakin waspada. Mereka tahu bahwa penjaga Carlos mungkin saja berada di dekat mereka.

Di mansion, Carlos menerima laporan dari salah satu anak buahnya. "Tuan, kami menemukan jejak mereka di dekat hutan belakang. Mereka menuju arah barat."

Carlos tersenyum dingin. "Bagus. Kejar mereka dan bawa mereka kembali. Jangan biarkan mereka lolos."

Anak buah Carlos segera bergerak, mengikuti jejak yang ditemukan. Mereka mempercepat langkah, berusaha mengejar Vella dan Maria sebelum mereka berhasil melarikan diri lebih jauh. Carlos memutuskan untuk ikut dalam pengejaran, memastikan bahwa dia akan melihat sendiri saat Vella tertangkap kembali.

Sementara itu, Vella dan Maria akhirnya melihat cahaya kota di kejauhan. Mereka merasa lega dan bersemangat, tetapi mereka tahu bahwa bahaya masih mengintai.

"Kita hampir sampai," kata Maria dengan suara penuh harapan. "Kita bisa mencari kantor polisi dan meminta bantuan."

Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara kendaraan terdengar dari arah belakang. Vella dan Maria berhenti sejenak, melihat beberapa mobil hitam mendekat dengan cepat. Jantung mereka berdetak kencang, menyadari bahwa mereka mungkin telah ditemukan.

"Bersembunyi!" bisik Maria dengan panik. Mereka berlari menuju semak belukar di pinggir jalan, berusaha menyembunyikan diri dari pandangan kendaraan yang mendekat.

Mobil-mobil itu berhenti di dekat tempat mereka bersembunyi. Penjaga-penjaga Carlos keluar dari mobil, membawa senjata dan senter. Mereka mulai menyisir area tersebut, mencari Vella dan Maria dengan teliti. Carlos keluar dari salah satu mobil, wajahnya dingin dan penuh determinasi.

Vella menahan napas, berharap mereka tidak ditemukan. Maria memegang tangan Vella erat-erat, berusaha memberikan kekuatan. Mereka tahu bahwa ini adalah momen penentuan. Jika mereka ditemukan sekarang, semua usaha mereka akan sia-sia.

Carlos berjalan mendekati tempat Vella dan Maria bersembunyi. Vella bisa merasakan keberadaan Carlos semakin dekat. Dia meremas tangan Maria, mencoba memberikan sinyal untuk tetap tenang.

Namun, sebelum mereka bisa bergerak, Carlos menemukan mereka. Dengan senyum dingin di wajahnya, dia mengarahkan pistol ke arah mereka. "Keluar dari tempat persembunyian kalian," katanya dengan suara tegas.

Vella dan Maria tidak punya pilihan. Mereka keluar dari tempat persembunyian dengan tangan terangkat, mencoba menunjukkan bahwa mereka tidak berbahaya. Carlos mendekat, matanya penuh kebencian.

"Kalian pikir bisa melarikan diri dariku?" katanya dengan suara penuh amarah. "Kalian salah besar."

Vella mencoba untuk tetap tenang. "Carlos, tolong, biarkan kami pergi. Kami tidak akan melaporkanmu. Kami hanya ingin bebas."

Carlos tertawa dingin. "Bebas? Kalian tidak akan pernah bebas dari aku. Aku akan memastikan kalian membayar setiap upaya kalian untuk melarikan diri."

Dia memberikan isyarat kepada anak buahnya untuk menangkap Vella dan Maria. Mereka diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil. Carlos memandang mereka dengan tatapan yang tidak bisa ditebak.

"Kalian akan kembali ke mansion, dan kali ini, aku akan memastikan kalian tidak akan pernah bisa melarikan diri lagi," katanya dengan suara dingin.

Di dalam mobil, Vella dan Maria duduk berdampingan dengan tangan terborgol. Mereka saling bertukar pandang, mencoba mencari kekuatan satu sama lain. Ketakutan dan ketidakpastian menghantui pikiran mereka.

Setibanya di mansion, Carlos mengeluarkan Vella dan Maria dari mobil dengan kasar. Dia memegang pistolnya dengan erat, tatapannya tajam dan penuh kebencian. "Ini adalah peringatan terakhir kalian," katanya dingin.

