Share

XI

Amanda tampak berpikir sejenak, kemudian ia memeras kain steril itu sambil membuka mulutnya dan menelan cairan merah yang menetes dari perasan itu.

Rion berdecih. “Kau bisa saja menahan cairan itu dengan lidahmu.”

Mendengar Rion yang tampak kurang puas dengan cara pembuktiannya, Amanda kembali memeras kain kemerahan itu dan meneteskan ke matanya, tak lupa ia juga meneguk sedikit cairan merah di cawan yang berada di atas meja.

Rion tersenyum saat melihat kerutan di dahi gadis berkulit putih itu. Amanda tampak menahan mati-matian rasa pahit yang sekarang menjalar di lidahnya. Gadis itu berdiri tegak di hadapan Pangeran Hitam, menunggu jikalau ada reaksi dari tindakannya barusan. Beberapa menit berlalu, Amanda mulai tampak gugup karena tatapan tajam Illarion yang seolah mempelajari dirinya.

“Menjijikan, kulit yang putih seperti ular derik seperti kata Gisella, pasti ia berpikir seperti itu,” batin Amanda sambil menunduk memperhatikan kulitnya. “Dan rambu

missingty

Terimakasih telah membaca ceritaku. Tolong dukung aku dengan masukan buku ke dalam rak baca , VOTE, dan berikan bintang lima ya. Setiap dukungan sangat berarti untuk Author, sayang kalian banyak-banyak.

| 10
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (31)
goodnovel comment avatar
Andhini Aurelya
sukaaa ceritanya,,,
goodnovel comment avatar
Cheng Gow
males klu begini .baru baca harus beli koin.
goodnovel comment avatar
Haliza mohd ghazali
semakin menarik utk dibaca
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status