Sebelum Vella sempat menyadari apa yang terjadi, Carlos mengarahkan pistolnya ke kepala Maria dan menembak tanpa ragu. Suara tembakan menggema di udara, dan Maria jatuh ke tanah dengan darah mengalir dari kepalanya.

Vella berteriak, air matanya mengalir deras. "Tidak! Maria!"

Carlos memandang Vella dengan tatapan dingin. "Ini yang terjadi jika kau berani melarikan diri lagi. Ingatlah ini baik-baik, Vella. Aku tidak akan segan-segan membunuh siapapun yang mencoba membantumu."

Vella terisak, merasakan ketakutan yang mendalam. Maria tergeletak tak bernyawa di hadapannya, menjadi korban kebengisan Carlos. Dia menyadari bahwa dia sekarang benar-benar sendirian dalam menghadapi tirani Carlos.

Carlos menyuruh anak buahnya untuk membawa tubuh Maria dan membersihkan tempat itu. Dia lalu menggenggam tangan Vella dengan kasar dan menyeretnya kembali ke dalam mansion. "Kau milikku, Vella. Dan kau tidak akan pernah bisa melarikan diri dariku."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   18

    Carlos duduk di ruang kerja pribadinya, dikelilingi oleh dinding yang dihiasi lukisan-lukisan antik. Meja besar di depannya dipenuhi dengan dokumen-dokumen penting, namun pikirannya jauh dari urusan bisnis. Pikiran Carlos sepenuhnya tertuju pada Sofia dan pengkhianatannya. Ia tahu pria yang baru saja dihajarnya bukan satu-satunya yang Sofia sembunyikan. Sofia pintar dan licik, tetapi Carlos lebih berbahaya.Ia mengangkat telepon dan menekan tombol cepat yang langsung terhubung dengan salah satu anak buahnya. "Aku ingin laporan lengkap tentang setiap gerak-gerik Sofia. Semua yang dia lakukan, siapa yang dia temui, setiap panggilan telepon, semuanya," perintahnya dengan suara dingin."Saya mengerti, Tuan Carlos. Tim sedang melacaknya sekarang," suara di seberang menjawab dengan patuh.Carlos menutup telepon dan bersandar di kursinya, menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Pikirannya dipenuhi dengan kebencian dan rasa pengkhianatan. "Sofia," gumamnya pelan, suaranya hampir seperti

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   17

    Carlos meninggalkan penjara bawah tanah itu dengan wajah dingin tanpa sepatah kata pun. Saat dia menaiki tangga menuju lantai atas markasnya, pikirannya masih dipenuhi oleh rasa pengkhianatan dari Sofia. Namun, sekarang fokusnya kembali pada rencana besarnya, yang melibatkan Vella. Dia tidak boleh terganggu oleh rasa marah pada Sofia, setidaknya tidak untuk saat ini.Sementara itu, di mansion mewah, Vella duduk di kursi dekat jendela besar yang menghadap ke taman luas. Matanya memandang jauh keluar, meski pikirannya berkecamuk memikirkan bagaimana dia bisa keluar dari situasi mengerikan ini. Perasaan terjebak di mansion mewah itu membuatnya merasa terasing, walaupun dia tahu bahwa Carlos menjaga setiap gerak-geriknya.Tiba-tiba, pintu kamar terbuka, dan sosok Carlos muncul, kali ini tanpa tampak amarah yang biasa terlihat di wajahnya. Dia tampak tenang, bahkan terlalu tenang. Vella langsung merasa gelisah, tetapi dia berusaha tetap tenang di hadapan Carlos."Aku membawakanmu sesuatu,"

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   16

    Sofia berjalan cepat keluar dari mansion mewah Carlos, matanya dipenuhi dengan kepuasan dan rencana licik yang mengiringi setiap langkahnya. Dia tahu Carlos sibuk dengan rencananya, fokus pada Vella dan masa depan yang diimpikannya untuk kerajaan kriminalnya. Sofia, dengan kecantikan mematikannya, merasa bebas untuk melakukan apapun yang dia mau. Termasuk bertemu dengan pria yang saat ini mengisi ruang kosong dalam hidupnya seorang pria yang mampu memberikan gairah yang Carlos sudah lama tidak berikan.Sofia tiba di sebuah hotel mewah yang tersembunyi di pusat kota. Tempat ini bukan hotel biasa, tapi sebuah lokasi rahasia yang sering digunakan oleh para pengusaha kaya dan orang-orang berkuasa untuk urusan pribadi yang tidak ingin diketahui publik. Ketika Sofia tiba di suite yang sudah dipesan, pacarnya sudah menunggu, duduk santai di atas ranjang besar dengan senyum menggoda."Ku pikir kau tidak akan datang," ucap pria itu sambil mendekati Sofia dan menariknya ke dalam pelukannya.Sof

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   15

    Vella menatap nampan makanan yang baru saja dibawa oleh pelayan. Meski tubuhnya lemah, pikirannya masih penuh dengan kegelisahan. Sesuatu terasa tidak benar di mansion ini, dan dia tidak tahu siapa yang bisa dia percayai. Apakah Carlos benar-benar melindunginya, ataukah dia hanya peduli pada bayi yang dikandungnya?Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Vella. Dia mengangkat kepala, dan di ambang pintu berdiri Carlos dengan tatapan tajam namun tak terbaca."Kau sudah makan?" tanyanya sambil berjalan masuk, tidak menunggu jawaban Vella. Dia memandang nampan makanan di meja yang belum disentuh.Vella menggigit bibirnya, ada sesuatu yang ingin dia katakan, tapi dia ragu-ragu. Selama ini Carlos tidak pernah benar-benar peduli dengan apa yang ia inginkan. Namun, kali ini, dia ingin mencoba."Aku... sebenarnya ingin sesuatu yang lain," ucap Vella pelan, matanya sedikit menunduk, takut menatap Carlos langsung.Carlos mengerutkan alis. "Apa yang kau inginkan?""Aku... aku ingin makan seafood

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   14

    Pagi berikutnya, suasana di mansion terasa jauh lebih sunyi daripada biasanya. Vella masih terbaring lemah di kamar, dan tubuhnya belum sepenuhnya pulih dari kejadian kemarin. Walaupun Carlos telah memberikan perintah agar ia tidak perlu lagi melakukan pekerjaan rumah, bayangan ancaman Sofia terus membayangi pikirannya.Carlos pergi lebih awal dari biasanya pagi itu, meninggalkan Vella dengan pikiran berkecamuk. Meskipun tubuhnya terasa lebih baik, perasaan tidak tenang terus menghantui dirinya. Carlos tidak menunjukkan reaksi yang ia harapkan tentang kehamilannya. Sikap dinginnya tetap sama, meski ada sesekali perhatian yang muncul. Namun, di balik semua itu, Vella masih merasakan kehampaan di hatinya.Sofia, seperti biasa, tidak melewatkan kesempatan untuk mengganggu Vella. Setelah memastikan Carlos sudah pergi, ia masuk ke kamar Vella tanpa mengetuk. Senyumnya tampak manis, tetapi Vella tahu di balik itu tersembunyi niat jahat."Bagaimana kabarmu pagi ini, ibu hamil?" kata Sofia de

  • Dipaksa Hamil Mafia Kejam   13 - Pingsan

    Pagi ini, suasana di mansion terasa lebih sunyi dari biasanya. Carlos sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor. Aku mengamati dari jauh saat dia mengenakan jas hitamnya yang sempurna, dengan ekspresi dingin yang biasa terpancar di wajahnya. Sudah lebih dari satu bulan sejak Sofia datang ke mansion, dan selama itu pula Carlos terus menjaga jarak dariku.Aku merasa tubuhku semakin lemah, dengan rasa mual yang sering muncul setiap pagi. Aku sudah menduga bahwa aku hamil, tapi belum ada waktu yang tepat untuk memberi tahu Carlos. Ditambah lagi, kehadiran Sofia membuat segalanya semakin rumit.Sejak Carlos membawa sofia ke mansion, Sofia seolah mengambil alih seluruh mansion ini. Dan yang lebih buruk, aku diperlakukan seperti seorang pembantu. Tidak ada hari tanpa Sofia mengerjaiku, membuatku melakukan pekerjaan yang bahkan seharusnya bukan tanggung jawabku."Vella, Cuci semua pakaian di kamar tamu, bersihkan seluruh lantai, dan pastikan dapur ini berkilau sebelum sore," katanya dengan nad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status